Pelita Hati: 11.09.2019 – Agar Layak Berbahagia

0
1,181 views

Bacaan Lukas 6:20-26 

Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: “Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar.Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.”

Sahabat pelita hati, 

UCAPAN atau sabda bahagia dalam injil Lukas dilanjutkan dengan peringatan. Sabda bahagia bagi orang miskin diikuti dengan peringatan atau lebih tegasnya kutukan kepada orang kaya. Apa yang salah dari orang kaya?  Untuk memahaminya mari kita cermati konteksnya.

Sahabat terkasih, 

Jika mencermati seluruh gerak pewartaan dan karya Yesus dalam Injil, jelaslah bahwa Yesus berada di pihak orang kecil, lemah, miskin dan tersingkir. Orang-orang seperti inilah yang harus ditopang karena ketidakberdayaannya. Sebaliknya orang kaya mendapat peringatan keras dari Yesus karena sejumlah perilakunya. Kita ingat kisah pemuda kaya yang ingin mengikuti Yesus namun menolak menjual harta bendanya dan membagikan kepada orang miskin. Ia masih mementingkan harta miliknya. Demikian juga seorang kaya yang tidak peduli kepada Lazarus yang miskin serta kisah orang kaya yang bodoh yang membangun lumbung-lumbung baru bagi harta kekayaannya sedangkan malam itu juga ia akan mati. Kekayaannya membuat mereka keras hati dan tak peduli kepada sesama terutama yang lemah dan menderita. Orang-orang kaya seperti inilah yang diperingatkan Tuhan. 

Sahabat terkasih,

Semoga kita terpacu untuk menjadi pribadi yang peduli terhadap sesama dan tak mementingkan diri sendiri. Jika kita sungguh menghayati model hidup seperti ini, niscaya kita pun layak disebut sebagai “yang berbahagia.” Tetap semangat.

Berusahalah hidup sebaik mungkin,
niscaya berkah-Nya ‘kan melimpah ruah.
Berbahagialah yang sekarang miskin, 
karena dia yang empunya kerajaan Allah.

Taman Doa Maria “Ratuning Katentreman lan Karaharjan”, Gantang
Berkah Dalem, Rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here