Home BERITA Serial Paus Fransiskus: Gereja Bersemangat Evangelium Gaudium – Gereja Keluar ke Jalan...

Serial Paus Fransiskus: Gereja Bersemangat Evangelium Gaudium – Gereja Keluar ke Jalan Kotor dan Berlumpur (4)

0
Ilustrasi: Paus Fransiskus. (Ist)

AJAKAN Paus Fransiskus ini sungguh sesuai dengan semangat Evangelii Gaudium (Sukacita Injili) – Ajaran Sosial Gereja (ASG) zaman sekarang.

ASG dari masa ke masa

Dokumen Ajaran Sosial Gereja (ASG) umumnya dianggap dimulai dengan dokumen Rerum Novarum (1891) yang dikeluarkan Paus Leo XIII (1878-1903). Sesudahnya ada banyak dokumen ASG yang penting untuk dipelajari; antara lain:

  • Quadragesimo Anno, 1931.
  • Mater et Magistra, 1961.
  • Pacem in Terris, 1963.
  • Gaudium et Spes, 1965.
  • Populorum Progressio, 1967.
  • Octogessima Adveniens, 1971.
  • Iustitia in Mundo, 1971.
  • Evangelii Nuntiandi, 1975.
  • Redemptor Hominis, 1979.
  • Laborem Exercens, 1981.
  • Sollicitudo Rei Socialis, 1987.
  • Centesimus Annus, 1991.

Saat ini, agaknya marilah kita lebih fokus mempelajari berbagai pemikiran Paus Fransiskus yang tertuang dalam berbagai dokumen yang dikeluarkan Paus Fransiskus. Karena semua dokumen itu menegaskan keyakinan dan sikap Paus Fransiskus untuk menghidupkan kembali ajaran Yesus Kristus. Dengan maksud dan tujuan agar ajaran-ajaran Yesus itu tetap sungguh relevan dalam konteks dunia saat ini.

Sebagian umat Katolik dibaptis saat bayi atau anak-anak. Sebagian lainnya dibaptis sebagai remaja, orang muda, atau bahkan sudah dewasa. Namun, materi pelajaran agama Katolik dan iman kristiani yang didapat saat sekolah, persiapan Komuni Pertama, atau saat persiapan baptis tidak diperbaharui lagi.

Banyak umat terkejut, ketika mulai sungguh-sungguh mau mempelajari pemikiran Paus Fransiskus. Karena kemudian mereka menemukan berbagai hal yang tidak selalu sama dengan keyakinan yang selama ini kita hayati sebagai orang Katolik.

Paus Fransiskus dan sekelompok umat berbagai profesi. (Ist)
Paus Fransiskus dengan seorang imam Jesuit bernama Pastor Antonio Spadaro SJ dari La Civilta Cattolica. (Ist)

Gereja selayaknya menjadi “rumah sakit lapangan”

Pastor Antonio Spadaro SJ (57), editor La Civilta Cattolica sejak 2011 dan anggota Pontifical Council for Culture dan Secretariat for Communications dari Vatikan tanggal 19 Agustus 2013 pernah mewawancarai Paus Fransiskus. Salah satu pertanyaan yang diajukan ke Paus Fransiskus adalah beberapa pertanyaan berikut ini.

  • Apa yang paling diperlukan gereja saat ini?
  • Apakah gereja perlu diperbaharui?
  • Apa harapan Paus untuk Gereja di masa depan?
  • Model Gereja macam apa yang paus impikan?

Jawaban Paus Fransiskus adalah seperti ini: “Saya melihat dengan jelas bahwa Gereja yang diperlukan saat ini adalah Gereja sebagai “rumah sakit lapangan” (a field hospital church); yang mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan luka-luka dan membawa kehangatan bagi hati umat beriman.”

Berbagai dokumen Paus Fransiskus

Menarik, kalau kita bertanya apakah saudara seorang Katolik? Bagaimana saudara bisa membuktikan diri bahwa saudara adalah sungguh seorang Katolik?

Umumnya kita akan mendapat jawaban klasik seperti berikut ini: saya sudah dibaptis, rajin berdoa dan ikut misa. Juga, saya aktif berkegiatan di gereja, dll.

