Tinggalkan Keluarga demi Super Aktif di Gereja

2
371 views
Ilustrasi - Kehidupan keluarga. (Ist)

BAPERAN-BAcaan PERmenungan hariAN.

Rabu, 17 November 2021.

Tema: Kasih yang menumbuhkan.

  • 2 Mak. 8: 1, 20-31.
  • Luk. 19 : 11-28.

REAKSI negatif celah penghambat komunikasi. Perjumpaan tidak banyak mengembangkan kebaikan bahkan jadi penghambat bagi pertumbuhan bagi pribadi.

Bilamana pemikiran-pemikiran negatif itu masih tetap menyertai bercokol di dalam hati.

Bukankah hidup sebuah perjalanan bersama?

Di dalam kebersamaan itu, perjumpaan dapat menjadi sarana perkembangan kebaikan; baik di dalam diri masing-masing maupun di dalam kebersamaan dengan yang lain.

Hidup yang dinamis adalah hidup yang berani menghadapi segala sesuatu; bahkan yang tak terduga dengan sikap terbuka.

Keberanian mencari yang terbaik bagi perkembangan memungkinkan talenta, karunia, kharisma yang telah dianugerahi Sang Pemberi Hidup dapat bertumbuh maksimal.

“Romo, saya tidak tahu lagi apa yang harus saya katakan pada pasangan saya.”

“Ada apa ya?”

“Saya merasa diriku kurang diperhatikan. Hubungan kami jadi dingin. Anak-anak pun cuek. Pasangan saya menyebutkan diri dengan kegiatan gerejani. Ia merasa senang. Keluarga tidak keberatan.

Kami membutuhkan sosok seorang ibu. Kehadirannya. Juga untuk hal-hal yang kecil. Misalnya rumah yang sedikit diatur. Ada makanan di meja.

Saya sudah berkali-kali memberitahu untuk  berbagi waktu. Anak-anak makan dengan lauk yang selalu dipanaskan. Kalau saya usul, akhirnya ada pertengkaran.

Sementara saya sendiri tidak dapat berbuat apa-apa. Saya alami stroke ringan. Gerak pun  terbatas. Saya dikeluarkan dari pekerjaan. Di rumah, saya pun tidak dapat berbuat apa-apa, selain hanya bisa bersih-bersih rumah. Itu pun hanya bisa saya lakukan secara lamban.

Itu sih tidak masalah kok, Mo. Masalahnya, nyonya begitu aktif dalam pelayanan gerejani. Tapi, perhatian untuk keluarga jadi sangat berkurang,” keluh seorang bapak, anggota umat parokiku.

“Mohon bimbingannya Romo,” tambahnya.

Jomplang

Saya mengenal keluarga ini. Keluarga yang baik. Anak-anaknya pun aktif di paroki.  Hubungan kami juga cukup dekat; bisa bicara dengan baik. Memang, relasi sebagai pasangan kurang seperti yang diharapkan dari pasangan-pasangan kristiani.

Memang, karena ekonomi rumah tangga, isteri harus bekerja. Tidak hanya memenuhi kebutuhan anak day by day. Ia ingin lebih demi masa depan anak-anak.

Ia mampu tumbuh dan berkembang. Penghasilan jauh lebih besar.

“Masalah ekonomi rumahtangga akhirnya sampai merembet kemana-mana, Mo.”

“Tidak ada yang salah bukan?” tanyaku.

Si bapak hanya bisa terdiam.

Teknik jitu

Beberapa bulan kemudian.

“Bapak-ibu, ini ada kegiatan Seminar Hidup Dalam Roh. Ikutan ya!” kataku.

“Apa tidak akan mengganggu Romo, karena saya berjalan agak pelan. Tidak bisa berkata secara lancar,” pinta bapak itu.

“Gak apa-apa Pak. Ikut aja. Kita mohon jamahan bagi penywmbuhanmu. Juga tumbuhnya sukacita awali keluargamu.”

Beliau mengamini.

“Gimana dengan ibu?”

“Oh, waktunya kurang pas Romo. Ada kegiatan gerejani yang sudah saya sanggupi. Tidak bisa ditinggalkan,” jawabnya.

“Bisa cari penggantinyakah? Saya percaya bapak ibu akan lebih mendapat anugerah. Biarlah kuasa jamahan dan kobaran iman terjadi,” imbauku.

“Ndak bisa Romo, saya sudah menjanjikan,” jawabnya pasti.

“Ibu, saya kan pastor paroki. Semua bisa diatur kok. Saya akan mencari pengganti ibu. Apakah keberatan?” taktik jitu sengaja kumainkan.

Ibu ini diam saja dan berkata, “Nanti, saya pikirkan dulu ya Romo. Lah anak-anak gimana? Masak ditinggalkan? Kasihan kan?”

“Akan ada yang memperhatikan kok dari paroki dan Tim SHDR,” jawabku.

Keberanian melangkah, awal pertumbuhan hidup.

Keterbukaan hati, celah curahan rahmat surgawi.

Kebahagiaan itu terletak pada kemampuan melihat, mengusahakan celah-celah yang mendatangkan kebaikan.

Seorang hamba berkata, “Tuan, mina tuan yang satu ini telah menghasilkan 10 mina.  Dan tuan berujar, baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil.” ay 16-17a.

Tuhan, Engkau tahu pergulatan hidup keluarga kami. Nyalakanlah api iman kami. Amin.

2 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here