PAUS Leo XIV lahir di Chicago, Illinois, Amerika Serikat, dengan nama asli: Robert Francis Prevost. Dalam keluarga, ia sering dipanggil “Rob”.
Adaure Achumba mewawancarai seorang pria dari Port Charlotte yang mungkin mengenal Paus Leo XIV lebih baik dari siapa pun. Lou Prevost, kakak kandung Paus Leo, berbagi beberapa cerita luar biasa. Lou mengenang masa kecil Paus Leo yang dulu dipanggil “Rob” dan bagaimana ia sering menggoda adik kandung si bungsu dalam keluarganya.
“Ia itu adik laki-laki saya yang bodoh,” katanya sambil tertawa, lalu menambahkan bahwa saat anak-anak lain bermain bergaya layaknya polisi dan perampok, Rob justru ingin bermain menjadi imam.
Bolehkah aku memberimu komuni?
“Bolehkah aku memberi kamu komuni?” kenangnya, saat Rob kecil menirukan upacara gereja.
Meski begitu, Lou mengakui bahwa ia sangat kagum melihat adiknya kini dikenal oleh miliaran orang di seluruh dunia. “Waktu kami bicara dengannya, aia bilang, ‘Aku sebenarnya tidak perlu melakukan ini, tapi kalau ini kehendak Tuhan, aku akan lakukan’. Saya rasa dia tidak akan langsung membuat banyak perubahan. Sepertinya dia akan melanjutkan arah yang telah ditempuh oleh Paus Fransiskus,” kata Lou.

Lou pernah bertemu dengan adiknya di Roma, saat Paus Leo menjabat sebagai Prefek Dikasteri Para Uskup – biro Vatikan yang bertanggungjawab dalam pemilihan uskup-uskup baru. Dalam peran itu, Paus Leo membuat sejarah dengan melibatkan perempuan dalam proses tersebut untuk pertama kalinya.
“Ia mendatangi beberapa perempuan dan berkata, ‘Aku ingin kalian membantuku. Ceritakan tentang orang-orang ini. Apa pendapat kalian?’” ujar Lou.
Meski demikian, ia tidak yakin bahwa adiknya akan membolehkan perempuan menjadi imam. Kini, Lou tidak tahu kapan ia bisa bertemu adiknya lagi.
“‘Hei, aku saudara Paus. Boleh dong aku menemuinya?’” katanya sambil menirukan bagaimana rasanya menelepon ke Vatikan. “Rasanya kami bisa benar-benar kehilangan hubungan dengan dia.”
Namun Lou bercanda, jika ia bisa bicara dengan adiknya sekarang, ia ingin meminta satu hal sebagai tindakan pertama Sang Paus.
“Datang dulu ke Florida,” gurau Lou. “Sempatkan mampir, karena siapa tahu kapan kamu bisa kembali lagi.”
Lou mengaku tidak pernah benar-benar menyangka bahwa adik kecilnya bisa menjadi Paus – apalagi karena usianya masih di bawah 70 tahun dan berkewarganegaraan Amerika.
Tapi, menurut Lou, Paus Leo XIV telah menghabiskan sebagian besar hidupnya melayani di luar wilayah Amerika Serikat. Hal itu menjadikannya salah satu Paus asal Amerika yang paling “tidak Amerika”.
Lou yang humoris hanya berharap Tuhan -dan adiknya- bisa memaafkannya, karena dia sering melakukan perundungan main-main terhadap Paus Leo XIV saat dia masih kecil.
Baca juga: John Prevost: Paus Leo XIV sejak kecil sudah diramal akan jadi Paus Amerika pertama (64)