Barangkali Perempuan itu Memang Nabi

0
766 views

KRL (Kereta Rel Listrik) dari Depok senja itu sudah tidak nyaman. Orang-orang berdesak mendaku tempat agar tubuhnya bisa mengaso. Aku pun letih, jiwa dan raga. Rasanya sangat ingin lekas sampai di rumah dan membuang tubuh dengan segala letihnya. Persis seperti melemparkan busana kotor pada keranjang di sudut kamar mandi. Tapi, aku masih harus waspada pada orang-orang tak dikenal yang berdiri di sekitarku. Seperti ada alarm, kepalaku menggemakan peringatan “hati-hati ada orang jahat di sekitarmu!”

Setiap kali masuk KRL, seperti telah otomatis, aku memindahkan dompet dan handphone ke dalam tas, ke sisi yang menurutku paling aman. Tiap-tiap kali, aku melihat kalau-kalau ada yang tidak beres di sekitarku.

Senja itu, seorang ibu tua berteriak-teriak di gerbong. Ia mengaku sedang merawat tujuh anak yang ditinggal oleh orangtua mereka. “Mereka yatim-piatu, Bapak Ibu. Kasihanilah. Mereka perlu makan! Mereka tujuh orang. Saya merawatnya sendiri.” Aku ingin percaya pada kata-kata ibu tua berkerudung hitam dan berbusana dekil itu. Aku membayangkan betapa repotnya mengurus tujuh anak bagi seorang nenek seperti dia. Sayang, keinginan untuk percaya itu seketika ditumpas olehku sendiri.

“Di KRL ini, orang-orang bersandiwara. Kereta ini sudah menjadi panggung terbuka bagi orang-orang yang pura-pura baik. Tidak. Ibu itu sedang bermain peran sebagai penyelamat bagi tujuh anak. Selebihnya, ia menipu.” Lagi-lagi aku berpikir jahat tentang orang-orang di sekitarku yang tidak aku kenal itu.

Keretaku mendekat ke Stasiun Cikini. Aku akan turun di sana. Aku sudah tidak mendengar perempuan itu berteriak-teriak tentang penderitaan tujuh anak. Sambil menanti Kopaja di seberang stasiun, aku tertegun sejenak, membayangkan tujuh anak yang menantikan nenek berkerudung itu sampai di rumah dengan tujuh nasi bungkus untuk mereka. Namun, yang mereka lihat adalah wajah nenek yang sedih karena semua orang berpikir sepertiku. Lalu, mereka akan memperpanjang rasa lapar.

Barangkali perempuan itu memang nabi yang sedang menyerukan Tuhan yang kelaparan dan aku tidak menghiraukan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here