Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se Indonesia (4)

0
1,395 views

KAMIS, 13 September 2012. Pertemuan Kateketik antar Keuskupan Regio Jawa ke-10 menjalani dinamika hari ke-4. Dinamika pertemuan hari ke-4 ini dipenuhi dengan diskusi. 

Pagi sampai siang hari adalah kesempatan untuk diskusi kelompok. Sore hari adalah kesempatan memaparkan hasil diskusi masing-masing kelompok pada pertemuan pleno. Pada  malam hari menjadi  kesempatan diskusi pleno. 

Saya mengamati bahwa tidak ada diskusi yang ‘amem’ dan ‘garing’. Diskusi dalam semua kesempatan tsb berlangsung dengan sangat ‘gayeng’, baik dalam arti antusiasme untuk mengemukakan pendapat maupun pertemuan berbagai ide karena beragamnya latar belakang daerah dan background ‘mazhab’ kateketik dari masing-masing peserta. 

Lagi pula, peserta dari seluruh Indonesia mengalami situasi daerah yang berbeda-beda. Terlebih lagi, situasi dan pemanfaatan media digital di masing-masing  daerah/keuskupan di Indonesia memang berbeda-beda. 

Selama hari ke-4 PKKI-X ini, peserta diajak menukikkan pembicaraan pada tema yang diangkat PKKI-X, yaitu “Katekese di Era Digital: Peran Imam dan Katekis dalam Karya Katekese Gereja Katolik Indonesia di Era Digital”. 

Maka ada 3 hal pokok yang dibicarakan, yaitu:

  • Apa profil katekese Gereja Katolik Indonesia di era digital?;
  • Apa peran katekis dalam katekese di era digital?;
  • Apa peran imam dalam katekese di era digital?

Saya mencoba menangkap gagasan-gagasan yang muncul. Beberapa hal berikut merupakan penangkapan saya secara pribadi:

Banyak gagasan yang muncul. Namun kiranya ada alur kesadaran baru bahwa era digital merupakan situasi zaman baru yang membawa perubahan karakteristik-karakteristik budaya, masyarakat dan manusia dibandingkan zaman sebelumnya. Situasi zaman baru era digital itu disadari menantang karya katekese untuk melakukan sesuatu dan tidak berdiam diri: memasukinya dengan tetap besikap kritis-profetis tanpa melupakan hakekat dan tujuan katekese.  

Penangkapan saya, para peserta PKKI-X masih tetap mengakui pentingnya dan masih relevannya katekese konvensional sebagaimana selama ini berjalan (katekese sakramen-sakramen, katekese umat, pendidikan agama katolik di sekolah, dll). Namun juga para peserta PKKI menyadari bahwa katekese di era digital merupakan pendidikan iman yang menanggapi perubahan zaman. 

Para peserta PKKI-X menyadari bahwa katekese di era digital bukan hanya tentang penggunaan sarana di era digital namun mengangkat dan berdialog dengan budaya baru yang muncul di era digital. Katekese di era digital harus juga menggunakan ‘bahasa-bahasa baru’, ‘cara-cara berkomunikasi baru, dan ‘ungkapan-ungkapan baru’ manusia di era digital. 

Dalam pembahasan tentang profil katekese di era digital ini, muncul gagasan tentang ‘katekese on-line’. Hal itu bisa dilakukan misal dengan penggunaan media jejaring sosial dan youtube atau skype untuk melakukan katekese on-line. 

Pembahasan lebih ‘gayeng’ lagi ketika membahas locus katekese di era digital, komunitas riil dan komunitas virtual. Komunitas virtual seringkali diistilahkan sebagai komunitas maya. Namun saya lebih suka mengistilahkannya sebagai komunitas virtual sebab orang-orang yang terlibat ya sungguh riil, hanya medianya saja yang berbeda dengan media konvensional di komunitas riil konvensional. 

Apakah komunitas virtual bisa digolongkan sebagai komunitas gerejawi? Bisakah komunitas virtual ini menjadi locus katekese? Rupanya disadari bahwa memasuki era digital perlu ada dekonstruksi makna konvensional soal komunitas 

Dalam katekese di era digital, selain tetap mempertahankan peran konvensionalnya dalam karya katekese, katekis dan imam harus berani maduk juga ke dunia digital dan mewarnainya. Katekis dan imam perlu menguasai media, bahasa dan cara berkomunikasi di era digital; tidak hanya menjadi pengguna internet namun juga memberi kontribusi di media internet. Ia bisa juga menjadi moderator komunitas virtual. Katekis dan imam diharapkan bisa memobilisasi massa di komunitas virtual untuk sampai pada perjumpaan yang nyata dan konkrit. 

Demikian catatan pribadi dan reportase saya atas dinamika hari ke-4 PKKI-X. Semoga membantu anda mengenal dinamika katekese Gereja Indonesia dan mau terlibat di dalamnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here