Puncta 30.06.22 Sengkuni

0
528 views
Ilustrasi - Sengkuni tokoh pemecah belah dan suka adu domba. (Ist)


Kamis Biasa XIII
Matius 9: 1-8

DALAM wayang ada tokoh yang bikin gemas yakni Patih Sengkuni. Dia adalah adik Dewi Gandari, isteri Destarata, penguasa sementara Hastina.

Sosoknya dikenal jahat, licik, senang cari muka, suka mengadu domba, dan selalu menghalalkan segala cara dalam mengejar keinginannya.

Dia selalu punya niat jahat untuk membinasakan Pandawa, agar Kerajaan Hastina jatuh ke Duryudana, ponakannya.

Dalam Kisah Bale Golo-golo, Sengkuni mengundang Pandawa untuk berpesta. Tempat pesta dirancang mudah terbakar.

Ketika mereka sedang pesta pora, istana dengan sengaja dibumihanguskan, agar Pandawa mati.

Kelicikan dan hatinya yang jahat muncul ketika Pandawa diundang main dadu. Sengkuni jadi bandarnya.

Pandawa yang jujur mudah sekali dikelabui dan ditipu. Pandawa kalah. Mereka dibuang duabelas tahun di tengah hutan.

Dari sinilah perang darah Barata tak terelakkan.

Dalang dari segala kerusuhan, perpecahan, fitnah dan adu domba, kebencian, perang saudara dan penyebar kebohongan adalah Sengkuni.

Akibat dari pikiran dan hati yang jahat adalah permusuhan dan peperangan yang menghancurkan.

Awaslah ada “Sengkuni-sengkuni” di sekitar kita.

Para Ahli Taurat menuduh Yesus menghujat Allah, ketika Dia berkata kepada orang lumpuh, “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.”

Yesus mengetahui pikiran mereka dan berkata, ”Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat dalam hatimu?”

Orang munafik tidak bisa melihat kebaikan. Yang ada pada mereka hanya curiga. Pikiran dan hatinya dipenuhi dengan hal-hal buruk dan jahat.

Mereka tidak senang dengan kedamaian, harmoni, ketentraman, kerukunan, persatuan.

Orang macam Sengkuni tidak suka melihat kita damai, rukun, bersatu. Sentimen-sentimen agama, etnis, suku dan ras dipakai untuk mengadu domba.

Sengkuni mengobarkan permusuhan dan perpecahan.

Yesus mengingatkan kepada kita semua, “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat dalam hatimu?”

Kejahatan dimulai dari hati. Perilaku kita diawali dari apa yang ada dalam hati. Jika hatinya baik, maka tindakan dan buah pikirannya juga baik.

Para ahli Taurat itu berjubah agama, tetapi tidak mampu melihat sisi baik Yesus yang menyembuhkan orang lumpuh.

Yang ada pada mereka hanya kecurigaan dan kemunafikan.

Mereka menganggap diri yang paling baik, paling benar, paling kuasa. Mudah menyalahkan orang lain, mudah mengadili dan mau menangnya sendiri.

Marilah kita menumbuhkan hal-hal baik dalam hati kita masing-masing. Agar tidak muncul Sengkuni-Sengkuni yang mengadu-domba dan membawa perpecahan.

Pak Dalang main wayang wahyu,
Untuk menghibur bapak ibu guru.
Perbaiki lebih dulu isi hatimu,
Ucapan dan tindakan akan jadi baru.

Cawas, semua berawal dari hati….
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here