Polusi Udara

0
913 views
Ilustrasi: Polusi udara by NPS Gov.

PADA Selasa, 1 Mei 2018 WHO,  menerbitkan data tentang sekitar 3 miliar orang secara global, yang masih memasak menggunakan api terbuka atau kompor sederhana dengan minyak tanah, biomassa (kayu, kotoran hewan dan limbah tanaman) dan batu bara.

Apa yang seharusnya kita lakukan?

Polusi udara rumah tangga menyebabkan penumonia atau radang paru-paru dan penyakit tidak menular lainnya. Sekitar 3 miliar orang secara global masih memasak menggunakan bahan bakar padat dan sebagian besar dari orang tersebut adalah miskin dan tinggal di negara atau wilayah berpenghasilan rendah dan menengah.

Di rumah berventilasi buruk, asap dalam ruangan bisa 100 kali lebih tinggi daripada tingkat yang dapat diterima untuk partikel halus. Eksposur sangat tinggi ini terjadi di kalangan wanita dan anak, yang menghabiskan paling banyak waktu di dekat perapian rumah tangga.

Sekitar 3,8 juta orang per tahun meninggal secara dini, akibat penyakit yang disebabkan polusi udara rumah tangga, terkait penggunaan bahan bakar padat dan minyak tanah yang tidak efisien untuk memasak.

Di antara 3,8 juta kematian ini, 27% disebabkan oleh pneumonia, 18% stroke, 27%  penyakit jantung iskemik, 20% penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan 8% kanker paru-paru.

Paparan polusi udara rumah tangga hampir dua kali lipat meningkatkan risiko pneumonia pada anak dan bertanggung jawab atas 45% dari semua kematian akibat pneumonia pada anak  dan menyumbang 28% dari semua kematian orang dewasa secara global.

  • Sekitar 12% dari semua kematian prematur karena stroke, dapat dikaitkan dengan paparan harian terhadap polusi udara rumah tangga, yang timbul dari memasak dengan bahan bakar padat dan minyak tanah.
  • Sekitar 11% dari semua kematian karena penyakit jantung iskemik, terhitung lebih dari satu juta kematian dini setiap tahun, dapat dikaitkan dengan paparan polusi udara rumah tangga.
  • Sekitar 17% kematian dini kanker paru pada orang dewasa disebabkan paparan karsinogen dari polusi udara rumah tangga, yang disebabkan oleh memasak dengan minyak tanah atau bahan bakar padat seperti kayu, arang atau batu bara. Risiko untuk wanita lebih tinggi, karena peran mereka dalam persiapan makanan.

Karbon hitam (partikel jelaga) dan metana yang dipancarkan oleh pembakaran kompor yang tidak efisien ternyata juga merupakan polutan perubahan iklim yang kuat. Penelanan minyak tanah adalah penyebab utama keracunan pada anak, dan sebagian besar luka bakar parah dan cedera yang terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah, terkait dengan penggunaan energi rumah tangga untuk memasak, memanaskan dan atau penerangan.

Kurangnya akses listrik untuk 1 miliar orang, banyak di antaranya kemudian menggunakan lampu minyak tanah untuk penerangan, menyebabkan rumah tangga memiliki tingkat partikel halus yang sangat tinggi. Penggunaan bahan bakar pencemar polusi menimbulkan risiko kesehatan lainnya, seperti luka bakar, cedera, keracunan, dan membatasi peluang lain untuk belajar dan membaca yang membutuhkan pencahayaan yang memadai.

Perangkat Solusi Energi Rumah Tangga Bersih atau ‘Clean Household Energy Solutions Toolkit’  (CHEST) telah diterbitkan berdasarkan data dari lebih dari 1.100 survei dari perumahan di 157 negara.

CHEST adalah seperangkat alat dan sumber informasi yang membantu negara, untuk memperbaiki kualitas udara dalam ruangan, khususnya penggunaan bahan bakar rumah tangga, oleh pemangku kepentingan pada sektor energi rumah tangga dan atau kesehatan masyarakat, untuk merancang, menerapkan, dan memantau kebijakan yang menangani energi rumah tangga.

Aksi global untuk mengintegrasikan panduan dan sumber daya dalam mendukung energi rumah tangga yang bersih, antara lain untuk Pneumonia dan Diare atau ‘Global Action Plan for Pneumonia and Diarrheal Disease’ (GAPPD), juga untuk kesehatan ibu dan anak atau ‘Global Strategy for Women and Children’s Health’.

Advokasi ini dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya menyediakan dan meningkatkan energi rumah tangga yang lebih bersih, sebagai langkah pencegahan dalam bidang kesehatan masyarakat.

Aksi global lainnya adalah  Koalisi Udara Bersih atau ‘Climate and Clean Air Coalition’ (CCAC) untuk mengurangi polutan dan bekerja untuk meningkatkan keterlibatan sektor kesehatan untuk mengatasi polutan tersebut dan meningkatkan kualitas udara.

Semuanya sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau ‘Sustainable Development Goal’ (SDGs) indikator 3.9.1 (angka kematian akibat efek polusi rumah tangga dan udara luar) dan indikator 7.1.2 (populasi pengguna bahan bakar dan teknologi bersih).

Dengan mencapai kedua tujuan ini, kita dapat mencegah jutaan kematian dan meningkatkan derajad kesehatan dan kesejahteraan miliaran orang, yang masih mengandalkan teknologi polusi dan menggunakan bahan bakar untuk memasak, pemanasan dan penerangan.

Sudahkah kita bertindak bijak?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here