Mengukur Mutu Sekolah Katolik

0
1,705 views

“Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya, ‘Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.’” (Mrk 10, 21)

SATU  tim dari universitas di Semarang membuat riset untuk delapan sekolah Katolik. Mereka mengumpulkan data, memilih responden, melakukan wawancara secara mendalam dan membuat analisa dengan menggunakan metode SWOT.

Hasil riset menunjukkan bahwa ada satu sekolah tidak mempunyai kelemahan. Hasil ini justru menimbulkan suatu tanda tanya, “Betulkah sekolah itu memang sempurna dan tidak mempunyai kelemahan?”

Umumnya, kelemahan atau kekurangan selalu ada dalam diri ciptaan, entah manusia ataupun makhluk lain. Sebuah institusi atau lembaga pun sering tidak lepas dari kelemahan atau kekurangan. Bahkan di dalam kehidupan bersama, orang lebih mudah melihat kekurangan atau menemukan kelemahan orang lain dibandingkan dengan melihat kebaikannya atau mengakui hal-hal positif yang dimilikinya.

Beberapa orang sering mengeluh bahwa gagasan yang disampaikan dianggap tidak tepat; pekerjaan yang dilakukan dinilai salah; sikap aktif dan penuh inisiatif ditafsirkan sebagai wujud ambisi; pakaian yang dikenakan dinilai norak. Mereka merasa bahwa dalam dirinya seolah tidak ada yang baik dan yang positif. Yang dilihat selalu kekurangan atau kelemahan.

Setiap orang memang mempunyai kekurangan, seperti juga dialami oleh seseorang yang datang kepada Yesus. Orang yang berusaha masuk ke dalam kehidupan kekal pun masih mempunyai kekurangan. Orang yang sejak muda melakukan perintah Tuhan pun juga masih mempunyai kekurangan atau kelemahan, yakni kelekatannya terhadap harta bendanya. Kekurangan atau kelemahan apa saja yang masih ada dalam diriku sampai saat ini?

Teman-teman selamat malam dan selamat berakhir pekan. Berkah Dalem.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here