Mari kita tes dengan beberapa pertanyaan lain? Apakah saudara tahu nama Paus sekarang? Apakah saudara menghormati Paus Fransiskus, mencintainya, dan bersedia untuk mendengarkannya?

Belum tentu kita akan mendapat jawaban yang lengkap dan memuaskan. Padahal, Paus Fransiskus sudah menulis dan merilis berbagai dokumen. Dokumen tersebut adalah bagaikan surat cinta dari seorang bapak kepada kita anak-anaknya.

Kalau Paus Fransiskus menulis surat cinta kepada kita apakah kita sudah membacanya? Apakah kita sudah pernah membaca dokumen-dokumen berikut ini?

  • Lumen Fidei, 2013.
  • Evangelii Gaudium, 2013.
  • Misercordiae Vultus, 2015.
  • Laudato Si’, 2015.
  • Amoris Laetitia, 2016.
  • Misericordia et Misera, 2016.
  • Veritatis Gaudium, 2017.
  • Gaudete et Exsultate, 2018.
  • Dokumen Abu Dhabi, 2019.
  • Christus Vivit, 2019.
  • Querida Amazonia, 2020.
  • Fratelli Tutti, 2020.
  • Laudate Deum, 2023.

Belum pernah baca dan apalagi memahami pesan pentingnya

Ternyata pada umumnya orang Katolik belum (pernah) membaca dokumen-dokumen tersebut. Paling-paling ada beberapa yang pernah mendengar tentang dokumen tersebut dan pernah membaca sebagian isi dokumen tertentu. Jarang yang sudah membaca sampai selesai dokumen-dokumen tertentu dan apalagi juga paham dengan semua pesan penting yang tersaji dalam setiap dokumen tersebut.

Artinya sebenarnya banyak orang Katolik -bahkan para pastor dan religius suster-bruder dan para imam diosesan- yang tidak atau belum mengikuti perkembangan Gereja Katolik zaman sekarang di bawah kepemimpinan Paus Fransiskus. Padahal ada perubahan yang cukup mendasar dan signifikan. Malahan, penulis berani mengatakan sudah terjadi loncatan besar paradigma dan cara baru hidup menggereja sekaligus mengundang cara baru hidup menjadi orang Katolik zaman sekarang.

Mari kita mulai membacanya

Untuk memahaminya mari kita lihat berbagai dokumen tersebut secara sekilas. Tentu diharapkan saudara semua bersedia meluangkan waktu untuk membaca dan mempelajarinya.

Dokumen-dokumen tersebut dapat diunduh secara gratis melalui dua tautan berikut ini. Yakni, di www.dokpenkwi.org sudah tersaji dokumen-dokumen berbahasa Indonesia. Tautan lainnya adalah www.vatican.va yang juga menyediakan banyak dokumen Vatikan dalam berbagai bahasa secara gratis.

Jadi sebenarnya tidak ada alasan dan kesulitan untuk mendapatkan dokumen tersebut atau bertanya di mana bisa membelinya. Sebagian dokumen Gereja dalam bentuk buku cetakan juga dapat dibeli di Kantor Dokpen KWI dan Toko Buku Obor di Jakarta. Semua dokumen tersebut dapat diunduh; bahkan di HP kita masing-masing. Bisa dibaca di mana saja.

Selamat membaca, mempelajari, dan mewujudkannya dalam hidup saudara sebagai orang Katolik.

Ilustrasi: Berbagai dokumen Vatikan yang dirilis pada masa permerintahan Paus Fransiskus. (Ist)

Kenali beberapa jenis dokumen Vatikan

Dokumen Vatikan ada beberapa jenis.

Pertama biasa disebut Konstitusi Apostolik adalah istilah untuk dokumen-dokumen menyangkut ajaran-ajaran Gereja yang penting dan mendasar. Misalnya Konstitusi Apostolik Veritatis Gaudium (Sukacita Kebenaran) tentang Universitas dan Fakultas Gerejawi yang dirilis tanggal 8 Desember 2017.

Kedua biasa disebut Ensiklik yang bersifat umum berisi topik penting Gereja yang ditujukan untuk seluruh Gereja atau seluruh umat manusia. Misalnya:

  • Ensiklik Lumen Fidei yang dirilis 29 Juni 2013.
  • Ensiklik Laudato Si‘, 24 Mei 2015.
  • Ensiklik Fratelli Tutti, 3 Oktober 2020.

