Jumat, 26 November 2021
Dan. 7:2-14.
Mzm.Dan.3:75-81.
Luk.21:29-33
KEBIJAKSANAAN dianugerahkan Allah kepada manusia, supaya manusia bisa menilai tanda-tanda zaman dalam kehidupan ini.
Melalui akal budi dan hikmah yang dimilikinya, manusia mampu mengetahui perubahan iklim, aneka musim, masa panen, bahkan gerak dinamika makhluk hidup lainnya.
Kemampuan mengetahui tanda-tanda zaman itu tidak hanya sekadar untuk kepentingan hidup sehari-hari, namun juga untuk mengembangkan kecakapan rohani.
Kecakapan rohani itu diperlukan untuk membaca ke arah mana sebenarnya Tuhan akan menuntun hidup kita.
“Kalau saja saya mengikuti nasihat orangtuaku dulu, saya tidak akan hidup seperti ini,” kata seorang ibu.
“Bapak dan ibuku sudah memberitahu berulang-ulang untuk berhati-hati memilih pasangan hidup, tetapi saya seakan dibutakan oleh cinta,” lanjutnya.
“Saya akhirnya menikah dan orangtuaku merestuinya, karena bagaimana pun saya yang akan menjalani,” ujarnya.
“Setelah pernikahan, saya pindah ke luar pulau mengikuti suamiku,” lanjutnya.
“Manisnya hidup pernikahan hanya saya rasakan sebentar, karena suamiku mata keranjang, dan punya relasi dengan banyak perempuan. Hingga puncaknya ia menikah lagi,” katanya
“Saya tidak bisa menerima perilakunya dan dengan luka hati dan kesedihan yang mendalam, saya putuskan untuk pisah dan meninggalkan suamiku,” ujarnya.
“Bapak ibu tahu bahwa kenyataan ini akan terjadi pada kami, karena sikap dan tindakan suamiku sudah terbaca oleh orangtuaku sejak kami pacaran,” ujarnya lagi.
“Seandainya saja dulu saya mendengar dan mengikuti nasihat orangtuaku saya tidak akan hidup dengan derita seperti saat ini,” katanya.
Dalam bacaan Injil kita dengar demikian.
“Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya terjadi.
Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.”
Sabda Tuhan ini mengajari kita bahwa kehidupan ini akan selalu berubah, bisa ke arah negatif maupun ke arah positif.
Kehidupan kita bisa berubah menjadi sangat sukar, menyakitkan atau membingungkan, tetapi juga bisa menjadi begitu bahagia dan sejahtera.
Bila hal tersebut terjadi atas kita, kita harus selalu sadar bahwa Tuhan selalu beserta kita. Baik dalam untung maupun malang.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku bisa membuka hati untuk belajar dari pengalaman orang lain?