Memahami Ekaristi dalam Kisah Yesus Beri Makan 5.000 Orang

0
1,345 views

[media-credit name=”sthedwigbucktown.org” align=”alignright” width=”300″][/media-credit]DALAM kisah Yesus memberi makan 5.000 orang dipakai kata “roti” untuk menyebut ujud kelihatan dari ekaristi. “Roti”  kerap dipertautkan dalam hubungannya dengan “anggur”.
Sering dijelaskan bahwa bagi orang yang hidup di dunia  Alkitab dulu atau dalam kebudayaan sana, roti dan anggur ialah makanan dan minuman sehari-hari.

Seperti nasi dan teh bagi orang sini. Masuk akal, tapi tidak seluruhnya tepat. Malah keterangan itu tidak mengajarkan yang penting.

Roti dan anggur yang dipakai dalam ekaristi Gereja Awal terasa sama “tak biasa”-nya juga bagi mereka kendati kata “roti” bagi mereka merujuk pada makanan sehari-hari.

Persembahan yang dibawa ke dalam perayaan menjadi hal yang tidak biasa lagi. Bentuknya, apalagi peran-perannya, sudah berubah. Maka di kemudian hari untuk “roti” dipakai kata Latin “hostia” yang artinya bahan yang dipersembahkan sebagai kurban.

Bukan lagi roti yang dimakan untuk pada waktu bersantap, juga anggur bukan lagi yang biasa diteguk selama makan. Perjamuan malam terakhir Yesus bersama murid-muridnya kiranya juga bukan resepsi perpisahan dengan makan malam, melainkan doa bersama yang dilakukan dengan khidmat.

Ekaristi dengan roti dan anggur itu ibadat yang dirayakan untuk memperingati dia yang telah wafat untuk menebus kemanusiaan dan telah bangkit – telah berhasil. Oleh karenanya ikut dalam ibadat ini membuat orang berbagi pengampunan dosa.

Sisi yang “luar biasa” itu selayaknya diakui sepenuhnya. Yang luar biasa itu kini justru menjadi makanan dan minuman. Kita diajak masuk ke dalam hidup yang bukan sehari-hari dan memperoleh bekal kekuatan rohaninya bagi hidup di dunia nyata ini. Karena itu liturgi ekaristi dapat menghadirkan yang keramat di dalam yang sehari-hari.

Memahami ekaristi
Kisah Yesus memberi makan lima ribu orang ini mengisahkan kejadian yang tidak biasa. Namun ketakwajaran ini disampaikan untuk membuat orang semakin memahami ekaristi yang biasa mereka lakukan.

Jelas bukan kisah untuk membangkitkan rasa ingin melihat mukjizat yang ada di sana Pembaca diminta menengok kehidupan mereka sebagai pengikut Yesus – yang waktu itu sudah lazim menjalankan ekaristi – dengan bantuan kisah Yesus memberi makan orang banyak ini.

Dan mereka akan semakin menemukan yang luar biasa, yakni hadirnya yang ilahi di tengah-tengah umat Kehadiran yang dapat mengisi ruang batin ini akan menjadi sumber kekuatan yang dapat diteruskan kepada siapa saja dan tak bakal habis. (Selesai)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here