Ketiga sering disebut Seruan atau Anjuran Apostolik. Dokumen ini biasanya diterbitkan Vatikan berdasarkan hasil Sinode Para Uskup. Misalnya Seruan Apostolik:

  • Evangelii Gaudium, 24 November 2013.
  • Amoris Laetitia, 19 Maret 2016.
  • Gaudete et Exsultate, 19 Maret 2018.
  • Christus Vivit, 25 Maret 2019.
  • Querida Amazonia, 2 Februari 2020.
  • Laudate Deum, 4 Oktober 2023.

Keempat sering disebut Surat Apostolik yang dikeluarkan pada kesempatan tertentu dan hanya dalam lingkup gereja Katolik tentang tema tertentu yang dianggap penting. Sontohnya Surat Apostolik Misericordia et Misera yang dirilis pada kesempatan penutupan Yubileum Luar Biasa Tahun Kerahiman tanggal 20 November 2016.

Kelima adalah Pesan Paus yang dikeluarkan dalam momen tertentu. Misalnya Pesan Paus untuk Hari Perdamaian Sedunia atau Pesan paus untuk Hari Komunikasi Sedunia.

Berikutnya adalah yang sering disebut Bulla Pemberitahuan. Misalnya Bulla Pemberitahuan Yubileum Luar Biasa Tahun Kerahiman Misericordiae Vultus yang dirilis 11 April 2015.

Masih ada lagi yang disebut Dokumen tentang Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama yang kemudian lebih populer dikenal sebagai Dokumen Abu Dhabi dan ini dirilis tanggal 4 Februari 2019.

Seminar nasional yang dihadiri oleh sembilan pemuka agama dan wakil Kemenag RI di Unika Atma Jaya, 25 Februari 2023, tentang upaya membumikan semangat Dokumen Abu Dhabi 2019. Hasil seminar ini mengerucut pada dirilisnya “Deklarasi Atma Jaya” Januari 2023. (Unika Atma Jaya)
Ilustrasi: Sembilan pemuka agama berkumpul di Kampus Unika Atma Jaya Jakarta tanggal 25 Februari 2023 dan menggelorakan implementasi semangat “Dokumen Abu Dhabi” dan terwujud dengan lahirnya “Deklarasi Atma Jaya”. (Unika Atma Jaya Jakarta)

Selain dokumen yang dikeluarkan Paus, dari Vatikan juga dikeluarkan berbagai dokumen-dokumen lainnya. Misalnya:

  • “Mendidik di Masa Kini dan Masa Depan: Semangat yang Diperbaharui” yaitu Instrumentum Laboris dari Kongregasi untuk Pendidikan Katolik, 7 April 2014.
  • “Anggur Baru dalam Kantong Kulit Baru dari Kongregasi untuk Tarekat Hidup Bakti dan Serikat Hidup Kerasulan tentang hidup bakti dan tantangan-tantangannya yang terus berlanjut sejak Konsili Vatikan II, 6 Januari 2017.
  • “Masalah-masalah Ekonomi dan Keuangan” berisi pertimbangan-pertimbangan bagi penegasan etis mengenai beberapa aspek sistem ekonomi dan keuangan masa kini yang dikeluarkan Kongregasi Ajaran Iman Dikasteri untuk Mempromosikan Pengembangan Manusia Integral, 6 Januari 2018.
  • “Orang Muda, Iman, dan Penegasan Panggilan” yaitu Dokumen Akhir Sidang Umum XV Sinode Para Uskup, 27 Oktober 2018.

Sebagian dokumen yang dianggap penting sudah diterjemahkan dan dapat diunduh secara gratis di www.dokpenkwi.org dan dapat dibeli di Kantor Dokpen KWI di Jl. Cut Meuti, Menteng, Jakarta Pusat, atau Toko Buku Obor di Jl. Gunung
Sahari, Jakarta Pusat.

Judul dokumen Vatikan selalu ditulis dalam bahasa Latin

Oh ya, bagi yang belum mengetahui, semua dokumen Gereja dari Vatikan selalu diberi judul berbahasa Latin. Selaludiambil dari dua kata pertama dokumen asli berbahasa Latin. Misalnya saja dokumen pertama dari paus Fransiskus adalah Ensiklik Lumen Fidei atau diterjemahkan Terang Iman.

