Mutiara Keluarga – Ayah Ibu Mesti Satu

0
109 views
Ilustrasi - Orangtua mengajak anaknya jalan-jalan. (Parenting)

Masihkah kauingat janjimu
Tuk saling cinta kala itu
Tuhan memberkatimu
Dua pribadi jadi satu

Jangan dikira “satu” itu hanya berarti satunya jiwaraga. Sebab dalam mendidik anak, ke-‘satu’-an itu mutlak diperlukan.

  • Satu visi dalam aksi melani dan mengabdi.
  • Satu pola dalam mengasuh anak. Jangan sampai anak mengalami dua macam pola asuh yang berbeda. Kalau ini terjadi dampaknya anak menjadi bingung. Atau malah membuat anak cenderung atau benar-benar manipulatif.

Contoh: ayahnya cenderung permisif terhadap anak. Apa pun permintaan anak pasti dituruti, bahkan memberi secara berlebihan. Tambah lagi kalau orangtuanya suka pamer di medsos. Apa pun dilakukan, tanpa malu demi konten medsos.

Anak cuma ikut ngintip lihat HP ayahnya, malah dibeliin HP. Bahkan belum atau tidak minta pun anak ditawari. Anak hanya minum susu aja gak mau makan, boleh aja. Makan sambil duduk di atas meja, boleh aja, malah dipuji.

Sementara ibunya cenderung strict, ketat. Jangankan pegang HP, lihat saja sudah dimarahi habis-habisan. Akibat pola asuh yang demikian, dapat membuat anak bingung. Yang baik yang mana, yang benar yang mana.

Tahap berikutnya, anak pasti akan memilih yang menyenangkan dia. Untuk itu dia menuntut harus dipenuhi. Jika tidak dipenuhi anak bisa marah besar.

Selanjutnya anak belajar, gak usah marah tapi coba tipu aja orang yang menghalangi keinginannya. Itu namanya manipulasi. Sekali dua berlahasil akan diulangi, lama kelamaan kan jadi kebiasaannya.

Begitu selanjutnya, makin parah wataknya. Itu sebabnya ayah ibu mesti satu visi, satu pola atau sistemnya.

Caranya boleh beda.

Itulah maksudnya: yang dipersatukan Tuhan, tak boleh diceraikan manusia. Sebab Tuhan mempersatukan suami-isteri, demi suatu tujuan, satu missi yang mesti dilaksanakan berdua.

YR Widadaprayitna
AB 230807 AA

christianparenting

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here