Puncta 11.02.24
Minggu Biasa VI
Hari Orang Sakit Sedunia
Markus 1:40-45
HARI ini adalah peringatan Hari Orang Sakit Sedunia. Kita mengenangkan kebaikan, ketulusan dan pengorbanan para tenaga medis yang melayani orang-orang sakit.
Mereka adalah pahlawan kemanusiaan apalagi saat pandemi Covid-19 meraja lela beberapa waktu lalu.
Kisah mengharukan bisa kita dengar dari Rumah Sakit Daerah Haulussy Maluku. Ada dua suster –salah satunya adalah Lenny Futwembun- yang melayani pasien Covid.
Pasien itu meminta suster untuk membacakan Masmur 91: Dalam Lindungan Allah. Malam itu sang pasien juga memohon agar dinyanyikan lagu-lagu rohani. Suster memenuhi apa yang diminta pasien dengan senang hati.
Kepada suster lain, Gisla Latukolan, sang pasien berkata, “Suster, bolehkah aku minta belaian lembut untuk yang terakhir kali?”
Suster Gisla dengan hangat penuh kasih membelai rambut sang pasien. Pada pukul 03.40 WIT sang pasien menghadap Tuhan dengan damai dan senyuman.
Betapa bahagianya pasien yang permintaan terakhirnya dikabulkan oleh perawat-perawat berhati malaikat ini.
Dalam Injil dikisahkan ada seorang yang sakit kusta. Kita bisa membayangkan kusta waktu itu sama dengan Covid-19 yang sangat menakutkan.
Orang kusta itu datang memohon kepada Yesus dengan kepasrahan, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat menyembuhkan aku.”
Tanpa berpikir lama-lama, Yesus tergerak hati dan berkata, “Aku mau jadilah engkau sembuh.”
Yesus berpesan agar orang itu tidak memberitahukan peristiwa itu kepada siapa pun. Tetapi karena sukacitanya yang besar, orang yang sudah sembuh itu mengabarkan kemana-mana.
Kita bisa belajar dari Yesus dan para tenaga medis yang menolong pasien Covid. Mereka dengan tulus dan cekatan menolong orang yang sakit. Tanpa memikirkan keselamatannya sendiri, tetapi mereka langsung bertindak.
Kasih sejati melampaui segala hambatan dan ketakutan. Kasih yang tulus hanya memikirkan kebahagiaan orang lain. Kegembiraan orang yang dikasihi akan meluap dan menyebar kemana-mana.
Apakah kita juga pernah mengalami dikasihi Allah sedemikian rupa melalui orang-orang di sekitar kita, sehingga meluaplah rasa syukur yang tiada habisnya?
Mendung tebal menutupi matahari,
Hujan gerimis merata dimana-mana.
Kasih yang tulus hanya memberi,
Ia tak mengharap balasan apa-apa.
Cawas, syukur atas kasih yang tulus
Rm. A. Joko Purwanto Pr