Tahbisan Uskup Keuskupan Purwokerto: Logo dan Motto Pastoral Mgr. Christophorus Tri Harsono (1)

0
3,560 views
Logo dan motto pastoral Mgr. Christophorus Tri Harsono, Uskup Terpilih Keuskupan Purwokerto.

MARI kita memaknai  logo dan motto pastoral Mgr. Christophorus Tri Harsono, Uskup Terpilih Keuskupan Purwokerto yang akan menerima Tahbisan Episkopalnya pada tanggal 16 Oktober 2018 mendatang.

Empat bagian

Lambang Uskup Keuskupan Purwokerto di Jateng, Monsinyur Christophorus Tri Harsono, berbentuk perisai yang terbagi dalam empat bagian. 

  • Perisai dalam lambang tersebut berbentuk menyerupai emblem TNI. Hal ini didasarkan pada latar belakang masa kecil dan keluarga besar Mgr. Ch. Tri Harsono yang tumbuh dan berkembang di lingkungan TNI Angkatan Udara.
  • Di bagian kiri atas, dengan latar belakang abu-abu terdapat gambar gunung, laut, dan padi. Simbol-simbol ini dipilih karena melihat situasi indah alam pedesaan dan pesisir pantai di Keuskupan Purwokerto. Selain itu, Ch. Tri Harsono merasa diri anak kampung sederhana yang telah dipilih Tuhan berkarya di Keuskupan Purwokerto.
  • Di bagian kanan atas, dengan latar belakang warna biru, terdapat bintang (Allah) sendiri dan Kitab Suci bertuliskan Alpha dan Omega. Hal ini semata-mata karena seluruh proses pengembalaan Mgr. Tri berasal dari Allah sendiri untuk mewartakan Kabar Gembira yang penuh haru-biru, perjuangan, pengorbanan sampai akhir hidup kepada sesama.
  • Di bagian kiri bawah, dengan latar belakang warna merah, terdapat gambar burung merpati membawa enam helai daun dengan tangan St. Fransiskus yang ditandai dengan noda darah (stigmata).
Mgr. Christophorus Tri Harsono. (Dok. Keuskupan Purwokerto)
  • Gambar burung merpati membawa enam helai daun dipilih sebagai lambang perdamaian, khususnya dalam bidang hubungan, dialog-dialog antarumat beragama dan kepercayaan di Indonesia. Monsinyur ingin membawa damai dan pelayanan berbagi kasih kepada banyak orang, khususnya di Keuskupan Purwokerto.
  • Tangan St. Fransiskus dipilih menjadi dasarnya karena Mgr. Tri merasa dari kecil sampai saat ini adalah hasil dari didikan, semangat, dan spiritualitas para uskup dan pastor Fransiskan.
  • Di bagian kanan bawah, dengan latar belakang berwarna kuning keemasan terdapat simbol Maria yang digambarkan dengan bunga bakung (Fleur de lis).
Mgr. Christophorus Tri Harsono. (Dok. Keuskupan Purwokerto)
  • Warna putih dan keindahan bunga bakung adalah simbol kemurnian hati Bunda Maria tak bernoda yang tidak pernah berambisi untuk menjadi yang orang yang utama dan dilayani. Bunga bakung sering digunakan untuk menghias tempat suci seperti altar atau gua yang dipersembahkan untuk Bunda Maria. Mgr. Tri sendiri memiliki devosi yang kuat kepada Bunda Maria sebagai perantara setia kepada Tuhan Yesus Kristus, baik melalui Doa Rosario setiap hari maupun doa-doa devosi lainnya.
  • Di atas perisai ditempatkan sebuah galero atau topi khas kaum klerus berwarna hijau dengan enam jumbai pada masing-masing sisinya.
  • Di bagian tengah belakang perisai terdapat salib pancang berwarna kuning keemasan. Atribut-atribut tersebut merupakan penanda bahwa sang empunya lambang adalah seorang Uskup Diocesan Sufragan.

Akhirnya di bagian bawah perisai terdapat pita berwana kuning keemasan bertuliskan motto pengembalaan Uskup Ch. Tri Harsono: ”Fiat mihi secundum verbum Tuum” –kalimat perkataan Bunda Maria: “Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu” (Lukas 1, 38).

PS: Redaksi Sesawi.Net mengucapkan terimakasih kepada Romo Stephanus Budhi Prayitno Pr yang telah memberi informasi detil mengenai makna logo dan motto pastoral Mgr. Christophorus Tri Harsono.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here