Anak Kurban Amarah Orangtua

0
289 views
Ilustrasi - Anak menangis. (Ist)

Rabu, 28 Desember 2022

Pesta Kanak-kanak Suci

  • 1Yoh. 1:5-2:2.
  • Mzm. 124:2-3,4-5,7b-8.
  • Mat. 2:13-18.

TIDAK ada yang bisa menandingi cinta orangtua kepada anaknya dan biarkan anak-anak kita tahu betapa kita menghargai, peduli, dan mencintai mereka, satu di antaranya dengan kata-kata sayang dari orangtua kepada anak.

Kata-kata sayang dari orangtua kepada anak bisa menjadi gambaran kasih sayang tak terbatas dari orang tua kepada anak-anak mereka.

Tak ada yang tak bisa dilakukan orang tua untuk anak-anak mereka. Jatuh bangun dilakukan orangtua dalam memenuhi segala kebutuhan buah hatinya.

Mengurbankan waktu, tenaga, dan bahkan air mata dilakukan orangtua demi kebahagiaan sang anak. Tak ada orangtua yang ingin anak-anaknya menemui kegagalan dalam hidupnya.

Orangtua mengasuh, merawat, membesarkan anak-anak mereka hingga mereka bisa berdiri di atas kaki sendiri.

Namun tidak semua anak mengalami belai kasih dan perlindungan orangtua.

Berapa banyak bayi yang dikandung tanpa pernah diberi kemungkinan untuk menikmati sinar matahari karena keburu digugurkan.

Seorang ibu mensyeringkan bahwa dia merasa tidak tenang, ada suara-suara yang sering muncul dalam keheningannya, ada seorang anak yang menangis dan kemudian memanggil namanya.

Dia sangat menyesal karena pernah berbuat salah dengan menggugurkan kandungan.

Sekarang ini, ia sangat tersiksa, jika melihat seorang anak menangis atau ada anak yang dimarahin orangtuanya.

Akhirnya dengan bantuan seorang imam, ia melakukan langkah-langkah untuk mengadakan rekonsiliasi dengan anak itu, dengan Tuhan dan dengan dirinya sendiri.

Sejak saat itu, suara itu menghilang dan dia merasa ada pendamping dan pelindung dalam perjalanan hidupnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia”

Hari ini, 28 Desember Gereja merayakan pesta kanak-kanak suci, di mana bayi-bayi di bawah dua tahun dibunuh oleh Raja Herodes yang sombong dan kejam.

Bisa kita bayangkan, betapa sedih dan hancur hati orangtua dari bayi-bayi itu. Mereka menjadi korban ambisi kekuasaan Raja Herodes.

Kesombongan bisa melahirkan kemarahan. Kemarahan bisa membawa korban nyawa.

Sebenarnya yang menjadi target operasi pembunuhan adalah bayi Yesus. Kelahiran Yesus dianggap Herodes menjadi “pesaing” dan bisa merongrong kekuasaannya.

Ternyata perlindungan dan pertolongan Tuhan luar biasa. Melalui sebuah mimpi, Bapa Yusuf peka mendengarkan suara Tuhan.

Ia diminta Allah untuk mengungsi ke Mesir. Yesus dan Sang Ibu telah dibawa Yusuf pergi ke Mesir.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku bisa mengendalikan diri dan amarah hingga keputusan yang saya buat bisa menjaga orang-orang yang tidak berdosa seperti anak-anak?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here