Tahbisan Imam Diosesan Baru Keuskupan Agung Palembang, Imam Harus Dekat dengan Tuhan

0
1,203 views
Ilustrasi: Tahbisan Imam by Ignas Waning.

“GEREJA St. Yoseph ini rupanya tidak terlalu besar,” kata Uskup Agung Mgr Aloysius Sudarso SCJ ketika menyaksikan ribuan umat memenuhi Gereja St. Yoseph, serambi kiri-kanan gereja dan halaman gereja.

Umat yang datang tidak hanya umat paroki ini,  tetapi dari luar paroki tempat para diakon berkarya, bahkan ada yang berasal dari Lampung (Keuskupan Tanjungkarang).

Enam imam baru diosesan (praja) Keuskupan Agung Palembang ditahbiskan oleh Mgr. Aloysius Sudarso SCJ di Gereja St. Yoseph Palembang, Selasa, 29 Mei 2018 lalu. Prosesi tahbisan imamat ini  disaksikan ribuan umat.

Tak kurang 105 imam selebran, baik yang berkarya di Keuskupan Agung Palembang, Jawa, dan bahkan dari Papua, ikut datang ‘meramaikan’ prosesi penerimaan Sakramen Imamat untuk enam imam diosesan baru Keuskupan Agung Palembang ini.

Ke-6 neomis

Mereka yang di hari Selasa (29/5) lalu, telah menerima Sakramen Imamat sebagai imam baru (neomis) Keuskupan Agung Palembang adalah nama-nama berikut ini:

  • Diakon Yohanes Ongko Handoko Pr.
  • Diakon Ignatius Sukari Pr.
  • Diakon Markus Edi Sucipto Pr.
  • Diakon Yohanes Agung Apriyanto Pr.
  • Diakon Aloysius Albertri Danier Pr.
  • Diakon Romanus Hadi Suryono Pr.
Penumpangan tangan di kepala enam imam baru oleh kolega para imam.

 Asal paroki yang sama

“Keenam imam diosesan ini secara khusus mempersembahkan diri untuk melayani umat di keuskupan ini,” kata Mgr. Aloysius Sudarso SCJ.

Mereka bersedia mempersembahkan hidupnya bagi Gereja di keuskupan yang mencakup wilayah tiga provinsi yakni Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu.

Tahbisan imam tahun ini sangat istimewa.

Betapa tidak lima orang diakon yang hendak ditahbiskan menjadi imam itu berasal dari Keuskupan Agung Palembang dan seorang diakon berasal dari Keuskupan Tanjungkarang. “Lebih unik lagi, ada tiga diakon berasal dari paroki yang sama yakni Paroki Trinitas Bangunsari BK III,” lanjut Mgr. Aloysius.

“Terima kasih kepada orangtua para calon imam baru ini yang telah menanamkan keutamaan-keutamaan sehingga mereka berani berprasetya untuk seumur hidupnya bagi Allah,” ucap Mgr. Aloysius dalam homili.

Doa mohon kekuatan dan rahmat untuk para imam baru.

Dua sapi digrandong

Tidak terbayangkan oleh orangtua saat masih kecil putera-putera ini kelak menjadi imam. Demikian kisah Mgr. Aloysius yang belakangan ini sering memiliki kisah humor yang unik dan lucu sehingga membuat banyak umat ketawa.

“Saya mendengar bahwa orangtua Diakon Sukari telah menyiapkan dua ekor sapi persiapan untuk tahbisan Diakon Sukari. Namun sebelum Diakon Sukari ditahbiskan, sapi itu sudah digrandong (dimaling) orang. Namun, yang pokok adalah bukan persembahan sapinya,  tetapi persembahan Diakon Sukari,” ungkap Monsinyur yang membuat umat riang mendengar homilinya.

Kita bersyukur atas peristiwa iman yang istimewa ini. “Enam pemuda ini menerima Sakramen Imamat dan ditahbiskan imam agar kehadiran Tuhan selalu menyertai Gereja, umat Allah,” kata Mgr. Aloysius.

Di hadapan para pendeta sebagai tamu undangan dan ribuan umat yang hadir, Mgr. Aloysius berharap ke-6 imam baru agar “mengikuti gerakan Allah yang menyertai kita, Gereja-Nya.”

Kepada para diakon yang telah ditahbiskan menjadi imam, kata Monsinyur,  “Lanjutkan gerakan Tuhan yang menyelamatkan umat-Nya untuk merangkul kaum kecil, lemah, terpinggirkan dan berdosa.”

Mgr. Aloysius berpesan, para imam itu “tidak hanya melayani umat, tetapi sebagai tanda kehadiran Tuhan, hidup dekat dengan Tuhan dalam memimpin, mewartakan dan menyucikan Gereja. Tekun menghabiskan waktu untuk dekat dengan Tuhan sehingga Tuhan tumbuh dan berkembang dalam hidup saudara.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here