Paus Fransiskus Ajak Kita Berdoa demi Perdamaian di Ukrainia

0
460 views
Ilustrasi: Paus Fransiskus. CNA)

Doa Konsekrasi kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda Basilika Santo Petrus

25 Maret 2022

Ya Maria, Bunda Allah dan Bunda kami, di saat pencobaan ini kami berpaling kepadamu. Sebagai Ibu, engkau mencintai dan memahami kami: tiada isi hati kami yang tersembunyi darimu.

Ya Bunda yang berbelas kasih, betapa sering kami mengalami perlindungan dan kehadiranmu yang menentramkan.

Tak pernah putusnya kau membimbing kami kepada Yesus, Sang Raja Damai.

Namun kami telah menyimpang dari jalan perdamaian. Kami telah lupa akan pelajaran dari tragedi di abad yang silam, kami lupa akan pengorbanan jutaan manusia yang gugur dalam dua perang dunia.

Kami telah mengabaikan kesepakatan yang telah kami buat sebagai komunitas bangsa-bangsa. Kami telah mengkhianati impian bersama akan perdamaian dan harapan kaum muda.

Kami telah dijangkiti ketamakan dan hanya memikirkan bangsa dan kepentingan kami sendiri, kami menjadi tidak acuh dan terperangkap oleh egoisnya keinginan dan nafsu kami.

Kami memilih untuk mengabaikan Allah, dan dipuaskan oleh ilusi kesombongan dan sikap agresif.

Kami memilih untuk mematikan hidup mereka yang tidak bersalah dan menimbun senjata. Kami tidak lagi menjadi penjaga sesama kami dan pelayan bagi rumah kami bersama.

Kami telah merusak taman bumi dengan peperangan dan dengan perbuatan dosa, kami telah mematahkan Hati Bapa Surgawi, yang menghendaki kami menjadi saudara dan saudari.

Kami telah bersikap tidak acuh pada semua orang dan segala hal, kecuali pada diri kami sendiri. Kini dengan penuh rasa sesal, kami berseru: ampunilah kami, ya Tuhan.

Ibu yang suci, di tengah penderitaan dosa kami, di tengah perjuangan dan kelemahan kami, di tengah misteri kelaliman dan kejahatan perang, engkau mengingatkan kami bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kami, namun terus memandang kami dengan tatapan kasih yang siap untuk mengampuni dan mengangkat kami pada hidup yang baru.

Allah telah memberikan engkau kepada kami dan menjadikan Hatimu yang Tidak Bernoda sebagai tempat pengungsian bagi Gereja dan seluruh umat manusia.

Dengan kehendak Allah yang murah hati, engkau selalu bersama kami; bahkan dalam situasi yang amat sulit bagi kami saat ini, engkau ada di sini untuk membimbing kami dengan kasih yang lembut.

Kini, kami berpaling padamu dan mengetuk pintu hatimu.

Kami adalah anak-anakmu yang terkasih. Di setiap masa engkau menampakkan dirimu kepada kami, engkau mengundang kami untuk bertobat. Di saat yang kelam ini, tolonglah kami dan anugerahkanlah kami penghiburanmu.

Ucapkanlah kepada kami sekali lagi: “Bukankah aku, Ibumu, ada di sini?”

Engkau mampu mengurai simpul hati kami dan juga simpul dunia kami ini.

Kepadamu kami letakkan kepercayaan kami. Kami yakin bahwa, khususnya di masa-masa pencobaan, engkau tidak akan mengacuhkan permohonan kami dan akan datang menolong kami.

Itulah yang kau lakukan dulu di Kana Galilea, saat engkau meminta kepada Yesus dan Ia melakukan mukjizat pertamaNya. Untuk menyelamatkan sukacita pesta perkawinan, engkau berkata kepada-Nya “Mereka kehabisan anggur.” (Yoh 2,3).

Kini, Ya Ibu, ulangilah perkataan dan doa itu, karena kini kami pun kehabisan anggur pengharapan, sukacita telah sirna, persaudaraan telah meredup.

Kami telah melupakan kemanusiaan kami dan telah menyia-nyiakan anugerah perdamaian. Kami telah membuka hati kami bagi kekerasan dan kehancuran. Betapa kami mendambakan pertolongan keibuanmu!

