Merayakan Kesatuan dengan Yesus

0
50 views
Ilustrasi: Perayaan ekaristi. (Ist)

Rabu, 17 April 2024

Kis 8:1b-8;
Mzm 66:1-3a,4-5,6-7a;
Yoh 6:35-40

MENGIKUTI perayaan ekaristi harian, rahmat yang setuap pagi ditawarkan Tuhan tapi tidak banyak yang menanggapinya.

Dari yang sedikit orang itu, saya mengenal beberapa orang yang sungguh setia mengikuti misa harian.

“Saya sangat bersyukur atas kasih Allah yang tercurah pada diri isteriku dan keluarga kami,” kata seorang bapak. “Sejak isteri dinyatakan sembuh dari penyakit kanker, saya punya niat untuk bersyukur dengan mengikuti perayaan ekaristi setiap hari.

Dari awalnya saya ingin memenuhi nadar yang pernah saya ucapkan. Jika isteriku sembuh dari penyakit kanker ini, saya akan misa setiap hari. Maka ketika isteriku sembuh nadar itu saya penuhi. Namun kemudian saya sungguh mengalami pengalaman kedekatan dengan Tuhan. Melalui ekaristi setiap hari, Tuhan membimbing saya untuk semakin mengenal kitab suci, dan menghayati semangat kasih dan pengorbanan.

Ekaristi menjadi bukti bahwa Tuhan selalu hadir dan ada untuk kami. Hal ini juga dirasakan oleh isteriku. Misa harian menguatkan dan menyehatkan hidup isteriku.

Sejak mengalami sembuh dari penyakit isteriku menyerahkan semuanya kepada Tuhan Yesus dan berjanji untuk selalu menerima Tuhan dalam komuni kudus setiap hari,” ujar bapak itu.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.”

Tuhan Yesus menunjukkan diri-Nya sebagai Roti Hidup karena Ia mau mengatakan kebenaran ilahi kepada manusia supaya manusia percaya kepadaNya dan memperoleh hidup kekal.

Yesus adalah Roti Surga yang diberikan Allah Bapa kepada manusia sebagai tanda bahwa Allah Bapa sangat mengasihi manusia. Itulah sebabnya Yesus mengatakan bahwa orang yang datang kepadaNya tidak akan lapar dan yang percaya kepadaNya tidak akan haus lagi.

Sabda Tuhan pada hari ini mengajak kita untuk menyadari bahwa Allah itu kasih. Ia selalu memanggil kita untuk datang kepada-Nya dan bersatu dengan-Nya. Kita dipanggil untuk menjadi kudus dan tinggal bersama-Nya dalam keabadian.

Hal yang penting bagi kita adalah iman dan kepercayaan kepada Yesus, utusan Bapa. Dialah satu-satunya penyelamat kita. Cinta kasih Tuhan itu universal maka kita pun dipanggil untuk mengasihi dan mengabdi sesama manusia.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku setia menyambut Tuhan dalam perayaan ekaristi harian?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here