Puncta 02.05.20: Perkataan Keras

0
309 views
Ilustrasi: Emosi marah. (Ist)

PW St. Atanasius, Uskup dan Pujangga Gereja
Yohanes 6:60-69

WAKTU menanggapi kedatangan Kresna sebagai duta Pandawa, terjadi perdebatan sengit di antara para penasehat Kurawa. Karna menuduh dengan keras bahwa di tengah-tengah para penasehat ada mata-mata. T

uduhan itu membuat telinga Prabu Salya merah padam. Ia marah dituduh sebagai mata-mata. Kata-kata yang terlontar makin keras dan panas bagai api berkobar membakar sejuta hutan.

Di balairung itu yang terjadi bukan bersatu menghadapi duta Pandawa, tetapi justru saling permusuhan yang makin tajam. Akhirnya Salya menantang Karna. Namun terdesak oleh kedatangan Kresna, Adipati Karna mundur diam-diam menghindari kemarahan Salya.

Karna mundur karena kata-kata Salya yang keras. Ia baru menampakkan diri lagi di istana ketika perang Baratayuda sudah menewaskan banyak senapati Kurawa.

Yesus berbicara tentang roti hidup. “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal.”

Ia menegaskan, ”Daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.”

Sabda ini bagi banyak orang dianggap keras dan tajam kalau tidak mau dikatakan kasar. Mungkin juga ada orang merasa terhina karena harus makan daging dan minum darah manusia. Maka banyak orang mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Yesus.

Dalam situasi kritis seperti itu, Yesus menggunakan kesempatan untuk menantang para murid-Nya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?”

Yesus ingin mendapat ketegasan posisi para murid. Maju atau mundur.

Simon Petrus mewakili teman-temannya berkata, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”

Kita juga pernah mengalamai situasi kritis seperti itu. Harus berani mengambil sebuah keputusan untuk mengikuti Yesus atau mundur. Mengikuti Dia berarti berani menanggung segala resiko ditolak dan siap di jalan salib. Memang berat tantangan Yesus. konsekwensinya adalah salib. Apakah kita mau maju atau mundur teratur?

Ke warung beli rujak cingur.
Dinikmati dengan peyek usus.
Milih maju atau milih mundur.
Tanggung resiko kalau ikut Yesus.

Cawas, diam dan tepekur….

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here