Renungan Harian
Kamis, 28 April 2022
Bacaan I: Kis. 5: 27-33
Injil: Yoh: 3: 31-36
BEBERAPA tahun yang lalu saya diminta membantu untuk mengadakan pembekalan para bidan desa. Pada saat pertama kali bertemu, saya agak ragu benarkah mereka semua ini adalah bidan desa?
Dari penampilannya dari sudut pandang saya kok sepertinya tidak menunjukkan bahwa mereka adalah para bidan. Keraguan saya semakin meningkat, ketika dalam beberapa kegiatan para bidan itu sering kali tidak menangkap perintah, sehingga apa yang harus dikerjakan diberitahukan berulang-ulang.
Berkali-kali terjadi mereka salah mengerti dengan apa yang harus dilakukan; seharusnya mengerjakan A tetapi yang dikerjakan Z.
Kejadian-kejadian itu membuat kami semua tertawa. Memang kami menertawakan peserta yang salah mengerti, namun demikian mereka sendiri juga menertawakan diri sendiri. Meski kami tertawa dengan berbagai kelucuan karena salah mengerti, namun tidak jarang kami kehabisan akal untuk menemukan cara menjelaskan kepada peserta.
Kami sudah mengupayakan berbagai metode agar apa yang kami sampaikan dapat ditangkap tetapi tetap saja masih banyak yang salah mengerti.
Saya amat terkejut ketika para bidan itu diminta bercerita tentang pengalaman mereka dan menjelaskan apa yang mereka lakukan. Mereka bisa bercerita dengan amat menarik, amat hidup dan sungguh-sungguh luar biasa.
Para bidan yang pada awal pertemuan terlihat sering tidak mengerti dan salah mengerti sekarang menunjukkan kemampuan diri yang luar biasa.
Gambaran awal tentang para bidan desa yang meragukan kini sungguh-sungguh membuat saya yakin bahwa mereka adalah para bidan desa yang luar biasa.
Hal penting yang saya tangkap adalah bahwa ketika mereka bercerita atau menjelaskan berdasarkan pengalamannya maka mereka menjadi lebih hidup dan apa yang diceritakan menjadi lebih menarik.
Kiranya hal itu yang amat dibutuhkan oleh para pewarta yaitu menyampaikan apa yang dialaminya. Menyampaikan pengalaman perjumpaan dengan Tuhan menjadi jauh lebih menarik dan bukan pengajaran.
Sudah barang tentu tidak menafikan anugerah kurnia Roh Kudus.
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam injil Yohanes: “Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas.