Paul Wattson, Penggagas Pekan Doa Sedunia (3)

0
230 views
Ilustrasi - Doa untuk Kesatuan Umat Kristiani (Ist)

NAMANYA adalah Lewis Thomas Wattson. Ia  dilahirkan tanggal 18 Januari 1863 di Millington, MD. Berasal dari keluarga pendeta Bernama Joseph Newton Wattson, Rector of St. Clement’s Episcopal Church, Massey, dan Ny. Mary Electa Gregory Wattson.

Setelah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi dan belajar di Sekolah Teologi Umum di New York, ia ditahbiskan menjadi diakon oleh Uskup Alfred Lee, Uskup Keuskupan Delaware; atas nama Uskup Henry C. Lay, Uskup Easton. Tahbisannya berlangsung di St. Paul’s Episcopal, Centreville, MD, tanggal 5 Juni 1885. Kemudian, ia ditahbiskan menjadi imam oleh Uskup Keuskupan Agung New York.

Ia ditugaskan pertama kali di Paroki Port Deposit; lalu di St. John’s Church di Kingston, New York. Antara tahun 1895 hingga 1899, ia menjadi kepala Misi Terkait di Omaha, Nebraska.

Pada tahun 1899, ketika ia masih menjadi Imam Gereja Episkopal, bersama beberapa temannya, ia mendirikan Biara Friars of the Atonement di Graymoor, New York. Pada saat itulah, ia mulai mengambil nama Paul.

Menjadi imam Katolik

Pada tahun 1909, secara mengejutkan Pastor Paul Wattson dan rekannya menyatakan ketaatan mereka kepada Gereja Katolik Roma. Pada 9 Oktober 1909, biaranya bersama dengan Suster-suster Atonement yang juga Protestan dan didirikan oleh Mother Lurana Francis tahun 1898, diterima dalam Gereja Katolik Roma.

Setahun setelahnya, tepatnya pada 16 Juni 1910, Pastor Paul ditahbiskan menjadi imam Gereja Katolik Roma di Seminari Dunwoodie, New York (berita kematian di The New York Times, 9 Februari 1940). Pengalaman pernah hidup dalam dua tradisi menggereja ini membuatnya terdorong untuk bekerja di dalam karya ekumenis.

Sebagai pendiri Biara Friars of the Atonement, Pastor Wattsonn adalah rasul sejati persatuan kristen dan kasih. Ia mewariskan upaya besar untuk mewujudkan doa Yesus pada Perjamuan Terakhir: “Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, Bapa, ada di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, supaya mereka juga menjadi satu dalam Kita.” (Yohanes 17:21).

Pastor Wattson memulai Minggu Doa untuk Kesatuan Kristen pada tahun 1908 sebagai Pekan untuk Kesatuan Umat Kristen (Octave of Christian Unity). Fokusnya adalah doa untuk kesatuan Gereja.

Pastor Wattson mengusulkan minggu dimulai pada Hari Pengakuan Petrus (versi Protestan dari Hari Tahta Santo Petrus yang kuno) pada tanggal 18 Januari, dan diakhiri pada Hari Raya Pertobatan Santo Paulus pada tanggal 25 Januari.

Diterima oleh Gereja Katolik

Pemimpin Gereja waktu itu, Paus Pius X secara resmi menerima konsep ini. Penerusnya, Paus Benediktus XV mendorong pengamatannya di seluruh Gereja Katolik Roma. Sementara waktu, pengamatan tersebut diubah namanya menjadi “Chair of Unity Octave” untuk menekankan hubungan antara kesatuan Kristen dan Takhta Petrus.

Konsep yang mirip pernah diusulkan oleh para pemimpin Protestan dengan nama Oktaf Tahunan Doa untuk Kesatuan di Antara Orang Kristen. Mereka mengusulkan agar pelaksanaannya dilaksanakan Minggu Pentakosta, guna menghormati peringatan Pentakosta sebagai hari lahir Gereja.

Tahun 1935, Paul Coutrier dari Lyons, Perancis, yang disebut “Bapak Ekumenisme Spiritual” mengusulkan nama “Universal Week of Prayer for Christian Unity.” Usulan inilah yang akhirnya diterima oleh Gereja Katolik Roma pada tahun 1966.

Pada tahun 1948, dengan berdirinya Dewan Gereja Sedunia, Minggu Doa untuk Kesatuan Kristen semakin diakui oleh berbagai gereja di seluruh dunia.

Pada tahun 1958, kelompok Katolik Prancis Unité Chrétienne dan Komisi Iman dan Ajaran Dewan Gereja Sedunia mulai bekerjasama dalam mempersiapkan materi untuk pekan doa ini.

Pada tahun 1968, dipergunakan pertama kali materi yang disiapkan bersama oleh Komisi Iman dan Ajaran dari Dewan Gereja serta Dewan Kepausan untuk Memajukan Kesatuan Kristen yang mewakili seluruh Gereja Katolik Roma.

Kolaborasi dan kerjasama antara kedua organisasi ini telah meningkat sejak itu. Juga menghasilkan publikasi bersama dalam format yang sama. Itulah sebabnya sampai saat ini, setiap tahun bahan untuk Pekan Doa Sedunia ini selalu didapatkan dari kerjasama kedua Gereja.