Oleh karena itu, Ya Ibu, dengarkanlah doa kami.

Bintang Laut, jangan biarkan kami kandas diterpa peperangan.

Tabut Perjanjian Baru, ilhamilah setiap usaha dan langkah rekonsiliasi. Ratu Surgawi, pulihkanlah damai Allah di dunia.

Hapuskanlah kebencian dan hausnya balas dendam, serta ajarkanlah kami pengampunan.

Bebaskanlah kami dari perang, lindungi dunia kami dari ancaman senjata nuklir.

Ratu Rosario, buatlah kami menyadari betapa kami membutuhkan doa dan cinta kasih. Ratu Keluarga Umat Manusia, tunjukkanlah kepada para bangsa jalan persaudaraan.

Ratu Damai, perolehkanlah damai bagi dunia kami.

Ya Ibu, semoga seruan kepedihanmu mengubah kerasnya hati kami.

Semoga air mata yang kau teteskan mengubah lembah yang penuh kebencian kami ini menjadi baru. Di tengah gemuruh senjata, semoga doamu mengubah jalan pikiran kami kepada perdamaian.

Semoga sentuhan keibuanmu menghibur mereka yang menderita dan melarikan diri dari derasnya hujan bom.

Semoga dekapan keibuanmu menghibur mereka yang terpaksa meninggalkan rumah dan tanah airnya.

Semoga Hatimu yang berdukacita menggerakkan kami untuk berbelas kasih dan mengilhami kami membuka pintu-pintu kami untuk menolong saudara-saudari kami yang terluka dan terbuang.

Bunda Allah yang suci, saat kau berdiri di kaki salib, Yesus, sambil melihat murid yang tinggal di sampingmu, dan berkata kepadamu; “Lihat, inilah anakmu.” (Yoh 19,26).

Dengan demikian Ia mempercayakan kami masing-masing kepadamu. Kepada sang murid, dan juga kepada kami, Dia berkata: “Lihat, inilah Ibumu.” (ay. 27).

Ibu Maria, kini kami rindu untuk menyambutmu di dalam hidup dan sejarah kami ini. Saat ini, kemanusiaan yang lelah dan putus asa berdiri di sisimu di kaki salib, sambil mempercayakan dirinya kepadamu dan, melaluimu, menguduskan dirinya kepada Kristus.

Rakyat Ukraina dan Rusia, yang menghormatimu dengan cinta yang sedemikian besar, kini berpaling padamu, sebagaimana hatimu berdetak penuh belas kasih pada mereka dan pada semua orang yang hancur karena perang, ketidakadilan dan kelaparan.

Oleh karena itu, ya Bunda Allah, dan Bunda kami, kepada Hatimu yang Tak bernoda, dengan sepenuh hati kami percayakan dan kuduskan diri kami, Gereja, dan seluruh umat manusia, khususnya Rusia dan Ukraina.

Terimalah pemberian diri kami yang penuh kepercayaan dan kasih. Anugerahkanlah agar perang dapat diakhiri dan kedamaian melingkupi seluruh dunia. “Fiat” yang meluap dari hatimu telah membuka pintu sejarah bagi Sang Raja Damai.

Kami percayakan, melalui hatimu, semoga kedamaian akan terbit sekali lagi.

Kepadamu kami serahkan masa depan seluruh umat manusia dengan segala kebutuhan, cita-cita, kecemasan dan harapan semua bangsa di dunial

Melalui perantaraanmu, semoga belas kasih Allah tercurah ke atas dunia dan alunan lembut perdamaian kembali mewarnai hari-hari kami.

Bunda “Fiat”, yang dinaungi Roh Kudus, pulihkanlah di antara kami keselarasan yang berasal dari Allah.

Semoga engkau, yang adalah “mataair hidup pengharapan”, mengairi kekeringan hati kami.

Di dalam rahimmu Yesus menjadi manusia; bantulah kami untuk memperkuat tumbuhnya persatuan.

Engkau yang dulu menapaki jalan-jalan dunia kami; pimpinlah kami sekarang di jalan perdamaian.

Amin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here