Temu Pemuka Lintas Iman, Cara Tepat Moderasi Beragama di Kabupaten Purwakarta

2
397 views
Pastor Kepala Gereja Salib Suci Paroki Purwakarta Romo Thomas Sunarto Pr dan Vikaris Pastor Bernardus Adianta Pr dari Gereja St. Maria Paroki Kota Bukti Indah Purwakarta memberi Dokumen Tentang Persaudaraan Manusia Untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama kepada para pemuka agama di Kabupaten Purwakarta, Jabar. (YB Sutarno)

PASTOR Gereja Salib Suci Paroki Purwakarta, Jabar, saat ini adalah duo imam diosesan Keuskupan Bandung.

Mereka adalah Romo Thomas Sunarto Pr sebagai Pastor Kepala dan Romo Bernardus Adianta Pr sebagai Vikaris sekaligus mengelola reksa pastoral Paroki Santa Maria Kota Bukit Indah.

Bersama Ibu Theresia Wiwik Budi Wahyuni mewakili WKRI, kedua imam itu hadir secara langsung di acara penguatan program moderasi praktik beragama.

Acara ini digelar bersama para pemuka lintas iman se Kabupaten Purwakarta.

Program acara ini berlangsung Sabtu, 21 Mei 2022 siang tadi.

Kegiatan progam moderasi praktik beragama ini dihadiri oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purwakarta: H. Sopian, S.Pd. M.Si.

Ikut hadir mendukung program ini adalah Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Purwakarta: KH Jhon Dien.

Pastor Gereja Salib Suci Paroki Purwakarta, Keuskupan Bandung, Jabar: Romo Thomas Sunarto Pr dalam acara temu silahturahmi bersama para pemuka lintas agama di Kantor Kemenag Kabupaten Purwakarta, Sabtu (21/5/2022) – YB Sutarno.
Suasana pertemuan silahturahmi antar para pemuka lintas agama di wilayah Kabupaten Purwakarta dalam rangka meningkatkan agenda program moderasi praktik beragama. (YB Sutarno)

Maksud dan tujuan

Silaturahmi ini diadakan dalam rangka upaya meningkatkan tali persaudaraan antar para pemimin lintas agama dan tokoh masyarakat.

Pastor Kepala Paroki Purwakarta Romo Thomas Sunarto Pr dalam paparannya tentang program moderasi praktik beragama ini mengatakan, acara silahturahmi ini sebaiknya diadakan secara reguler. “Katakanlah berlangsung secara teratur setiap tiga bulan sekali,” ungkapnya.

“Sungguh ideal untuk semakin memantapkan forum dialog penuh persahabatan dan saling menjunjung tolerasi sosial di masyarakat,” demikian imbauan dan pendapat Romo Thomas Sunarto Pr.

Ia juga menegaskan bahwa program bersilaturami setiap tiga bulan sekali -agenda pokoknya adalah berkumpul bersama tokoh agama se Kabupaten Purwakarta- nyatanya juga sangat sesuai dengan tema Keuskupan Bandung Tahun 2022.

Bunyinya adalah: “Berjalan Bersama Kaum Muda Mewujudkan Persaudaraan dalam Keberagaman”.

Romo Thomas Sunarto Pr, Romo Bernardus Adianta Pr bersama Bhante Kamsai Simano Mahatera dan I Made Kandi, tokoh Agama Hindu. (YB Sutarno)

Pluralitas di masyarakat

Dengan program silahturahmi, demikian Romo Sunarto Pr, masing-masing kelompok lintas agama ingin membaktikan diri untuk secara aktif membangun jalinan ikatan persaudaraan.

Dilakukan di dalam tatanan masyarakat yang secara nyata memang ditandai dengan pluralitas dalam banyak hal: agama, keyakinan, etnis, budaya, dan bahasa.

Semua elemen ke-bhinneka-an Indonesia itu ada di dalam tatanan masyarakat akar rumput di wilayah di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

Berani keluar dari zona nyaman

Dengan demikian, kata Romo Sunarto Pr, sudah sepantasnya Gereja Katolik Paroki Purwakarta juga mendukung gerakan baik ini di kalangan kaum muda Katolik.

Tujuannya, agar kaum muda Katolik ini juga berani “keluar” dari zona nyaman mereka dan mau bergaul dengan teman teman muda dari lintas agama. Agar semakin saling kenal dan ikut ambil bagian dalam dinamika hidup sosial di masyarakat.

Pokoknya, kita dukung tagar yang berbunyi: “#KitaBersaudara#BerjalanBersamaSaudara.”

Tokoh umat Buddhis Bhante Kamsai Simano Mahatera dan Pandita Hindu Kabupaten Purwakarta melambungkan doa bagi bangsa dan negara Indonesia agar bangsa Indonesia tetap rukun dan bersatu. Gema ini disampaikan dalam program acara silahturami antar pemuka lintas agama guna menunjang program moderasi dalam praktik beragama. (YB Sutarno)

Semua partisipan

Para tokoh lintas agama yang hadir masing-masing mewakili kelompok:

  1. Islam: tiga orang dari FKUB.
  2. Hindu: Wanita Hindu, Pemuda Hindu, Penita – semuanya berjumlah enam orang.
  3. Katolik: dua orang imam, satu orang Seksi HAK, dan satu orang lainnya dari WKRI.
  4. Buddhis: lima orang dari Kebun Persahabatan.
  5.  Kristen Protestan: lima orang pendeta.

Kegiatan program moderasi praktik beragama yang digelar di aula Kantor Kemenag Kabupaten Purwakarta ini juga dihadiri oleh:

  • Jajaran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Purwakarta.
  • Kepala Kantor Kemenag Purwakarta: H. Sopian.

Harapan Kantor Kemenag Purwakarta

Dalam sambutannya, H. Sopian mengatakan, acara silahturahmi dengan para tokoh agama ini sengaja dikemas dalam rangka memantapkan Program Moderasi Praktik Beragama dalam Upaya Memperkuat Bangsa.

Menurut Sopian, persaudaraan di kalangan masyarakat lintas iman ini perlu dibangun sejak awal. Diawali dengan semangat gotong royong, spirit mau bekerjasama antar pemuka agama, semangat saling mendukung.

Semua dilakukan dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, teristimewa di wilayah administratif Kabupaten Purwakarta.

Dalam kesempatan itu, H. Sopian menegaskan, pihaknya siap memberi pelayanan kepada semua umat beragama di Purwakarta; bukan hanya kepada agama tertentu.

“Kemenag adalah rumah bagi semua agama,” ungkapnya, seraya mengutip penegasan Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas.

Dengan adanya kegiatan ini, para tokoh agama di wilayah Kabupaten Purwakarta  agar segera bisa menyampaikan rencana-program kegiatan ke depan.

Mulai dari Pesparawi -kegiatan lomba paduan suara antar gereja-gereja se Kabupaten Purwakarta- juga pertemuan rutin pemuka agama.

2 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here