Belajar Toleransi Ala Filipina: Kekuatan Menuju Kedamaian, Buang Kekerasan

0
886 views
Unjuk rasa damai masyarkat Filipina menentang kekerasan atas nama agama. (Ist)

RIBUAN umat Katolik dan denominasi Gereja lainnya bersama dengan umat Islam Filipina, melakukan long march hari Minggu tanggal 3 Februari 2019 di Quezon Memorial Circle Manila, Filipina. Mereka unjuk rasa untuk menyampaikan pesan solidaritas dan perdamaian bagi dunia.

Isi pesan itu adalah “Kekuatan Menuju Kedamaian, Buang Kekerasan” dan itu disampaikan usai terjadi bom bunuh diri di Katedral Bunda Maria dari Gunung Karmel, Jolo, Sulu, Filipina.

Bangga sebagai orang Katolik tentunya. Sebagai penduduk mayoritas di Filipina di mana tengah tertimpa duka oleh karena ledakan bom bunuh diri tersebut. Namun sebagai mayoritas, mereka bukannya membalas dendam namun justru bangkit dan bergerak mewartakan kasih, melindungi sesama umat Islam seraya bergandengan tangan mengkampanyekan perdamaian dan solidaritas.

Kasih dan damai itulah salah satu ciri khas iman Katolik. Yang lebih besar dari iman dan pengharapan adalah kasih (1Kor 12:31-13:13). Kebesaran kasih diperlihatkan oleh umat Katolik dan denominasi Gereja lainnya bersama umat Muslim Filipina sebagai penerjemahan iman dalam gerakan solidaritas untuk perdamaian dan melawan kekerasan serta terorisme.

Yang luar biasanya di Filipina adalah hal ini. Sebagai negara mayoritas Katolik, tidak sedikitpun ada dendam dan kebencian pada umat beragama tertentu, ketika bom bunuh diri di Jolo mengatasnamakan agama tertentu. Tetapi justru melindungi yang dianggap “minoritas”.

Yang mayoritas melindungi “minoritas” karena kebesaran Kasih. Bahwa Indonesia diakui sebagai “negara” yang paling toleransi itu hal biasa karena kita semua tahu yang “mayoritas” siapa.

Toleransi di Filipina sangat luar biasa karena yang “mayoritas” sedang berduka, namun menjadi pionir dan pelindung bagi sesama insan manusia dalam mengkampanyekan keadilan dan perdamaian serta bersama melawan segala bentuk kekerasan.

Gerakan solidaritas untuk perdamaian dan melawan kekerasan yang dikampanyekan oleh umat Katolik dan denominasi gereja lainnya bersama umat Islam di Filipina, mengajarkan kepada kita semua bahwa menjadi “mayoritas” bukan untuk sebuah kesombongan dan menindas yang “minoritas”, tapi untuk melindungi dan menjaga mereka sebagai sebuah perwujudan iman dalam semangat kerendahan hati dan kasih.

Gerakan solidaritas untuk perdamaian dan melawan kekerasan yang dilakukan oleh umat Katolik dan denominasi Gereja lainnya bersama umat Islam Filipina, menegaskan dengan jelas bahwa yang lebih besar dari iman dan pengharapan adalah kasih. Semoga.

Manila, Pebrero 3 Februari 2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here