SUMPAH Pemuda lahir dari kebulatan tekad kaum muda untuk terlibat meraih kemerdekaan dengan gerakan keterlibatn nyata. Sumpah merupakan personifikasi tekad cita-cita.
Sumpah menjadi bara api semangat untuk terlibat nyata meraih cita-cita.
Benar saja, Sumpah Pemuda menjadi pengikat juang untuk meraih kemerdekaan. Jiwa dan semangatnya menjadi api pematik pemersatu kesadaran berbangsa, bertanah air dan berbahasa satu Indonesia.
Akibatnya, lahirlah patriotisme di semua lapisan masyarakat. Sumpah Pemuda memanggil peran aktif para pemuda bangsa untuk kemerdekaan.
Peran pemuda juga nyata dijadikan titik tolak untuk membawa negara memasuki era pembangun melalui gerakan 1966. Menjauhkan dan membersihan negara dari pengaruh paham yang menyimpang dari negara kesejahteraan melalui penyelenggaranya yang demokratis.
Reformasi semakin menancapkan keyakinan bahwa peran pemuda dengan jiwa mudanya, memaksa negara dan aparatnya untuk mengadakan kalkusi ulang tentang negara kesejahteraan.
Hal ini dilakukan karena penyelenggaraan negara masih belum bertolak demi kesejahteraan rakyat. Kesejahteraan rakyat masih sebatas pelayanan lipstik yang dipakai pada masa kampanye pengisian kekuasaan.
Celaka ada sebagian lapisan masyarakat memanfaat kesempatan ini untuk keuntungan diri.
Pada era melenial ini, peran keterlibatan kaum muda mendapat tempat. Negara dan pemerintah memanggil keterlibatannya sebagai bentuk alih generasi.
Oleh karena itu pemuda mendapat tantangan untuk mengaktulisasikan dan mengimplikasilkan gagasan secara nyata. Bukan berhenti pada gagasan yang liar.
Kaum milenial mesti membuktikan bahwa semua ide dan gagasannya bukan sekedar semangat dan konsep diawang-awang. Dapat diesksekusi oleh siapap un dan di mana pun.
Tepat pada saat ini, kaum milenial terlibat secara milenial sesuai zamannya.