Perempuan-perempuan Perkasa di China

1
2,083 views
Perempuan perkasa di Tiongkok. (Mathias Hariyadi)

JANGAN tanya seberapa perkasana perempuan-perempuan China yang hidup di Tiongkok. Seakan tak mengenal diskriminasi jender, perempuan-perempuan perkasa Tiongkok tak ubahnya pria pada umumnya. Selain tangkas melakukan jenis-jenis pekerjaan yang biasa dikerjakan para pria seperti menukang, menarik gerobag sarat muatan, perempuan-perempuan China juga tak kalah dalam trengginasnya merespon kebutuhan zaman.

Emansipasi dalam arti yang paling sederhana –semisal tak ada bedanya pria dan perempuan dalam pembagian wilayah kerja—kini semakin hidup di Tiongkok. Nyaris tak bisa saya bayangkan 11 tahun lalu ketika berkesempatan menjelajah China di beberapa provinsi: seorang perempuan China bisa menjadi kondektur bus AKAP (antar kota antar provinsi), duduk di belakang kemudi menjadi sopir taksi, teriak keras-keras menembus kabut dengung suara bising di terminal sebagai kernet, dan masih banyak lagi.

Ini jelas langkah maju, ketika perempuan-perempuan perkasa China menunjukkan eksistensinya sebagai pekerja keras yang tidak mudah mengeluh, meski peluh keringat senantiasa menetes deras di balik baju mereka. Tak ada yang berlaku usil terhadap perempuan-perempuan perkasa ini. Penumpang bus yang rata-rata mayoritas pria menunjukkan sikap hormat kepada kondektur maupun kernet bus.

Sopir taksi perempuan juga mendapat perlakuan senonoh oleh para penumpangnya. Perempuan penarik gerobag dengan sarat muatan juga harus mengerahkan otot sekuat tenaga agar gerobagnya tidak melorot turun, ketika harus menaiki tanjakan tajam.

Perempuan-perempuan perkasa China juga hadir di sudut-sudut jalan, lengkap dengan seragam dinasnya warna biru laut. Mereka ini adalah polisi China yang dengan raut muka ayu selalu sigap membantu para pejalan kaki mencari celah di antara kerumunan lalu-lalang kendaraan. Juru parkir pun juga perempuan yang tak kalah gesit mengatur arus kendaraan memasuki pelataran ruang-ruang publik seperti mal, taman kota, dan bahu jalan di tepi jalan-jalan utama.

Modernitas China dengan sangat jelas terbaca melalui kebebasan perempuan-perempuan perkasa itu menunjukkan jati dirinya sebagai warga negara Tiongkok: tekun, biasa kerja keras, tak suka mengeluh, dan tentu saja modis kalau sedikit berdandan.

Mathias Hariyadi, menulis dari Guilin, RRC.

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here