Sanggau, Kalbar: Buka “Jendela Dunia” dengan Berbagi Buku untuk Pedalaman

0
152 views
Berbagi buku untuk kawasan pedalaman di SD Paroki Katedral Sanggau (Sr. Kristine OSA)

“JENDELA dunia” tidak akan pernah tutup, selama masih ada buku. Segala jenis informasi dapat diperoleh di dalam dan melalui buku. Beragam jenis buku dapat diperoleh dengan mudah.

Banyak penulis membagi ilmu dan wawasan mereka kepada orang lain. Dengan harapan dan tujuannya yang berbeda.

Proses transfer ilmu, informasi dan nilai–nilai hidup terjadi secara langsung antara pembaca dan buku. Dengan buku, pembaca dapat membuka dan mengulanginya sewaktu- waktu; juga dapat memberi catatan–catatan penting pada poin–poin tertentu.

Bahkan dapat memberi goresan warna–warni pada poin–poin itu. Warna-warni itu menjadi penanda perlunya mengendapkan informasi atau nilai-nilai dalam diri.

Ibu Sonya Fitriana A.Md selaku Kepala Sekolah SD Paroki Katedral Sanggau mengimbau agar beberapa guru terlibat dalam memilah–milah buku sekolah. Terutama yang masih layak digunakan anak–anak di daerah. Meskipun kurikulum yang digunakan adalah model KTSP dan kurikulum sebelumnya.

“Buku–buku ini dapat membantu anak–anak lancar membaca dan sangat bergua menambah penegetahuan mereka,” jelasnya.

Buku menjadi faktor utama pendukung anak–anak agar lancar membaca. Beragam buku dibuat menarik dari segi warna dan gambar. Dengan tujuan anak–anak tertarik mengetahui lebih lanjut tentang kesan atau cerita dari gambar, melihat dan membacanya berulang–ulang.

Banyak buku-buku pengetahuan untuk anak-anak SD kelas atas yang masih dapat digunakan. Seperti buku-buku latihan soal dan pengetahuan umum.

Kerja nyata

Sabtu, 21 Mei 2022, beberapa guru terlibat langsung memilah–milah buku yang akan dikirim ke daerah di perpustakaan SD Paroki Katedral Sanggau. Buku–buku ini dikemas ulang dengan rapi dan dibedakan berdasarkan kelayakan dalam karung plastik.

Kelayakan buku–buku ini berdasarkan keutuhan buku. Mengingat buku–buku ini adalah “korban” banjir tahun 2021 lalu yang terjadi di Sanggau, Kalimantan Barat. Sebelum banjir, buku–buku ini tersimpan rapi di perpustakaan sekolah.  

Beberapa buku masih utuh dan “selamat”. Sebagian buku sudah tidak utuh lagi. Pengemasan buku–buku ini menggunakan karung plastik guna menghindari kerusakan. karena kondisi jalan buruk berlumpur saat hujan.

Banyak cara mencerdaskan anak–anak bangsa. Jalan yang masih berlumpur dan daerah–daerah yang belum terjamah akses internet tidak menjadi penghalang.

Keterlibatan mencerdaskan anak–anak bangsa harus terus berlangsung. Kemajuan mereka adalah bagian dari tanggungjawab bersama demi generasi masa depan yang lebih maju.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here