Manusia Silver

0
383 views
Carilah makanan yang tidak membawa kebinasaan, by Vatican News

Sabtu, 20 Mei 2023

  • Bacaan I : Kis. 18: 23-28
  • Mazmur : 47:2, 6-9, 10
  • Injil : Yoh 16: 23b-28

KETIKA beban hidup terasa berat dan awan gelap menyelimuti setiap langkah.

Tidak sedikit orang yang frsutasi, hingga cenderung mudah tersulut emosi dan menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah.

Apalagi orang yang hidup di jalanan. Suasana jalanan yang panas terik dan pengab karena bising kendaraan menambah orang sulit menemukan ketenangan dan kesabaran.

Jangankan bertindak penuh kasih, untuk bisa menahan diri supaya tidak bertindak berlebihan saja jika bisa sudah bersyukur.

Demikian yang terjadi di salah satu kota di Jawa timur baru-baru ini. Dua manusia silver mengeroyok pengendara sepeda motor.

Saat lewat di dekat korban, secara tidak sengaja manusia silver itu menyenggol kaca spion motor korban.

Korban yang mengira hal itu disengaja akhirnya menegur manusia silver.

Sementara manusia silver yang merasa tidak sengaja juga melakukan pembelaan, sehingga terjadi cekcok mulut.

Tak lama kemudian, cekcok mulut tersebut berlanjut menjadi aksi saling pukul. Awalnya aksi saling pukul tersebut satu lawan satu.

Namun, satu manusia silver lainnya yang berada di lokasi kejadian membantu temannya, sehingga terjadi aksi pengeroyokan.

Kekerasan terjadi saat orang terjepit.

Manusia silver, demi menyambung hidup rela mengambil wujud manusia yang lain.

Meninggalkan manusia sejatinya, karena bagi mereka manusia sejati sudah tidak lagi mendukung hidupnya.

Tubuh raga dan jiwa yang dia terima dari Allah justru dirasakan sebagai beban dan penghambat dia mengakais rezeki hingga dia mengubah diri menjadi manusia “tanpa rasa” manusia silver.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku.”

Sejatinya kita semua termasuk manusia “silver” dapat meniti hidup ini karena kasih Tuhan yang Mahamurah.

Kita telah diberi berbagai karunia yang tidak terhingga dari Allah yang Mahamurah.

Karunia Allah itu bukan hanya untuk diri sendiri, namun juga untuk sesama yang membutuhkan.

Kita diajak untuk berani berkorban dan berbagi untuk sesama yang sangat membutuhkan dengan berbagai cara.

Cinta dapat dibuktikan lewat tindakan, yang mungkin tidak mampu terlihat dengan mata.

Doa adalah bentuk kasih paling tulus yang bisa diberikan kepada sesama.

Ketika kita tulus mencintai seseorang, kita pasti rela mendoakan seseorang yang kita cintai.

Yesus telah memberikan teladan dan kita disadarkan bahwa mencintai sesama dapat kita lakukan dengan cara memberikan yang terbaik dari diri kita.

Kita diajak untuk peduli kepada sesama yang membutuhkan uluran tangan kita.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku mau berbagi harapan dengan sesamaku?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here