Wartakan Kebenaran, Uskup KAP Mgr. Agustinus Agus Rangkul Para Jurnalis

0
436 views
Bapak Uskup Agung KAP Mgr. Agustinus Agus memimpin Perayaan Ekaristi di Pusat Pastoral KAP bersama para jurnalis di Pontianak. (Sr. Maria Seba SFIC)

DI balik lensa dan di ujung pena, maka nurani sang wartawanlah yang akhirnya menentukan langkah penting berikutnya. Yakni, mau mewartakan kebenaran faktual atau yang lainnya. Pokok inilah yang menjadi bahasan bersama dalam acara wawan hati antara Bapak Uskup Agung Keuskupan Agung Pontianak dan para jurnalis Katolik yang berdomisili atau bekerja di sekitaran Kota Pontianak.

Aggiornamento. Membuka pintu selebar-lebarnya agar para jurnalis Katolik bisa masuk Wisma Keuskupan Agung Pontianak.

Itulah semangat dasar yang ingin dihembuskan oleh Mgr. Agustinus Agus dalam program acara wawan hati di Gedung Pusat Pastoral KAP hari Selasa tanggal 7 Agustus 2018 kemarin.

Membangun sinergi

Ini adalah gathering awal yang diampu Mgr. Agustinus Agus, ketika Bapak Uskup Agung KAP membuka pintu lebar-lebar bagi para jurnalis Katolik masuk ke lingkungan dalam KAP. Aggiornamento, maka biarlah angin dari luar berhembus masuk ke tlatah KAP dan sebaliknya berita-berita baik yan terjadi di KAP bisa diwartakan secara baik dan benar oleh para jurnalis Katolik tersebut.

Caranya? Tidak lain dengan karya-karya jurnalistik para wartawan Katolik itu melalui pena dan lensa.

Di balik lensa kamera atau video serta dengan baris-baris alinea hasil tulisan pena wartawan Katolik itu, berita-berita baik di KAP akan disebarkan dalam semangat membangun Gereja dan Bangsa dalam bingkai besar Magisterium (ajaran resmi Gereja Katolik) dan NKRI.

Pertemuan wawan hati antara Uskup Agung KAP dengan segenap wartawan Katolik di Pontianak itu menjadi penting dan bermakna, ketika sinergi bersama antara kedua belah pihak dirasakan perlu untuk semakin menyebarkan Sukacita Injili kepada semua orang melalui berbagai perangkat komunikasi digital yang semakin canggih, cepat, praktis, murah, dan sifatnya mobile –bisa di mana saja dan kapan saja.

Prakarsa Komisi Komsos KAP

Tentu acara sederhana namun memberi gaung besar itu takkan terjadi, kalau Komisi Komunikasi Sosial KAP tidak segera mengambil prakarsa positif. Begitu izin diperoleh dari Bapak Uskup untuk menyelenggarakan kegiatan wawan hati ini, maka Romo Andreas Kurniawan OP (Ekonom KAP)  segera mengambil prakarsa mengundang para jurnalis Katolik untuk segera ‘kumpul bersama’.

Tidak aneh-aneh, kecuali kegiatan wawanhati antara Mgr. Agus dan segenap wartawan Katolik di sekitaran Kota Pontianak itu terjadi dengan rangkaian Perayaan Ekaristi sebagai pembukanya. Barulah setelah itu, diadakan kegiatan diskusi bersama di Pusat Pastoral.

Ikut hadir di sini adalah Vikjen KAP Romo William Chang OFMCap  dan para pekerja pers dari jalur media cetak, media daring, televisi. Para jurnalis itu datang dari harian Tribun Pontianak, Pontianak Post; juga hadir jurnalis dari Ruai TV dan sejumlah media daring lainnya.

Merawat kebersamaan

Dalam homilinya, Mgr. Agus mengatakan bahwa silahturahmi semacam ini merupakan momen yang perlu dirawat terus menerus, mengingat peran maha penting para insan media ini dalam kontribusinya mewartakan kebenaran. Uskup juga mengajak para jurnalis ini agar jangan lupa bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan talenta khusus sebagai pewarta.

“Kita patut bersyukur kepada Tuhan karena memberikan talenta khusus dan telah memilih kita untuk menjadi rasul khususnya di media surat kabar maupun media daring. Keberadaan dan sumbangsih yang anda tuangkan melalui goresan pena dan bidikan lensa sangat besar faedahnya bagi hidup menggereja dan masyarakat,” ungkap Monsinyur.