Bila kita mengutip dokumen tertentu biasanya dipakai singkatannya misalnya LF 1 artinya adalah dokumen Lumen Fidei artikel 1. Di dalam setiap dokumen itu selalu tiap artikel diberi nomor untuk memudahkan sebagai referensi. Maka ketika kita mengutip dokumen Gereja, kita tidak menyebutkan halaman yang bisa berubah-ubah sesuai ukuran atau format dokumen; melainkan nomor artikelnya yang tidak akan berubah.

Seruan Apostolik Evangelii Gaudium 24 November 2013

Evangelii Gaudium dapat dikatakan merupakan dokumen yang paling penting dan menjadi dasar dokumen lain Paus Fransiskus. Evangelii Gaudium adalah blue print dan model Gereja zaman sekarang yang dibayangkan Pauus Fransiskus.

Dapat dikatakan bahwa dokumen lain merupakan aplikasi dan implementasi Evangelii Gaudium dalam berbagai aspek lainnya. Misalnya Laudato Si‘ untuk merawat bumi rumah kita bersama; Amoris Laetitia untuk kehidupan berkeluarga, dan Christus Vivit untuk orang muda.

Evangelii Gaudium terdiri dari lima bab, sesudah pengantar.

  • Bab I: “Perubahan Perutusan gereja”.
  • Bab II: “Di tengah Kriris Komitmen Bersama”.
  • Bab III: “Pewartaan Injil”.
  • Bab IV: “Dimensi Sosial Evangelisasi”.
  • Bab V: “Para Pewarta Injil yang Dipenuhi Roh”.

Perhatikan beberapa judul dalam Evangelii Gaudium yang sungguh menampakkan semangat Gereja yang ingin diperbaharui oleh Paus Fransiskus:

  • Sukacita yang senantiasa baru, sukacita yang dibagikan.
  • Sukacita yang menggembirakan dan menghibur untuk mewartakan Injil.
  • Gereja yang bergerak keluar.
  • Mengambil langkah pertama, terlibat dan mendukung, berbuah dan bersukacita.
  • Pengutusan yang diwujudkan dalam keterbatasan manusiawi.
  • Seorang ibu dengan hati terbuka.
  • Tidak kepada ekonomi pengucilan.
  • Tidak kepada berhala baru: uang.
  • Tidak kepada pesimisme yang mandul.
  • Seluruh umat Allah mewartakan Injil.
  • Homili, percakapan seorang ibu, kata-kata yang mengobarkan hati.
  • Dalam persatuan dengan Allah, kita mendengar suatu jeritan.
  • Tempat khusus kaum miskin di dalam umat Allah.
  • Waktu lebih besar daripada ruang.
  • Kesatuan menang atas pertentangan.
  • Kenyataan lebih penting daripada gagasan.
  • Keseluruhan lebih besar daripada bagian.
  • Dialog antara iman, akal budi dan pengetahuan.
  • Kegembiraan rohani menjadi umat.

Dalam dokumen berisi 47.560 kata tersebut, ada kata cinta (154 kali), sukacita (109 kali), kaum miskin (91 kali), perdamaian (58 kali), keadilan (37 kali), dan kebaikan umum (15 kali).

Evangelisasi baru buah pikiran Paus Yohanes Paulus II

Frasa “evangelisasi baru” sudah dijelaskan oleh Paus Santo Yohanes Paulus II dalam Ensiklik Redemptoris Missio (7 Desember 1990) saat peringatan 25 tahun Dekrit Ad Gentes (18 November 1965) Konsili Vatikan II. Dokumen ini mengajak Gereja memperbaharui evangelisasi dalam semangat, metode, dan ekspresinya.

Paus St. Yohanes Paulus ke II menggunakan istilah “evangelisasi baru” dalam berbagai kesempatan. Dilakukan sebanyak 75 kali dalam surat-suratnya dan 175 kali dalam homili-homilinya.

Bahkan istilah ini muncul sekitar 890 kali dalam situs resmi vatican.va. Dari frekuensi munculnya istilah ini, maka kita dapat menilai bahwa evangelisasi baru begitu penting dalam perkembangan Gereja Katolik.

