Pelita Hati: 09.09.2018 – Menaburkan Kebaikan

0
907 views

Bacaan Markus 7:31-37

Kemudian Yesus meninggalkan pula daerah Tirus dan dengan melalui Sidon pergi ke danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: “Efata!”, artinya:Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada orang-orang yang ada di situ supaya jangan menceriterakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya mereka, makin luas mereka memberitakannya. Mereka takjub dan tercengang dan berkata: “Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata.”

Sahabat terkasih,

Jika kita mendengar kata-kata “Ia menjadikan segala-galanya baik”, kita teringat akan kisah penciptaan sebagaimana tersurat dalam kitab Kejadian pasal 1 Allah mencipta alam dan segala isinya untuk kebaikan. Karya ciptaan-Nya semuanya baik dan ditujukan demi dan untuk kebaikan. Namun tatanan hidup yang baik itu dirusak oleh ambisi dan nafsu manusiawi sebagaimana dilukiskan dalam kitab Kejadian 3, jatuhnya manusia di dalam dosa.

Sahabat terkasih,

Kedatangan Yesus pun bertujuan untuk menjadikan segala-galanya baik kembali. Orang yang sakit, menderita, lemah, miskin dan tersingkir Ia sembuhkan, Ia bela, Ia topang dan Ia kuatkan agar mengalami hidup dalam kebaikan lagi. Kehadiran Yesus sungguh dirindukan oleh setiap orang yang mengharapkan sapaan dan karya kasih-Nya.

Sahabat terkasih,

Sebagai murid-murid-Nya kita pun memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama yaitu menebar dan menaburkan kebaikan. Melalui tugas dan tanggungjawab masing-masing kita pun membawa kebaikan itu. Kebaikan apa yang akan kita taburkan kepada tetangga di kanan kiri kita hari ini? Kebaikan apa saja yang akan kita bawa dalam pekerjaan kita di hari ini? Kebaikan apa saja yang telah dan akan selalu kita taburkan di dalam keluarga kita? Marilah berlomba untuk menaburkan kebaikan, bukan untuk mencari pujian tetapi agar kebaikan itu semakin dirasakan oleh banyak orang.

Hari Minggu adalah hari Tuhan,
mari datang ke Gereja untuk merayakan.
Jati diri seorang murid pilihan,
tak berhenti menaburkan kebaikan.

dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here