Home BERITA Mendadak Viral di Medos: Kebun Jeruk Biara BHK Malang

Mendadak Viral di Medos: Kebun Jeruk Biara BHK Malang

0
Kebun jeruk di Biara Frateran BHK Malang. (Laurensius Suryono)

KAGUM akan buah jeruk yang menggelantung berwarna kuning dan tumbuh lebat pada carang-carangnya. Pada setiap pohonnya ada puluhan buah jeruk. Maka,  setiap mata yang datang dan melihat pasti akan mengagumi karya baik Tuhan ini.

Untuk tahun 2019, jeruk keprok ini sudah mulai berbuah sejak bulan Mei dan sampai sekarang masih terus menghasilkan buah. Boleh dikata bulan Juni-Juli memasuki masa panen raya.

Hasil jeruk yang melimpah ini mendadak viral via media sosial beberapa grup medsos  memposting  kebun jeruk ini sehingga banyak orang datang ingin membuktikan dengan memetik sendiri langsung dari pohon buahnya.

Sensasi memetik buah memang terasa terlebih, ketika melihat yang berwarna kuning-kuning masih menggelantung di depan mata.

Banyak tamu pembeli datang baik dari sekitar Malang maupun rombongan dari luar kota yang diantar oleh para pemandu.

Mereka boleh masuk ke kebun jeruk yang luasnya sekitar 5.000 M² dengan jumlah pohon sekitar 450 pohon jeruk, 300 pohon sedang berbuah dengan lebatnya.

Para bapak tani penggarap menyambut tamu dengan menyediakan tas/keranjang atau kaleng besar dan gunting pemotong. Dan bisa ditebak, para tamu akan memetik melebihi kebutuhannya karena keasyikan dan kekagumannya atas buah jeruk yang sangat manis ini.

Menurut Pak Hari, Pak Bambang dan Pak Kanari –mereka ini adalah para petani penggarap yang merawat jeruk di Komplek Biara Bunda Hati Kudus (BHK) Malang, pohon keruk keprok ini sangat cocok tumbuh di sini yang ketinggian tanahnya sekitar 600M DPL karena beberapa faktor antara lain.

Yakni, tanah yang subur, tersedia air bersih, udara yang bebas dari polusi dan tersedianya pupuk kandang dari daerah sekitar yang akan ditaburkan di sekitar pohon jeruk, namun masih dibantu dengan obat-obatkan kimia untuk mengusir hama pada batang dan daun-daunnya.

Faktor keterampilan ketekunan dan ketelatenan para petani penggarap juga perlu diacungi jempol, demikian Frater Stanis BHK.

Frater Stanis BHK.

Usia pohon jeruk ini masih muda baru 4 tahun, ketika usia dua tahun pohon jeruk sudah menghasilkan buah, namun belum dipanen justru banyak buah yang dipetik ketika masih muda dan dibuang dengan maksud memberi kesempatan agar batang pohon tumbuh lebih besar dan kuat.

Sekali lagi, menurut bapak-bapak tani penggarap, pohon jeruk ini dapat bertahan menghasilkan buah-buah yang baik sampai dengan sekitar 15-20 tahun asal dirawat dengan baik.

Buah jeruk yang sedang melimpah ini juga dibeli oleh tengkulak dari sekitar Kota Malang untuk dijajakan di lapak-lapak pinggir jalan. Sekali datang, tengkulak bisa membawa hasil panenan satu setengah ton jeruk.

Prasasti Museum Zoologi di Frateran BHK Malang.

Frater Stanis BHK yang bertindak sebagai manajer pemasaran siang itu ada di tengah kebun jeruk dan HP selalu dipegang serta sering kali berbunyi. “Ada yang bertanya tentang lokasi kebun jeruk ini”, “Minta dikirim beberapa kg jeruk ke alamat yang disebut dalam HP”, dan “informasi akan kedatangan tamu untuk berkunjung ke kebun jeruk”

Frater Stanis BHK yang juga seorang organis dan sering melayani di Gereja Katedral Malang dan Gereja Santo Andreas Malang menerangkan bahwa dengan viralnya kebun jeruk milik Biara BHK ini menggembirakan.

Itu karena akan berdampak pula dengan pengenalan akan Biara Frateran BHK Malang dan kunjungan ke Museum Zoologi yang berada dalam satu area dengan Biara BHK Malang.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version