Bersyukur, Pacar Melarangku Lakukan Aborsi

0
358 views
Ilustrasi - Bersyukur karena pacar melarang aborsi.

Renungan Harian
28 Desember 2021
Pesta Para Kanak-Kanak Suci Martir
 
Bacaan I: 1Yoh. 1: 5-2: 2
Injil: Mat. 2: 13-18
 
“ROMO, saya sesungguhnya sudah berniat menjadi pembunuh; pembunuh darah daging saya sendiri. Saat saya tahu bahwa saya hamil, hal yang terlintas dalam diri saya adalah menggugurkan kandungan ini.

Saya bertanya pada teman tentang bagaimana menggugurkan kandungan, dan teman saya memberi tahu di mana saya bisa menggugurkan kandungan.
 
Romo, saat itu rasanya tidak ada pilihan lain bagi saya, selain menggugurkan kandungan. Saya tidak ingin mempermalukan keluarga saya, tidak ingin mempermalukan diri sendiri, pun tidak ingin mempermalukan pacar saya dan keluarganya.

Saya mau menyelesaikan semua sendiri.

Ketika saya menghubungi tempat menggugurkan kandungan, saya ditanya kapan saya terakhir menstruasi, dan saat saya menjawab bulan lalu, saya mendapatkan jawaban bahwa itu mudah dan aman.
 
Di saat saya menimbang-nimbang untuk memantapkan keputusan saya, terbersit dalam diri saya untuk memberitahu pacar saya.

Saya menduga bahwa pacar saya pasti terkejut dan menolak anak ini, jadi keputusan adalah menggugurkan.

Namun dengan memberi tahu pacar minimal ada yang mengantar saya saat menggugurkan.

Maka saya memutuskan untuk bertemu dengan pacar saya untuk memberitahukan keadaan saya.

Romo, ternyata reaksi pacar saya tidak seperti yang saya bayangkan. Pacar saya justru melarang saya untuk menggugurkan kandungan saya.

Ia mengatakan bahwa anak dalam kandungan ini adalah anak kami, dia tidak bersalah. Dia mengatakan: “Kita memang salah dan berdosa, tetapi anak ini tidak bersalah apapun. Jangan kita menambah dosa lagi. Ayo kita hadapi berdua apa pun risikonya.”
 
Romo, saat itu saya merasa seperti orang yang disiram air segar.

Saya bersyukur bahwa saya tidak jadi pembunuh. Saya bersyukur tidak jadi mengorbankan anak yang tidak berdosa ini.

Saya menangis mohon ampun pada Tuhan dan minta maaf pada anak dalam kandungan ini. Hampir saja anak ini menjadi korban demi harga diri orangtuanya dan keluarganya,” seorang pemudi bercerita pada saya.
 
Berapa ratus bahkan ribu anak tak berdosa yang belum sempat melihat dunia, harus menjadi korban demi martabat dan harga diri orangtuanya.

Dan berapa sering keputusan untuk mengorbankan bayi yang tidak berdosa ini diambil dengan mudah sebagai jalan keluar.

Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Matius, Herodes mengorbankan ratusan bayi tidak bersalah demi mengamankan kedudukannya.
 
Pada Pesta Kanak-kanak Suci, ini kiranya kita mengenang ribuan bayi yang menjadi korban pengguguran.

Mereka telah menjadi martir melawan keangkuhan orangtuanya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here