Mukjizat Yesus, membangkitkan Lazarus, mengundang dua macam reaksi. Yang pertama membuat sebagian orang Yahudi percaya kepada-Nya. Yang kedua membuat yang lain iri hati dan hendak membunuh Dia.
“Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mukjizat. Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya, lalu orang-orang Roma akan datang, dan merampas tempat suci kita serta bangsa kita” (Yohanes 11:47-48).
Mereka mengira Yesus dan pengikut-Nya itu kelompok politik yang akan membuat penjahah Roma marah.
Di tengah ketegangan itu, Imam Besar Kayafas bernubuat bahwa lebih baik satu orang mati daripada seluruh bangsa binasa (Yohanes 11:50). Nubuat itu menegaskan bahwa Yesus itu bukan hanya penyelamat bagi bangsa Israel, melainkan penyelamat seluruh umat manusia (Yohanes 11:51).
Yesus akan mati bukan sebagai tokoh politik yang akan memerdekakan bangsa Israel dari penjajahan Roma. Tetapi Dia akan membebaskan umat manusia dari dosa dan kematian.
Dia berkuasa atas kematian dan karena itu dapat membangkitkan Lazarus dari kematian. Orang-orang Yahudi datang ke rumah Lazarus hanya untuk melawat Maria, tetapi Yesus membangkitkannya. Ini juga yang menjadi alasan bagi mereka merasa iri terhadap Yesus.
Karena mereka hendak membunuh Yesus (Yohanes 11:53), Dia menyingkir ke Efraim dan tinggal bersama murid-murid-Nya (Yohanes 11:54). Yesus tidak takut dan menyembunyikan Diri, melainkan menunggu saat-Nya tiba.
Injil hari ini (Yohanes 11:45-56) mengingatkan kita bahwa Yesus datang untuk menyelamatkan seluruh umat manusia. Kita diundang untuk tetap percaya kepada-Nya. Jangan sampai memalingkan wajah dan hati kita daripada-Nya.
Marilah kita berdoa agar iman kita tetap teguh dan memasuki Pekan Suci dengan sepenuh hati. Kita menyatukan hati kita dengan Yesus yang hendak menderita sengsara, wafat, dan bangkit sebagai penyelamat seluruh umat manusia.
Sabtu, 23 Maret 2024
Albherwanta, O.Carm.