Pastor Muda Kunjungi Umatnya

0
490 views
Ilustrasi. (Ist)

ROMO Andhika adalah pastor muda yang belum lama ini ditugaskan di sebuah paroki di kota kecil dengan karakteristik pegunungan dan rawa-rawa. Sudah sewajarnya sebagai seorang pastor, dalam rangka memenuhi kewajibannya sebagai gembala umat yaitu “menghimpun keluarga Allah sebagai rukun persaudaraan yang sehati sejiwa” (Presbyterorum Ordinis art 6), maka Romo Andhika mengadakan visitasi ke tiap-tiap keluarga di tiap lingkungan di paroki tersebut.

Untuk jadwal hari ini, ditemani oleh seorang ketua lingkungan, Romo Andhika berkunjung di lingkungan yang berada di muka gereja. Dalam waktu yang cukup, tiap tiap keluarga dikunjungi, disapa, didengar keluh kesahnya dan dikuatkan dalam doa dan nasehat-nasehat pastoral, sehingga dalam visitasi ini Romo Andhika “memperpadukan berbagai mentalitas sedemikian rupa, sehingga dalam jemaat beriman tidak seorang pun merasa diri terasing“. (Presbyterorum Ordinis art 9).

Menutup visitasi hari ini, yang mendapat giliran terakhir adalah rumah seorang katekis perempuan yang tinggal sendirian. Adapun katekis ini adalah mantan biarawati.

Setelah pintu rumah diketuk berulang kali oleh ketua lingkungan namun tidak ada yang menyahut maupun membukakan pintu, maka dirasa bahwa si tuan rumah nampaknya sedang pergi. Setelah mendapat info nomor HP katekis tersebut dari ketua lingkungan, Romo Andhika mengirim pesan SMS kepada katekis perempuan itu (waktu itu teknologi android belum populer).

Oleh karena Romo Andhika ini pernah studi di Pontificium Institutum Biblicum Romanum, maka ia mengirim pesan SMS seperti demikian :

Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.” (Wahyu 3:20)

Setelah mengirim SMS, pulanglah Romo Andhika ke Pastoran diantar Ketua Lingkungan menggunakan mobil.

Beberapa waktu kemudian menjelang Romo Andhika hendak mengadakan ibadat completorium, katekis perempuan tadi membalas SMS. Karena katekis perempuan itu adalah alumnus  Fakultas Teologi Kitab Suci di sebuah kampus Katolik ternama, maka SMS balasan tersebut seperti demikian: “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.” (Kejadian 3:10)

PS: Kisah rekaan ini dituturkan dalam rangka Hari Minggu Komunikasi Sedunia tanggal 2 Juni 2019. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian atau pun cerita, maka hal itu adalah kebetulan semata.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here