Pelita Hati: 01.03.2024 – Tak Serakah tetapi Berserah

0
95 views

Sahabat pelita hati,

SALAM seroja, sehat rohani-jasmani. Berkah Dalem.

Pelita sabda hari ini mengisahkan “Perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur”. Kisah ini  menegaskan  bahwa Allah itu sungguh baik, sementara manusia sering jatuh dalam sikap serakah dan tidak tahu berterima kasih. Mereka menghalalkan segala cara untuk merampas kebun anggur sang Tuan. Inilah cerminan sikap orang-orang Yahudi yang nantinya dengan segala cara menyingkirkan Tuhan hingga di kayu penyaliban. Sebuah sikap dan tabiat yang menghalalkan segala cara demi ambisi manusiawinya. Walau akhirnya Tuhan mengatakan “batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan akan menjadi batu penjuru”. Yesus adalah Sang Batu Penjuru dan pendasar iman. 

Sahabat terkasih,

pelita sabda ini mengajak kita untuk bertanya sejauh mana kita menghayati hidup dan cara beriman kita? Apakah kita juga memiliki kecenderungan seperti imam-imam kepala dan orang-orang Farisi yang menggunakan segala cara demi memenuhi ambisi pribadi kita? Apakah kita juga membiarkan sikap serakah itu menguasai hidup kita? Semoga di masa prapaskah ini kita dapat hidup pasrah dan merendah. Mengendalikan hati agar tak mengobral ambisi pribadi. Siap memperbaharui diri menjadi pribadi yang tekun dan tahan uji sehingga kita pun bisa menjadi batu-batu penjuru kecil di masa kini. Berkah Dalem.

Duduk santai di pinggir lapangan,
langit indah berwarna biru.
Batu yang dibuang oleh tukang bangunan,
telah menjadi batu penjuru.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah DalemSt. Istata Raharjo,Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

————————————————————————————

Bacaan:

Kej.37:3-4,12-13a,17b-28

Matius 21:33-43.45-46

“Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi mereka pun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?” Kata mereka kepada-Nya: “Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya.” Kata Yesus kepada mereka: “Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.  Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu. Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya. Dan mereka berusaha untuk menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Dia nabi. (Mat. 21:33-43.45-46)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here