Bendahara yang Cerdik

0
373 views
Ilustrasi - Nyogok dengan memberikan segepok uang di dalam amplop. (Ist)

Puncta 04.11.22
PW. St. Carolus Borromeus, Uskup
Lukas 16: 1-8

BERITA tentang korupsi hampir setiap hari bisa kita dengarkan di sekitar kita. Kasus-kasus korupsi dari yang kecil sampai yang mega korupsi bisa kita lihat.

Para koruptor itu menyalahgunakan wewenangnya untuk kepentingan diri sendiri. Mereka memperkaya diri dengan mencuri uang rakyat.

Dalam Injil hari ini kita membaca tentang bendahara yang cerdik. Ia dituduh oleh tuannya telah menghamburkan harta miliknya.

Nasib dan masa depan bendahara itu ada di ujung tanduk. Maka dia harus berpikir keras bagaimana menyelamatkan masa depannya.

Bendahara itu memainkan harta milik tuannya untuk mencari keselamatannya. Ia memberi diskon kepada para debitur yang berhutang pada tuannya.

Ia membuat mereka berhutang budi kepadanya. Para debitur itu diuntungkan karena diberi bonus.

Bendahara itu berharap bahwa suatu saat jika dia dipecat, ada orang yang mau menolongnya.

Bendahara itu dipuji karena dia menggunakan harta duniawi untuk menjamin masa depan hidupnya.

Bukan karena ketidakjujurannya, tetapi karena kecerdikannya memikirkan keselamatan masa depannya.

Pelajaran yang dapat kita petik adalah kita harus pandai-pandai memanfaatkan harta duniawi ini untuk menjamin keselamatan kekal.

Harta ini bukan milik kita. Itu hanya dititipkan atau dipercayakan kepada kita. Maka harus kita gunakan untuk menolong sebanyak mungkin orang.

Selaras dengan hal itu, Yesus juga pernah berkata, “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi;… Tetapi kumpulkanlah harta di surga.”

Yang kedua, kita diingatkan agar tidak menjadikan harta dunia ini menjadi dewa atau berhala baru bagi kita.

Harta atau kekayaan itu sifatnya hanya sementara. Maka seperti bendahara itu, dia menggunakan harta tuannya demi menolong orang lain dan akhirnya menolongnya juga.

Dengan berbuat baik kepada orang lain, ia menabung kebaikan-kebaikan di mana-mana.
Dengan menabur kebaikan dia berharap masa depannya tidak menjadi suram.

Bendahara itu menggambarkan anak-anak dunia yang cerdik terhadap sesamanya. Anak-anak terang harus bisa menggunakan harta duniawi ini untuk menjamin keselamatan yang kekal.

Sudah cerdikkah kita menggunakan harta duniawi yang sementara ini untuk menebar kebaikan bagi orang-orang yang menderita?

Malam tiada sinar rembulan dan gelap gulita,
Hawa dingin menusuk tulang bikin merana.
Hidup di dunia itu sifatnya hanya sementara,
Harta dunia tidak akan kita bawa ke alam baka.

Cawas, gunakan hartamu untuk berbagi…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here