Menjadi Saudara Yesus yang Sejati

0
342 views
Yesus menemani kita by ist

Selasa, 21 Juli 2020

Mi 7:14-15, 18-20 dan Mat 12:46-50

DALAM doanya, Nabi Mikha menyadari bahwa Allah tetap mendampingi dan membimbing umat-Nya, kendati umat berdosa dan selalu berpaling dari Allah. Allah tetap setia, walaupun manusia tidak setia. Allah mengampuni dan berbelas kasih kepada manusia.

Tidak ada Allah lain seperti Allah Isael. Allah menawarkan kasih-Nya, kendati manusia sering mencampakkan kasih itu. Kebaikan dan kasih Allah yang tak bertepi itu, mesti menjadi fondasi kokoh dalam membangun persekutuan umat dan relasi kita dengan Allah itu.

Kasih Allah yang tanpa batas dan tak bertepi itu, menjadi sangat nyata dalam diri Yesus Kristus. Pembangunan hidup dalam Yesus mengalami pembaharuan. Hubungan keluarga karena darah baik, tapi pada masanya akan berhenti.

Orang bisa membangun persaudaraan di atas dasar cita-cita dan perjuangan bersama. Yesus bersabda: “inilah ibu-Ku, inilah saudara-saudara-Ku! Sebab siapa yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga, dialah saudara-Ku, dialah ibu-Ku.” (Mat 12:50).

Dasar untuk membangun kehidupan baru adalah Melaksanakan kehendak Allah. Keluarga Yesus dibangun atas dasar iman menjadi keluarga beriman.

Sejauh mana kita menjadi saudara dan saudara Yesus? Kita bisa menjadi saudara dan saudari Yesus, saat kita sungguh-sungguh melaksanakan Kehendak Allah dalam hidup kita.

Allah yang Maharahim, senantiasa menanti kita dengan penuh kasih untuk bertobat, membaharui diri dan hidup, dan siap menjadi pelaku firman, agar kita sungguh menjadi saudara Yesus yang sejati. Semoga.

Selamat pagi. Salam dan doa berkatku.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here