Bacaan 1: Yeh 16:1-15. 60. 63
Injil: Mat 19:3 – 12
“Teganya hatimu permainkan cintaku, sadisnya caramu mengkhianati aku. Sakitnya hatiku, hancurnya jiwaku. Di depan mataku, kau sedang bercumbu, sakitnya tuh di sini di dalam hatiku, sakitnya tuh di sini melihat kau selingkuh…”, kata Cita Citata dalam lagunya Sakitnya tuh di Sini.
Nabi Yehezkiel bercerita mengenai riwayat Yerusalem sejak ia lahir yatim piatu, kotor dan tak seorang pun termasuk saudara-saudaranya mau merawatnya. Kemudian Allah mengangkatnya, merawatnya serta mendadaninya dengan berbagai perhiasan sehingga ia menjadi paling cantik sedunia.
Namun, “kecantikan” dan “kemasyhurannya” telah menyesatkannya. Ia membuka selangkangannya kepada siapa saja yang lewat di depannya, berzinah dengan siapa saja.
Ini adalah alegori mengenai Yerusalem yang tidak setia kepada Allah dan memilih menyembah berhala bahkan anak-anaknya pun dikurbankan sebagai persembahan.
Namun demikian, Allah tetap setia kepadanya dan tidak menceraikannya, “Tetapi Aku akan mengingat perjanjian-Ku dengan engkau pada masa mudamu dan Aku akan meneguhkan bagimu perjanjian yang kekal. Dan dengan itu engkau akan teringat-ingat yang dulu dan merasa malu, sehingga mulutmu terkatup sama sekali karena nodamu, waktu Aku mengadakan pendamaian bagimu karena segala perbuatanmu”, demikianlah firman Tuhan ALLAH.
Perceraian adalah peristiwa yang menyedihkan, ketidaksetiaan dalam hubungan pernikahan merupakan dosa yang begitu kejam terhadap pasangan dalam pernikahan.
Musa menyatakan pihak yang tidak bersalah berhak untuk mengakhiri pernikahan itu dengan menceraikan pasangannya. Perceraian diizinkan apabila telah terjadi kebejatan seksual (perzinahan) namun menurut Yesus pada awalnya tidaklah demikian maksud Allah.
“Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia_”.
Perkawinan Katolik adalah rencana Allah yang asli, yaitu bersifat tidak terceraikan dan tidak ada satu instansi manusia pun yang dapat mengakhirinya.
Dalam Perjanjian Lama, perceraian hanya diijinkan sebagai suatu kelonggaran karena kelemahan manusia, yaitu kebejatan seksual dalam perzinahan.
Bahkan dalam Perjanjian Lama, orang yang berselingkuh harus diakhiri hidupnya (Im 20:10; Ul 22:22).
Pesan hari ini
Kehendak Allah bagi pernikahan adalah satu pasangan, satu pernikahan untuk seumur hidup. Kesalahan pasangan hidup bisa dihapuskan oleh cinta yang besar dan pengampunan, cinta harus dibarengi dengan pengampunan. Lewat Yehezkiel, Allah memberi teladan mengenai kesetiaan dan pengampunan saat Ia diselingkuhi sebab Allah begitu mencintai umat-Nya.
Aku terpaksa menjaga jarak karena justru mencintaimu, dan maskerku akan menyelamatkanku serta dirimu
Bersatu Melawan Coronavirus