Lentera Keluarga – Setiap Pribadi Berharga

0
636 views

Tahun A-2. Minggu Biasa XIX

PW.  Santa Klara

Selasa, 11 Agustus 2020. 

Bacaan: Yeh 2:8-3:4; Mzm 119:14.24.72.103.111.131; Mat 18:1-5.10.12-14 

Renungan: 

DALAM Injil hari ini, Tuhan Yesus mengajarkan dua hal kepada para muridNya tentang Kerajaan Surga.  Keduanya berbicara mengenai “ Hidup yang berharga di mata Allah” . 

“Menjadi seperti anak kecil” tidak sama dengan bersikap kanak-kanak atau innocent. “Menjadi seperti anak kecil” secara rohani itu berbicara soal “perendahan vs peninggian” di hadapan Tuhan. “Menjadi anak kecil” adalah sebuah nilai hidup rohani yang berarti kerendahan hati, percaya, kesediaan untuk belajar, sukacita, tulus dan lurus hati yang mau menunjukkan keutamaan iman. “Menjadi anak kecil” berarti melihat hidup kita ini adalah berharga di mata Bapa kita. Ia berjuang dan bekerja untuk kehidupan, kebaikan dan masa depan kita. 

Perjuangan Allah itu digambarkan oleh Tuhan Yesus dengan gambaran seorang gembala yang tidak mau kehilangan satupun dombanya; ini terjadi karena domba itu bukan ‘aset” tetapi “ada nilai/arti kesayangan” dalam hidup gembala. Allah yang mencari yang sendiri, kesepian, tertinggal karena kesulitan atau keterbatasan.  Siapapun kita, bagaimanapun kondisi kita, dan dengan cara apa kita hadir di dunia ini, tidaklah begitu penting bagi Allah; Allah menyayangi kita dan melihat hidup kita bergitu berharga; Ia tidak mengecualikan siapapun untuk masuk dalam kawanan dan tinggal bersamaNya.  

Jika hidup kita begitu berharga di mata Allah, pertanyaanlah apakah aku memandang juga hidupku indah di matanNya, pantas untuk dicintaiNya dan berharga. Allah memikirkan dan mengusahakan kebaikan dan masa depan kita. Janganlah kita tidak menghargainya dengan menghancurkan diri sendiri karena peristiwa buruk masa lalu dan keterbatasan atau kesulitan kita. Kita seharusnya bersyukur dan juga semakin bertanggungjawab dengan mencintai dan merawat diri kita sendiri. 

Demikian juga kita sebagai anak di mata keluarga kita. Sebagai anak, kita mungkin jarang mendengarkan gambaran perjuangan dan jerih payah orang tua kita dalam membesarkan, mendidik dan memberikan masa depan kepada kita. Sebagai syukur dan terima kasih, kitapun juga bersungguh-sungguh untuk mengusahakan masa depan kita dan pada saatnya merawat dan mencintai orang tua yang telah berjuang luar biasa dalam hidup kita. Hidup kita berharga dimata mereka; demikian juga hidup mereka berharga di mata kita. 

Kontemplasi:

Gambarkanlah makna yang terkandung dalam pengajaran mengenai “menjadi anak kecil” dan “gembala yang mencari domba yang hilang.” 

Refleksi:

Bagaimana kesadaran akan cinta Allah pada diriku kuwujudkan dengan syukur dan kesungguhan untuk mencintai dan merawat diriku, mengusahakan yang terbaik dalam hidupku?

Doa:

Ya Bapa, syukur dan terima kasih atas kasih dan setiaMu yang membangkitkan dan menyemangatiku untuk terus mengusahakan yang terbaik sebagaimana Engkau impikan dariku. Amin. 

Perutusan:

Siapapun anda dan bagaimana anda datang ke dunia ini, diri anda itu berharga di mata Allah yang berjuang untuk hidup dan masa depan anda. Bersyukur, optimis dan berjuanglah sebagai anak bersama Bapa yang mengasihi anda.

(Morist MSF)Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here