50 Th Imamat Mgr. Jos Suwatan MSC: Anak Lelaki Tunggal Jadi Imam (3)

0
605 views
Perayaan Ekaristi meriah merayakan 50 tahun imamat Mgr. Josef Suwatan MSC dan 25 th sejumlah imam praja Keuskupan Manado. (Komisi Komsos Manado)

SELAIN itu, Mgr. juga berkisah tentang Ikatan Anak Paroki yang turut menumbuhkan panggilannya menjadi imam.

Ikatan Anak Paroki ini menjadi wadah kegiatan-kegiatan gerejani, terutama para Putera Altar atau Pelayan Misa (misdienaar).

Para Suster PBHK juga begitu memperhatikan para misdinar, misalnya dengan memberi ‘prentjes’ atau gambar-gambar suci yang mendekatkan anak-anak ini dengan Gereja, dengan Yesus dan Hati-Nya, dengan St. Maria dan para kudus.

Salah satu prentjes itu, yang masih dibawa ketika Mgr. bersekolah di SMA Kanisius Jakarta, bertuliskan “Seorang anak Maria tidak akan hilang.”

Mgr. percaya bahwa dia adalah anak Maria, yang didampingi dan dihantar oleh ibu Maria dalam perjalanan menuju imamat suci dan seterusnya.

Misa meriah untuk merayakan pesta emas dan pesta perak imamat.

Kisah misdinar    

Mgr. juga punya kisah misdinar sebagai berikut:

“Yang menyenangkan bagi para misdinar adalah melayani Misa Malam Natal. Saat itu, misa dimulai tengah malam pukul 00.00. Aturan liturgi Natal waktu itu menyatakan bahwa misa berlangsung tiga kali berturut-turut. Jadi lumayan lamanya. Melelahkan, namun menyenangkan.” 

“Sebelum Misa, para misdinar dikumpulkan dan disuruh tidur di ruang tamu pastoran. Paling tidak, ada enam anak misdinar. Bantal-bantal yang biasa kami pakai untuk berlutut di gereja diambil untuk dijadikan alas kepala saat tidur di tikar. Kami senang ketika ‘tidur’ bersama-sama teman-teman misdinar.

“Namun, sebenarnya kami tidak tidur! Kami bermain, saling menganggu, menarik bantal teman, menjewer telinga teman, kentut dan lain-lain kenakalan anak-anak

Mendengar ribut-ribut Pastor van Oers marah-marah, masuk ke kamar dan ngomel. ‘Kamu harus tidur dulu, nanti mengantuk waktu Misa!’ Dan kasihan, pastor sendiri tidak dapat beristirahat sebelum tengah malam. Dia duduk bersandar di kursi dan mengantuk sambil menjaga para misdinar nakal supaya mereka tidur” (idem, hal. 30).

Tuntunan tangan kasih Allah berlanjut

Saat duduk di kelas 3 SMA Kanisius di Menteng, Jakarta, Rektor Kolese Kanisius,  seorang pastor Jesuit, menanyakan cita-cita Josef. Ia menjawab ingin menjadi dokter.

Uskup Emeritus dan para imam jubilaris.

Rektor balik bertanya, “Apakah kamu tidak berpikir untuk masuk seminari menjadi pastor? Apakah karena kamu anak laki-laki satu-satunya?

Walaupun terusik tapi menyadari bahwa dia diperhadapkan pada pilihan bahwa ‘menjadi imam’ adalah juga suatu alternatif.

Lalu, karena tidak diterima di Fakultas Kedokteran UI, dia beralih ke ITB dan mengambil Jurusan Farmasi. Kematian seorang pastor muda di Bandung, sebagaimana diinfomasikan oleh Pastor Kooymans saat Josef datang mendaftarkan sejumlah mahasiswa sebagai calon Krisma, membuat hati Josef bergejolak.

Saya harus menggantikan pastor muda yang meninggal itu,” katanya dalam hati.

Niat mulia makin kuat, namun masih ada tembok y

Perayaan Ekaristi meriah merayakan 50 tahun imamat Mgr. Josef Suwatan MSC dan 25 th sejumlah imam praja Keuskupan Manado. (Komisi Komsos Manado)

ang harus ditembus yakni restu orangtua. Akan sangat sulit menerangkan kepada papa dan mamanya untuk meninggalkan studi dan beralih menjadi imam.

Melalui perantaraan Sr Christofora PHBK, maka restu dari orangtua itu pun lalu diterima.

Suster ini mengisahkan jawaban sang papa, sbb: “Kalau Abraham rela mengorbankan Ishak, putera tunggalnya, rupanya saya juga harus merelakan putera tunggal saya…!”

Mgr. Jos Suwatan adalah anak lelaki tunggal dengan satu adik kandung perempuan.

Orang tua yang luar biasa. Kini jalan menuju imamat makin terbuka, yang kemudian ditempuh melalui Tarekat MSC.

Puncaknya ialah tahbisan imamatnya pada 8 Januari 1969 di Gereja Paroki asal yakni Tegal, melalui penumpangan tangan dari Mgr. Schoemaker MSC.

Motto tahbisan yang dipilih adalah: “Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku” (1Tim 1:12).

Hidup imamatnya dimaknai sebagai pemberian diri sepenuhnya bagi Tuhan dan Gereja serta diisi dengan melalui pelbagai tugas yang dipercayakan kepada beliau, yakni pastor rekan, dosen, pembina, pemimpin komunitas/Tarekat MSC dan Uskup.

Dalam setiap tugas Mgr. selalu berucap: “ad omne opus bonum semper paratus – selalu siap sedia untuk setiap tugas apa pun yang baik.(Bersambung)

50 Th Imamat Mgr. Jos Suwatan MSC:  Jadi Imam karena Krupuk Udang Pemberian Pastor di Tegal, Jateng (2)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here