Lanjutnya lagi, “Sebagai penulis, anda menjadi digital migrant yang mewartakan kebenaran.  Hal ini selaras dengan tugas utama seorang jurnalis yang sejatinya mewartakan kebenaran,” ungkap Uskup.

Sharing pengalaman dari Severianus Endi, koresponden harian berbahasa Inggris The Jakarta Post.

Menangkal hoaks

Mgr. Agus juga mengatakan turut prihatin atas maraknya penyebaran hoax yang gesit berselancar di jejaring media sosial yang memanfaatkan berbagai data yang sebenarnya tidak saling nyambung namun kemudian sengaja diramu sangat menarik terutama di bagian judul sebuah konten agar orang tertarik untuk membagikannya.

“Media sosial,  jika salah guna,  maka akan menjadi sarana hoax untuk bisa  menyebar lebih massif.  Di sinilah peran anda para wartawan yakni menjadi penangkal dengan mengedepankan kode etik jurnalistik dalam setiap bentuk pewartaan,” ungkap Mgr. Agus.

Saat ini, kata Uskup, Gereja Katolik KAP mulai proaktif membuka diri dan aktif menggunakan media sosial sebagai sarana  evangelisasi  yang sangat membantu bagi perkembangan iman umat.  Persekutuan gerejawi ini mulai aktif menggali terobosan baru yang inovatif dan kreatif dengan aneka model pewartaan yang tersaji lengkap di aplikasi media sosial.

Kerja serius dan bermutu

Prelatus  yang lahir di Desa Lintang di tepian bibir Sungai  Kapuas di Sanggai ini menyayangkan bahwa pola berpikir umat dewasa ini kerap keliru bahwa pewartaan itu hanya dilakukan dengan satu metode saja yaitu melalui pengajaran. Padahal pewartaan bisa terwujud melalui aneka karya pelayanan.

“Mari kita melakukan kilas balik dengan melihat kembali sejarah para misionaris zaman dulu. Mereka datang bukan langsung mengajar,  tetapi datang dengan membuka sekolah, dan rumah sakit. Setelah itu,  barulah mereka mengumpulkan banyak orang dan mulai menceritakan tentang siapa Yesus itu,” pungkasnya.

Mgr. Agus berpesan bahwa pewartaan melalui karya pelayanan di sekolah maupun di rumah sakit yang sudah berlanjut dengan baik saat ini hendaknya tetap berjalan di relnya melalui visi dan misi yang mencerminkan ciri khas Katolik.

“Mari kita belajar dari St. Dominikus yang tegas mewartakan Kristus melalui karya pelayanan khususnya pendidikan. Semangat pewartaan dari Santo pendiri Ordo Pewarta ini diaktualisasikan oleh para pengikutnya melalui karya pendidikan yang konsisten merawat spiritualitas berciri khas Katolik,” ungkapnya.

Berbagi pengalaman

Setelah Perayaan Ekaristi, acara kemudian berlanjut dengan makan malam dan sharing bersama Monsinyur Agus.

Severianus Endi, freelancer harian berbahasa Inggris  The Jakarta Post mengatakan bahwa media katolik baik online maupun cetak perlu menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik dengan media umum dan elektronik lainnya agar pemberitaan bisa meluas.

Demikian juga hal senada diungkapkan oleh penulis.

Dalam sesi sharing, penulis mengatakan bahwa misi pewartaan pertama-tama ditujukan kepada umat Katolik, namun tidak menutup kemungkinan bahwa pewartaan itu bisa dikonsumsi masyarakat luas.

Penulis dari Kongregasi Suster SFIC ini berpendapat,  pewartaan Kabar Gembira yang dilaksanakan secara partisipatif oleh Gereja hendaknya bersifat universal.

Misi mengabarkan Sukacita Injili bisa dijalankan secara baik dan optimal, manakala  kegiatan pewartaan iman tentang Kerajaan Allah itu bisa  diberitakan ke segala penjuru dunia sehingga setiap orang bisa menjadi saksi kebenaran bagi semua bangsa (Mat 24:7).

“Target audiens pembaca, pendengar, dan penonton itu bukan hanya umat Katolik saja,  tetapi bisa juga masyarakat umum. Pewartaan itu harus universal,” ungkap penulis.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here