Mewartakan Injil adalah Kehendak Tuhan

0
46 views
Uskup Keuskupan Surabaya Mgr. Agustinus Tri Budi Utomo alias Romo Didik. (Komisi Komsos Keuskupan Surabaya)

Puncta 25 Januari 2025
Pesta Bertobatnya St. Paulus, Rasul
Penutupan Pekan Doa Sedunia
Markus 16: 15-18

MENDENGARKAN sambutan Bapa Uskup Didik saat ditahbiskan menjadi Uskup Keuskupan Surabaya kemarin, kita bisa melihat bahwa Tuhan mempunyai rencana dalam hidup kita semua. Tidak terkecuali apa yang dialami oleh Bapa Uskup.

Ketika masuk seminari menengah, dia tidak punya rencana menjadi imam. Dia hanya diajak oleh temannya, Antonius Kasmanto, mendaftarkan diri ke seminari.

Bahkan Didik muda tidak tahu apa motivasinya menjadi imam. Tetapi melalui Romo Tikno yang kemudian menjadi Uskup Keuskupan Surabaya, dia dibimbing memahami imamat.

Ketika bertugas menjadi imam pun, semua jalan yang dilalui bukan karena kehendaknya sendiri. Tetapi dia merasa dituntun oleh Tuhan dengan berbagai macam peristiwa. Bahkan juga peristiwa gagal dan jatuh.

Lima tahun menjalani pengutusan di Ketapang, dia merasa dibaptis kembali oleh Tuhan untuk semakin mencintai imamat, semakin mencintai umat. Selama di Ketapang, dia mendapat ilmu tingkat doktoral yakni ilmu “senyum semesta.”

Di Ketapang, Romo Didik diajari untuk tersenyum kepada pohon, ular yang lewat dan tersenyum kepada ketakutan selama semalam tersesat di hutan.

“Ketakutan itu pun layak untuk disenyumi dan akhirnya sampai pada Tuhan yang sudah tersenyum lebih dahulu dengan salib-Nya.”

Uskup Didik mengatakan, ”Saya merasa perjalanan panggilan memang bukan dari diri saya, sungguh Tuhan yang menghendaki. Kita hanyalah sebagai hamba Tuhan, seperti Bunda Maria berkata, terjadilah.”

Hari ini kita merayakan pertobatan Santo Paulus. Kita semua tahu dari Kisah Para Rasul, siapa Paulus sesungguhnya. Dia “musuh” yang mengejar murid-murid Yesus. Tetapi di tengah jalan di Damaskus, dia dipanggil dalam penampakan oleh Yesus.

Sejak saat itu cintanya kepada Yesus “kepati-pati.” Dia sampai berani berkata, “Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” Dan “Celakalah aku jika aku tidak memberitakan Injil.”

Panggilan Tuhan tak bisa dibendung. Jika kita dipanggil menjadi imam-Nya, tak bisa kita menghindar. Paulus dan sekarang ini Uskup Didik adalah contohnya.

Tuhan yang menghendaki agar kita mewartakan Injil seperti perintah-Nya, “Pergilah ke seluruh dunia dan beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Jika Tuhan sudah memanggil kita,
Gunung tinggi tak bisa menghalanginya.
Selamat kepada umat Surabaya,
Punya uskup baru yang masih muda.

Wonogiri, Tuhan juga memanggil kita
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here