“The Hitman’s Bodyguard”, Memutus Lingkaran Kejahatan

0
833 views
Ilustrasi. (Ist)

TAK selamanya film berjenis komedi selalu berisi adegan konyol nan lucu. Film anyar bertitel The Hitman’s Bodyguard jauh dari kesan itu.

Film action ini memang dibungkus dengan semangat mempertontonkan kekonyolan sebuah ‘jalinan pertemanan’ aneh.  Namun hal itu dipaksa harus  ‘jadi’, lantaran keduanya punya kepentingan sama: membongkar lingkaran kejahatan, memperbaiki hubungan antarpribadi yang telanjur retak dan putus, dan membingkai kembali jalinan cinta yang putus oleh tembok penjara dan prasangka buruk.

Dengan demikian, film besutan sutradara Patrick Hughes ini benar—benar berisi adonan ‘gado-gado’, meski porsi adegan gedebag-gedebug dan dar-der-dor  mengisi sebagian besar perjalanan film action berdurasi lebih dari 110 menit ini. Menonton film ini sama sekali tidak membosankan, karena adegan kekerasan itu sangat apik  dikemas dalam semangat ‘komedi’.

Bisnis kekerasan

Darius Kincaid alias Darius Evans (Samuel L. Jackson) sejak muda telah menjadi seorang ‘pembunuh’, lantaran tidak terima melihat pastor dan sebagian umatnya dibantai oleh preman. Sejak itu, ia pun bergumul dengan darah dan kekerasan. Tujuannya satu, yakni mendapatkan uang berlimpah dengan status menakutkan: pembunuh bayaran (the hitman).

Pada sisi lain, muncullah sosok pria perlente bernama  Michael Bryce yang berprofesi sebagai pengawal elit untuk para klien berkelas. Bayarannya mahal, karena keamanan dan keselamatan klien menjadi jaminannya. Tak peduli siapa yang mesti dikawalnya, yang penting jasa keamanan ini mendatangkan duit sangat berlimpah dan bisa menjadikan Michael hidup mewah bersama pacarnya  Amélia Roussel –seorang agen polisi Interpol.

Amelia Roussel, sang agen Interpol yang memanfaatkan kepiawaian mantan pacar untuk membantunya mengawal sang pembunuh bayaran. (Ist)

Namun, kematian taipan Jepang bernama Takashi Kurosawa sesaat sebelum terbang karena ditembak oleh seorang sniper akhirnya mengkandaskan karier gemilang Michael dengan layanan jasa memberi pengawalan dan keamanan. Hubugannya dengan Amélia pun ikut kandas,  disertai tuduhan bahwa Interpol pasti berada di balik pembunuhan Kurosawa, lantaran taipan Jepang ini dikenal sebagai pedagang senjata.

Kekerasan juga menjadi cirikhas penguasa Belarus bernama Vladislav Dukhovich (Gary Oldman) yang kini menghadapi tuntutan hukum di Pengadilan Kejahatan Kemanusiaan di Den Haag, Belanda. Hanya saja, tuntutan jaksa akan gugur kalau pihak penuntut tidak bisa menghadirkan saksi meyakinkan untuk membuktikan bahwa diktator itu benar-benar seorang pembunuh kejam.

Kincaid yang ditawan di Inggris adalah saksi kunci.  Karenanya, ia perlu segera dibawa ke Den Haag sebagai saksi memberatkan untuk mengeksekusi tuduhan jaksa terhada Dukhovich. Sayang bahwa upanya membawa pembunuh bayaran kelas kakap  ke Belanda ini dihalangi oleh begundal-begundal setia penguasa Belarus saat rombongan tengah melaju di jalanan Manchester.

Pertemanan yang dipaksakan

Pasti ada pihak ‘pembisik’ di kalangan interpol, demikian keyakinan Amelia Rousell (Élodie Yung).

Di ujung kecemasan itulah, ia minta bantuan pada sang mantan pacar: Michael. Dan tanpa dinyana, Kincaid ternyata adalah sang pembunuh Kurosawa dan itu berarti Kincaid-lah yang sebenarnya mengkandaskan karier Michael ke titik nadir.

Kincaid dan Michael berebut pistol untuk saling mematikan. (Ist)

Sekarang tidak ada pilihan lain: berteman atau bermusuhan? Berkelahi mengalahkan permusuhan di antara keduanya atau sama-sama pergi ke Den Haag membawa misi yang lebih ‘mulia’?

Pada titik singgung inilah, berbagai aksi ‘kekerasan’ dibalut semangat komedi menghiasi hampir seluruh perjalanan film yang amat mengasyikkan ini. Kebut-kebutan di jalanan dan sungai di Belanda, serta aksi dar-der-dor di jalanan atau tempat lain mengisi 95% film anyar ini.

Munculnya sosok perempuan binal bernama Sonia Kincaid (Salma Hayek) hanyalah sebuah parodi konyol tentang bagaimana dunia kekerasan itu sering identik dengan koleksi kata-kata kotor. Sekedar tahu saja, Sonia adalah sosok perempuan yang kosa katanya selalu berisi pisuhan atau makian.  Harap maklum, ia hidup di tengah kekerasan lelaki bau alkohol di sebuah kafe bilyar.

Singkat cerita, Dukhovich berhasil dinyatakan bersalah persis di injury time ketika akhirnya pasangan bekas musuh-sekarang-jadi-teman Michael-Kincaid muncul di pengadilan Den Haag. Namun, yang namanya hidup dalam kekerasan, sebuah paket bom berukuran besar telah disiapkan begundal setia diktator ini untuk meluluhlantakan gedung pengadilan Den Haag.

Memotong alur kekerasan

Di ujung kisah, barulah menjadi jelas bahwa ternyata Jean Foucher (Joaquim de Almeida) –asisten direktur Interpol—adalah sosok polisi korup. Ia berkhianat kepada korps Interpol dengan memberi informasi kepada jaringan penjahat untuk menyelenyapkan Kincaid agar jangan sampai muncul di pengadilan Den Haag.

Sekali lagi, lingkaran kekerasan sepertinya tak pernah selesai. Ia selalu muncul di berbagai kesempatan, manakala duit menjadi peletup nafsu untuk berkuasa, bermewah-mewah, dan merebut kesempatan untuk hidup foya-foya.

Musuh jadi teman untuk sama-sama memotong lingkaran kekerasan. (Ist)

Di balik aksi dar-der-dor yang bernafaskan komedi ini, film anyar produksi Agustus 2017 besutan Hughes bertitel The Hitman’s Bodyguard  sepertinya ingin bicara satu hal penting. Yakni, kekerasan itu seperti jalan lurus dan kadang berliku-liku namun tanpa ujung pemberhentian. Salah satu cara untuk memotong jalan kekerasan –setidaknya sebagaimana muncul sebagai ‘pesan moral’ dari film ini – adalah memotong ‘alur kekerasan’ itu sendiri.

Film The Hitman’s Bodyguard rasanya menawarkan hal itu, yakni Kincaid akhirnya ‘bertobat’ setelah mengkandaskan ambisi berkuasa Dukhovich yang masa lalunya berdarah-darah di Belarus –negeri indah bekas anggota Uni Soviet.

Darimana semangat pertobatan itu muncul? Kincaid bertobat karena akhirnya menemukan cintanya kembali bersama Sonia.  Michael Bryce meninggalkan profesinya, setelah berhasil mendapatkan kembali  Amélia ke dalam pelukannya. Jadi, pengalaman cinta rupanya bisa membawa orang pada pertobatan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here