Sabda Hidup: Senin, 28 November 2016

0
604 views

Hari biasa Pekan I Adven

warna liturgi Ungu

 

Bacaan

Yes. 2:1-5 atau Yes. 4:2-6; Mzm. 122:1-2,3-4a,4b-5,6-7,8-9; Mat. 8:5-11. BcO Yes. 7:1-17

Bacaan Injil: Mat. 8:5-11.

5 Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: 6 “Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita.” 7 Yesus berkata kepadanya: “Aku akan datang menyembuhkannya.” 8 Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. 9 Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.” 10 Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. 11 Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga

Renungan:

ORANG yang berkuasa mempunyai kewenangan untuk memerintah. Setiap anak buahnya pun akan tunduk pada perintahnya. Apa pun yang dia katakan akan diikuti oleh anak buahnya. Hal semacam itu akan sangat tampak di dunia kemiliteran maupun di lingkungan sosial yang agak ketat cenderung kaku. Para anak buah takut kalau tidak melaksanakan apa yang diperintahkan oleh pemimpinnya.

Yesus bertemu dengan perwira yang menghendaki pertolongan-Nya. Yesus pun berkenan menolongnya. Namun ketika Ia hendak datang sang perwira malah mengatakan, “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya” (Mat 8:8-9). Baginya Yesus cukup memberi perintah maka anak buahnya akan sembuh.

Kekuatan seorang pemimpin sering tak terbatas. Ia mampu mengatur segalanya. Keyakinan anak buah pun menambah daya kuasanya. Maka kiranya kala menjadi seorang pemimpin kita layak berhati-hati dengan kekuasaan yang kita miliki. Kekuasaan itu untuk menghadirkan kebaikan, bukan untuk menghancurkan. Kekuatan itu untuk menata bukan untuk memporak-porandakan.

Kontemplasi:

Bayangkan dirimu sebagai seorang penguasa. Liatlah bagaimana anda menggunakan kekuatanmu.

Refleksi:

Tulislah pengalamanmu menggunakan kuat kuasamu?

Doa:

Tuhan, aku mohon semoga aku bisa menggunakan kuasa yang kauanugerahkan dengan bijak. Semoga banyak hal tertata karena kuasa yang Kauberikan kepadaku. Amin.

Perutusan:

Aku akan menggunakan kuasa yang kumiliki dengan bijak. -nasp-

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)