DI dunia kejahatan, apalagi mafia, yang abadi adalah kekuasaan dan uang. Melalui kekuasaan dan uang itulah, manusia dengan gampang menyetir dan disetir. John Connolly (Joel Edgerton) adalah contoh gampang dalam pusaran kejahatan mafia ini.
Awalnya, sebagai agen FBI, ia memanfaatkan pertemanannya dengan James “Whitey” Bulger (Johnny Depp), kawan mainnya saat masih anak-anak, untuk menjerat kawanan mafia Italia yang menguasai Boston. Berkat informasi akurat pemberian Whitey, ia akhirnya berhasil memborgol bos Mafioso kelompok Angiulo Brothers bisa masuk penjara. Dalam sekejap, FBI di Boston langsung mereguk prestasi gemilang.
Namun, karena kuasa dan uang, John dengan mudah menjadi lupa diri. Profesinya sebagai agen FBI yang nota bene juga penegak hukum mulai larut oleh kelekatannya dalam pertemanan dengan Withey. Belum lagi, karena berkat pertemanan itu, dia mereguk banyak keuntungan finansial dan kuasa.
Teguran Marianne, istrinya, agar segera menjauhkan dari Withey tidak dia gubris. Uang dan kuasa telah membuat dia buta bahwa Withey –sekalipun teman baiknya sejak usia dini–,tetaplah seorang ‘bajingan’ bertangan dingin. Whithey tanpa ampun suka membunuh semua orang yang dia anggap musuh atau pengkhianat.
Menguasai Boston
Sebagai anak keturunan Irlandia dan lahir dan besar di kawasan Boston Selatan, Connolly selalu bangga menyebut dirinya sebagai anak Southie. Gairah hidup inilah yang juga ditangkap dan diperdaya oleh Withey yang juga ingin menguasai Boston dan menekuk kalah kelompok Mafioso Italia. Keinginan itu membuncah, setelah bos Mafioso Italia berhasil digaruk oleh FBI melalui Connolly.
Maka, lengkap sudahlah ambisi Withey menguasai dunia hitam Boston berkat jaringan mafianya, Sementara adiknya yang berprofesi sebagai politisi juga berhasil meraih posisi strategis sebagai senator.
Sekali lagi, karena kuasa dan uang, Withey dan Connolly masuk dalam sebuah perangkap kejahatan bernama pembunuhan dan penghilangan jejak kejahatan. Ketika anak buah Withey terlibat dalam sebuah pembunuhan berencana atas pengusaha di Texas, Connolly jadi blingsatan dan tak terkutik.
Sebagai agen FBI dan mengenal sepak-terjang kejahatan Withey, dia semestinya membuka kasus itu. Namun, alih-alih menjerat Withey, dia malah melindunginya dengan alasan Withey telah berjasa bagi FBI dengan menjadikan dirinya informan andal pengendus keberadaan jaringan Mafioso Italia.
Kelakuan main mata Connolly ini juga sangat disadari oleh pemimpin FBI (Kevin Bacon) dan kedua staf senior, termasuk John Morris (David Harbour). Namun, karena kurang ada bukti meyakinkan, FBI juga susah bergerak untuk menguak tabir kongkalingkong kejahatan ini.
Barulah setelah Morris punya nyali untuk membocorkan rahasia ‘pertemanan’ antara Connolly dan Withey ke media massa, maka gegerlah ‘dunia persilatan’ kongkalingkong antara mafia dan FBI.
Di akhir cerita, satu per satu anak buah Withey menyerah kalah pada FBI dan FBI menggunakan informasi mereka untuk menjerat Withey.
Connolly seharusnya naik pamor karena berhasil menjerat bos Mafioso Italia kelompok Angiulo Brothers. Namun, nasib persekongkolannya dengan mafia Withey malah membawanya masuk penjara selama 40 tahun, karena dinilai terlalu melindungi Withey.
Withey yang berhasil sembunyi di California setelah 12 tahun buron akhirnya berhasil ditangkap dan dipenjara seumur hidup.
Film Black Mass yang diangkat dari kisah nyata ini luar biasa bagusnya. Bukan karena banyak dar-der-dor, melainkan lebih karena karakter Withey yang garang dan ganas dengan cemerlang berhasil dibawakan oleh Johnny Depp. Belum lagi, kisah ceritanya yang merangkak pelan-pelan hingga akhirnya satu per satu episode kisah kehidupannya yang penuh kejahatan ini terkuak satu per satu di layar lebar.
Akting agen FBI Morris yang dengan wajah sayu penuh ketakutan digertak Withey adalah satu contoh bagaimana ‘kejamnya’ Withey menguasai emosi lawan bicaranya. Ia tidak hanya kejam meletupkan katup pistol hingga otak manusia tercerai berai karena dihantam timah panas. Tapi, Withey juga kejam menguasai emosi lawan bicaranya dan kemudian menguncinya hingga siapa pun jadi kehilangan nyali bicara.
Inilah hebatnya film Black Mass. Ketika manusia dikuasai uang dan kekuasaan, maka yang ada hanyalah labirin kejahatan itu sendiri. Jadi, jangan sesekali bermain-main dengan kejahatan, kalau tak ingin jatuh ke dalam ‘neraka’ dosa penuh darah. Black Mass adalah contoh kisah nyata tentang kejahatan yang beranak-pinak melahirkan rentetan kejahatan lainnya.