Senin Pekan ke-33 Masa Biasa: Lukas 18: 35-43

0
736 views
Ilustrasi: Yesus menyembuhkan orang buta. (Ist)

SEORANG pengemis buta di pinggir jalan sungguh malang nasibnya, tetapi jangan salah sangka bahwa ia tak mampu apa-apa. Meski tak dapat melihat, ia mendengar ada rombongan mendekati kota?

Ia bertanya, “Ada apa?”, dan mendengar bahwa Yesus dari Nazaret lewat di situ. Tampaknya ia sudah dengar tentang Yesus. Ia yakin bahwa Dialah Mesias, Raja keturunan Daud, yang dapat menolongnya: “Yesus,  Anak Daud, kasihanilah aku.” Rombongan ziarah suci merasa terganggu suara keras orang miskin, dan menyuruhnya diam. Tapi orang malang ini bukan pengecut. Imannya kuat! Ia berteriak lebih keras lagi, “Yesus,  Anak Daud, kasihanilah aku.”

Yesus berhenti dan menegur orang banyak: seharusnya mereka telah membawa orang buta itu kepada-Nya.

Yesus bertanya, “Apa yang kau ingin saya berbuat bagimu?”

Jawab orang buta itu: “Tuhan, supaya aku dapat melihat!”

Lalu Yesus bukan saja menyembuhkannya tetapi mengatakan: “imanmu telah menyelamatkan engkau!”

Orang buta ini diberi melihat dua kali. Pertama, ia diberi melihat dengan kedua mata. Kedua, dalam imannya ia diberi melihat bahwa Yesus, Anak Daud, adalah jalan keselamatannya, maka ia langsung mengikut Yesus dan memuliakan Allah. Bahkan, yang tadi buta itu sekarang membuka mata seluruh rakyat yang turut memuji-muji Allah

Kita semua dapat melihat baik-baik dengan kedua mata kita. Tetapi bagaimana dengan mata hati kita? Apakah melihat dengan jelas misalnya jalan keselamatan kita? Baiklah kita pun sering mendoakan permohonan yang sederhana ini, “Tuhan, supaya aku dapat melihat!” ‑ khususnya pada saat-saat kita berada dalam kebingungan, keragu-raguan, kegelapan, atau di persimpangan jalan.

“Tuhan, kasihanilah Aku; tolonglah aku supaya dapat melihat jalan yang Kautunjukkan.  Kuatkan saya menempuhnya bersama-Mu, juga bila berarti jalan ke Yerusalem, jalan penderitaan!”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here