Melihat Hal-hal yang Lebih Besar

0
470 views
Sadar by romo suhud

Rabu, 24 Agustus 2022

  • Why. 21:9b-14.
  • Mzm. 145:10-11,12-13ab,17-18.
  • Yoh. 1:45-51.

SUARA hati menjadi penuntun langkah dalam kehidupan ini.

Pikiran yang timbul dan dorongan hati yang terungkap dalam kata sering kali menjadi nyata dalam kehidupan kita.

Isi hati dan pikiran kita yang terungkap dalam kata-kata tidak hilang begitu saja.

Kata-kata yang keluar dari mulut kita ini didengar dan dicatat oleh semesta, hingga seakan ada daya serta potensi untuk terjadi sesuai dengan apa yang kita katakan.

Jika kata-kata baik yang keluar dari mulut kita, maka akan menjadi berkat dalam kehidupan ini, baik pribadi maupun bagi orang lain.

Namun jika yang keluar dari mulut kita, kata-kata amarah bahkan sumpah serapah, maka akan berkembang bahkan kembali menjadi kutuk bagi hidup kita.

Kata-kata yang tepat dan menyentuh hati akan membuat kesan mendalam bahkan bisa menggugah dan mengubah hidup kita maupun hidup sesama.

“Saya cukup hati-hati dalam berbicara karena seringkali yang kita omongkan menjadi kenyataan,” kata seorang bapak.

“Beberapa kali saya catat dalam ingatanku, bahwa ada kejadian-kejadian yang sebelumnya tanpa sadar kami bicarakan dan omongkan tiba-tiba terjadi seperti yang kami bicarakan,” lanjutnya.

“Sebagai contoh, waktu itu, saya akan berangkat mengunjungi saudara yang sakit di luar kota,” kisahnya.

“Awalnya saya mau naik motor, tetapi tiba-tiba ketika sudah jalan dengan motor lebih lima menit, terpikir untuk membawa mobil dan saya lalu balik, muncul dalam pikiran mungkin saja nanti perlu kendaraan untuk mereka,” lanjutnya.

“Saat di rumah saudara yang sakit, tiba-tiba ada kejadian yang tak terduga. Ketika kami sedang ngobrol ada berita anaknya kecelakaan kendaraan dan dibawa ke rumah sakit,” ujarnya.

“Dengan segera kami berangkat, tanpa repot cari kendaraan,” lanjutnya.

“Kejadian itu, semakin menguatkan saya bahwa sekecil apa pun suara hati hendaknya didengar dan diikuti,” tegasnya.

“Karena mendengarkan suara hati dan pikiran serta mengikutinya sering kali menuntun dan membantu kita untuk berjumpa dengan pengalaman istimewa,” ujarnya.

Dalam bacaan Inji hari ini kita dengar demikian,

Kata Filipus kepadanya: “Mari dan lihatlah.” Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya.”

Kata Natanael kepada-Nya: “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya: “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.”

Relasi kita dengan Tuhan Yesus dan Injil-Nya mestinya tidak hanya terbatas pada hal-hal lahiriah saja tetapi harus menuju kepada persatuan kita dengan-Nya.

Persatuan itu kita temukan dalam keheningan batin kita untuk menangkap maksud dan kehendak-Nya dalam hidup kita.

Perjumpaan dalam batin inilah yang akan mendorong kita untuk mengalami pengalaman dituntun dan dibimbing Tuhan dalam kehidupan sehari-hari .

Melalui hati kita ini, Tuhan telah mempersiapkan kita untuk melihat hal-hal yang lebih besar dalam kehidupan ini.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku mengikuti suara Allah yang saya tangkap dalam hati ini?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here