Romo Marthin L. Halawa dalam abstrak tesisnya tahun 2023 di Universitas Katolik Parahyangan yang membandingkan antara Redemptoris Missio dengan Evangelii Gaudium. Hingga ia sampai pada kesimpulan sebagai berikut:

“Paus Fransiskus benar-benar memulai babak baru evangelisasi. Ini disebut baru, karena ditandai dan diresapi, sangat diwarnai dengan sukacita. Sukacita dalam Kristus membuat setiap orang Kristiani menjadi Gereja yang bergerak keluar.

Menjadi Gereja yang bergerak keluar mengandaikan setiap umat Kristiani dan setiap komunitas untuk keluar dari zona nyamannya untuk menjangkau seluruh periferi yang memerlukan terang Injil.“  

Babak baru evangelisasi yang dijalankan dengan penuh sukacita itu nampak sekali dalam judul-judul dokumen Paus Fransiskus seperti gaudium, misericordia, amor, laetitia, gaudete, exultate, dan vivit. Semua itu menggambarkan pengutusan yang dijalankan dengan penuh sukacita, belas kasih, kasih, kegembiraan, dan semangat hidup.

Isi semua dokumen Paus Fransiskus juga dipenuhi dengan kata-kata tersebut yang mencerminkan pikiran, hati, jiwa, kehendak, semangat, ucapan, tindakan, dan hidup Paus Fransiskus.

Mengajak ke mana

Paus Fransiskus mengajak Gereja mengubah pengutusan dengan bergerak pergi keluar dengan membawa sukacita Injil. Paus menggambarkan berbagai tantangan dunia sekarang dalam soal ekonomi, uang, kekerasan, dan perubahan budaya bagi para pekerja pastoral (EV 52-109).

Paus Fransiskus mengajak seluruh umat Allah mewartakan Injil, mempersiapkan homili, kotbah, dan evangelisasi untuk pendalaman kerygma (EV 111-175).

Paus Fransiskus menjelaskan dimensi sosial evangelisasi, bagaimana melibatkan kaum miskin dalam masyarakat, mengupayakan kesejahteraan umum dan perdamaian, dan dialog sosial sebagai sumbangan untuk perdamaian (EV 177-258).

Akhirnya Paus Fransiskus mengajak para pewarta Injil agar dipenuhi Roh dalam pengutusan yang diperbarui dan mengikuti teladan Bunda Maria Bunda Evangelisasi (EV 262-288).

Kalimat Paus Fransiskus dalam Evangelii Nuntiandi yang paling sering dikutip adalah demikian.

“Saya lebih menyukai Gereja yang memar, terluka dan kotor karena telah keluar di jalan-jalan, daripada Gereja yang sakit karena menutup diri dan nyaman melekat pada rasa amannya sendiri. Saya tidak menginginkan Gereja yang berambisi menjadi pusat dan berakhir dengan terperangkap dalam jerat obsesi dan prosedur.” (EV 49).

Dua frasa yang sering dikutip adalah harapan Paus Fransiskus agar kita “keluar dari zona nyaman kita untuk menjangkau seluruh periferi yang memerlukan terang Injil.” (EG 20) dan “pewarta Injil memiliki bau domba dan domba pun mau mendengar suara mereka.” (EV 24) .

Dokumen Vatikan yang dirilis Paus Fransiskus dengan judul Evangelii Nuntiandi. (Dokpen KWI)

Berikut ini beberapa kutipan terpilih dari Evangelii Gaudium

EG 1: Sukacita Injil memenuhi hati dan hidup semua orang yang menjumpai Yesus. Mereka yang menerima tawaran penyelamatan-Nya dibebaskan dari dosa, penderitaan, kehampaan batin dan kesepian. Bersama Kristus, sukacita senantiasa dilahirkan baru.

Dalam seruan ini, saya ingin mendorong umat Kristiani untuk mengawali bab baru evangelisasi yang ditandai oleh sukacita ini seraya menunjukkan jalan-jalan baru bagi perjalanan gereja di tahun-tahun mendatang.

EG 2: Bahaya besar dalam dunia sekarang ini yang diliputi oleh konsumerisme adalah kesedihan dan kecemasan yang lahir dari hati yang puas diri namun tamak, pengejaran akan kesenangan sembrono dan hati nurani yang tumpul.

