Bacaan I: Yeh. 47: 1-9.12
Injil: Yoh. 5: 1-16
BEBERAPA waktu yang lalu saya merayakan ekaristi bersama sebuah keluarga untuk mengenang Bapak keluarga yang 40 hari yang lalu dipanggil Tuhan. Saya merayakan ekaristi hanya terbatas dengan keluarga saja; tidak melibatkan umat yang lain mengingat situasi sekarang ini.
Pada saat kotbah,saya meminta keluarga untuk sYaring tentang pengalaman yang dirasakan bersama dengan almarhum.
IstEri almarhum memulai: “Romo, hal yang selalu saya kenang adalah bapak itu orang yang sabar. Selama 60 tahun lebih hidup bersama dengan beliau, saya belum pernah sekalipun dibentak atau keluar kata-kata kasar dari beliau. Saya orangnya galak dan sering marah-marah. Kalau saya marah-marah, beliau menyingkir dan setelahnya dia tidak menyinggung apa-apa dan tetap baik dengan saya. Hal yang kedua romo, beliau itu selalu mendukung saya sehingga saya menjadi berkembang hingga seperti ini, dan beliau bangga dengan saya.
Putra-putri, menantu dan cucu juga syering. Mereka membagikan pengalaman tentang almarhum pengalaman yang kurang lebih sama meski dengan bahasa yang berbeda.
Hal pertama yang dirasakan oleh mereka adalah bapak selalu hadir dalam hidup mereka. Bapak dalam kesibukan apapun dirasakan kehadirannya.
Bapak yang selalu mendukung anak-anaknya, bahkan ketika ada yang gagal bapak tidak pernah mengadili, bapak menjadi sumber penghiburan dan kekuatan untuk bangkit.
“Romo, saya merasakan bapak itu orang mencintai kami dengan luar biasa. Cinta yang bukan dengan kata-kata tetapi dengan kehadirannya yang luar biasa.
Cintanya membuat kami hidup, kalau kami sekarang menjadi seperti ini karena cinta beliau yang selalu mengalir luar biasa. Bapak tidak pernah membedakan anak maupun menantu semua mendapatkan cinta yang luar biasa,” putra yang bungsu menutup sharing.
Syering yang luar biasa. Pengalaman cinta yang luar biasa yang dialami keluarga dari seorang bapak yang luar biasa. Cinta itu memberi hidup, menumbuhkan dan mengembangkan.
Cinta tidak mengadili tetapi membangkitkan.
Syering keluarga itu memberikan gambaran tentang cinta. Betapa luar biasa cinta Tuhan padaku sebagaimana diwartakan oleh Nabi Yeheskiel:
“Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis. Tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat.”
Bagaimana dengan aku? Adakah aku mengalirkan cinta yang menghidupkan?