Pekan Doa Sedunia 2024

Materi Pekan Doa Persatuan Umat Kristiani 2024 disiapkan oleh tim ekumenis dari Burkina Faso, sebuah negara di kawasan Sahel, Afrika Barat. Bersebelahan dengan Mali dan Nigeria.

Burkina Faso meliputi area seluas 174.000 km² dengan penduduk berjumlah 21 juta jiwa yang berasal dari 60-an etnis. Dari komposisi agama,

  • 64% penduduknya beragama Islam.
  • 9% menganut agama tradisional Afrika.
  • 26% beragama Kristen: 20% Katolik, 6% Protestan.

Ketiganya tersebar di setiap wilayah negara itu. Ada banyak juga keluarga-keluarga di sana yang hidup dalam keragaman agama. Saat ini Burkina Faso sedang mengalami krisis keamanan,yang berdampak pada semua komunitas agama.

Tema Pekan Doa Sedunia 2024

Tema Pekan Doa Sedunia 2024 adalah “Kasihilah Tuhan, Allahmu… dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Luk 10:27).

Tema ini dipilih oleh perwakilan Keuskupan Agung Katolik Ouagadougou, Gereja Protestan, badan-badan ekumenis dan Komunitas Chemin Neuf di Burkina Faso. Mereka menyusun doa dan refleksi materi Pekan Doa Sedunia untuk kesatuan umat Kristiani. Kerjasama dan persaudaraan sudah terjadi dalam proses persiapan bahan untuk Pekan Doa ini.

Dua bahan

Untuk keperluan Pekan Doa ini, sudah dipersiapkan dua macam bahan.

  • Bahan pertama adalah bahan untuk ibadah bersama yang bisa dilakukan oleh komunitas-komunitas Kristiani di berbagai tingkatan.
  • Selain itu disiapkan juga bahan untuk doa dan renungan harian dalam rangka pekan doa Sedunia.

Sementara secara umum didoakan doa untuk kesatuan umat Kristiani yang bisa dilihat di Puji Syukur nomer 177. Berikut teksnya:

Doa untuk Kesatuan Umat Kristen (PS 177)

Bapa yang Maha Pengasih dan Penyayang,

Menjelang akhir hidup-Nya, Yesus berdoa bagi para murid-Nya, “Semoga mereka semua bersatu, seperti Engkau, ya Bapa, ada dalam Aku dan Aku dalam Dikau; supaya mereka juga bersatu dalam Kita, agar dunia ini percaya bahwa Engkau mengutus Aku.”

Maka kami mohon ya Bapa.

Semoga semua orang Kristen bersatu padu dan giat mengusahakan kesatuan.

Semoga seluruh pemimpin umat-Mu semakin menyadari perlunya kesatuan. Musnahkanlah sandungan akibat perpecahan umat Kristen.

Semoga persatuan umat Kristen merupakan sumber perdamaian, dan tanda kasih Kristus bagi seluruh umat manusia.

Bapa, Tuhan Yesus Kristus telah bersabda kepada para rasul, “Damai Kutinggalkan bagimu, damai-Ku Kuberikan kepadamu”: Janganlah Kau pandang dosa-dosa kami, melainkan kepercayaan umat-Mu, dan berikanlah damai serta persatuan kepada kami sesuai dengan kehendak-Mu.

Pandanglah kawanan domba Yesus.

Semoga semua, yang telah dikuduskan oleh satu pembaptisan, dipererat pula oleh persatuan iman dan ikatan kasih.

Buatlah kami semua menjadi satu kawanan dengan Yesus sendiri sebagai satu-satunya Gembala, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala abad. Amin.

Selamat memasuki Pekan Doa Sedunia untuk kesatuan umat Kristiani.

Semoga persaudaraan, doa-doa dan kebersamaan kita menjadikan kita pengikut Kristus yang saling mendukung, meski terdapat perbedaan-perbedaan yang tidak bisa lagi disatukan.

Ini mirip dengan apa yang dinyatakan Guru Bangsa kita, KH. Abdurrachman Wahid, “Yang beda tidak perlu disamakan, yang sama tidak perlu dibedakan.”

Sumber acuan:

  • Dokumen Konsili Vatikan II.
  • Bahan Doa Sepekan Pekan Doa Sedunia untuk Kesatuan Umat Kristiani dan Panduan Ibadat Pekan Doa Sedunia 2024.
  • Pengantar dari buku “Dialog Antaragama dalam Ajaran Gereja Katolik,” oleh Martinus Joko Lelono, terjemahan atas buku Interreligious Dialogue in the Theaching of the Church (Tagaytay City, Philippines: School of Dialogue with Oriental Religion, 2009). Edisi terjemahan oleh Martinus Joko Lelono, Seminari Tinggi St. Paulus, Yogyakarta, 2016.
  • The New York Times, 9 Februari 1940, Obituari Paul Wattson .
  • A. Heuken,SJ, Ensiklopedi Gereja, Yayasan Cipta Loka Caraka, Jakarta 2005.
  • The Life of Father Paul Wattson: https://kingdommissionsociety.org/2020/06/10/father-paul-wattson-and-the-week-of-prayer-for-christian-unity.

Baca juga: Konsili Vatikan II dan Gerakan Ekumenis (2)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here