Menolak Sumber Damai

0
193 views
Ilustrasi- Berdamailah dengan Sesamamu by scpeanutgalery.

SANG Guru Kehidupan akan segera memasuki kota Yerusalem. Ia menangisi kota itu (Luk 19: 41).

Tangisan itu mengandung kesedihan mendalam, karena Ia melihat apa yang bakal terjadi atas kota itu.

Bayangkan, betapa menderitanya orangtua yang mendapat firasat dan gambar terang-benderang atas nasib buruk (celaka) tak terhindarkan yang segera menimpa anak kesayangannya.

Yerusalem berarti Kota Damai. Orang percaya bahwa di sana Tuhan Allah bersemayam. Ke sana suku-suku bangsa berduyun-duyun, datang menyembah Allah.

Namun dari dulu hingga kini, kota itu nyaris tak pernah lepas dari konflik.

Hanya namanya saja Yerusalem, tetapi belum sanggup mewujudkan arti nama dirinya.

Lebih celaka lagi, waktu itu penduduknya menolak utusan Tuhan yang datang untuk membawa damai. Bukan hanya damai antar manusia. Tetapi terutama damai antara Allah dan manusia.

Betapa celaka orang yang menolak didamaikan dengan Tuhan.

Kini, tampaknya ada semacam “Yerusalem” baru. Bentuknya agama yang mengaku diri pembawa damai, tetapi kerap menjadi sumber konflik dan menyukai kekerasan. Ada pula agama yang membawa bendera kasih, tetapi pengikutnya sulit mengampuni.

Mereka mengaku ber-Tuhan, tetapi tidak menghadirkan Dia dalam kehidupannya.

Singkatnya, kebanyakan masih berhenti pada mengaku atau mengklaim beragama dan beriman, tetapi gagal mewujudkan klaim dan ajarannya.

Masalahnya, sulit sekali meyakinkan agama untuk mengubah diri, karena merasa diri sebagai lembaga yang terbaik.

Menganggap diri institusi atas nama ilahi. Tidak perlu dan butuh dikoreksi.

Di sini, Sabda Sang Guru masih berlaku, “Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.” (Luk 19: 42).

Sejauh mana agama dan penganutnya telah membawa damai?

Dapatkah mereka melakukannya tatkala menolak utusan Tuhan, pembawa damai sejati?

Kamis, 18 November 2021

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here