Ketika kehidupan batin kita terbelenggu dalam kepentingan dan kepeduliannya sendiri, tak ada lagi ruang bagi sesama, tak ada lagi tempat bagi si miskin papa. Suara Allah tak lagi didengar, sukacita kasih-Nya tak lagi dirasakan, dan keinginan untuk berbuat baik pun menghilang.

EG 20: Setiap umat Kristiani dan setiap komunitas harus mencari dan menemukan jalan yang ditunjukkan Tuhan, tetapi kita semua diminta untuk mematuhi panggilan-Nya untuk keluar dari zona nyaman kita untuk menjangkau seluruh “periferi” yang memerlukan terang Injil. 

EG 24: Para pewarta Injil memiliki “bau domba” dan domba pun mau mendengar suara mereka. Maka, komunitas yang mewartakan Injil siap “menemani”. Menemani kemanusiaan dalam seluruh prosesnya, betapa pun sulit dan lamanya. Komunitas ini terbiasa dengan penantian yang memerlukan kesabaran dan daya tahan kerasulan.

EG 49: Maka marilah kita bergerak keluar, marilah kita bergerak keluar menawarkan kepada setiap orang hidup Yesus Kristus.

Di sini saya mengulangi bagi seluruh gereja apa yang telah sering saya katakan kepada para imam dan umat awam di Buenos Aires: Saya lebih menyukai Gereja yang memar, terluka dan kotor karena telah keluar di jalan-jalan, daripada Gereja yang sakit karena menutup diri dan nyaman melekat pada rasa amannya sendiri.

Saya tidak menginginkan Gereja yang berambisi menjadi pusat dan berakhir dengan terperangkap dalam jerat obsesi dan prosedur.

EG 95: Pada beberapa orang kita melihat perhatian yang berlebihan akan liturgi, doktrin, dan akan gengsi Gereja, tetapi tanpa kepedulian apa pun agar Injil memiliki dampak nyata pada umat Allah dan kebutuhan kongkret masa kini. 

Dengan demikian, kehidupan menggereja berubah menjadi sebuah museum atau sesuatu yang menjadi milik beberapa orang terpilih.

EG 215: Kita umat manusia bukan hanya penerima manfaat, melainkan juga menjadi penjaga makhluk-makhluk ciptaan lainnya.

EG 216: Kecil, namun kokoh dalam kasih Allah, seperti Santo Fransiskus dari Assisi, kita semua, sebagai umat Kristiani, dipanggil untuk menjaga dan melindungi dunia yang rapuh di mana kita hidup dan semua orang di dalamnya.

EG 284: Bunda Maria adalah Bunda Gereja yang mewartakan Injil, dan tanpa dia kita tak pernah dapat sungguh-sungguh memahami jiwa evangelisasi baru.

EG 286: Maria mampu mengubah kandang menjadi rumah bagi Yesus, dengan kain lampin sederhana dan kasih yang melimpah.

  • Dia adalah hamba Bapa yang mengidungkan puji-pujian bagi-nya.
  • Dia adalah sahabat yang selalu peduli agar anggur tidak akan habis dalam hidup kita.
  • Dia adalah perempuan yang hatinya tertusuk oleh pedang dan yang memahami semua rasa sakit kita. Sebagai ibu semua orang, dia adalah tanda harapan bagi orang-orang yang menderita sakit karena melahirkan keadilan.
  • Dia adalah misionaris yang mendekati kita dan mendampingi kita sepanjang hidup, yang membuka hati kita kepada iman dengan kasih keibuannya. Sebagai seorang ibu sejati, dia berjalan bersama kita, dia berjuang bersama kita dan dia tanpa henti mencurahkan kedekatan kasih Allah.   

Evangelii Gaudium ditutup dengan doa kepada Bunda Maria yang antara lain berbunyi demikian:

Bantulah kami sekarang memperoleh semangat baru kebangkitan,

Supaya kami boleh menyampaikan kepada semua orang Injil kehidupan

yang menang atas kematian.

Berilah kami keberanian suci untuk mencari jalan-jalan baru, supaya anugerah keindahan yang tak pudar dapat mencapai setiap orang, perempuan dan laki-laki. (Berlanjut)

Baca juga: Lagi, koleksi buku tentang Paus Fransiskus (3)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version