Buah Ketekunan

0
915 views
Ilustrasi: Tekun dan disiplin kerja (Assidous)

Rabu, 20 Oktober 2021

  • Rm. 6:12-18.
  • Mzm.124:1-8.
  • Luk. 12:39-48

MERAIH kesuksesan menjadi tujuan hampir semua orang di dunia ini.

Kesuksesan sebagai apa yang dicita-citakan atau sesuai dengan apa yang diinginkan.

Untuk mencapai kesuksesan, bukan hanya diperlukan kepintaran saja. Namun juga diperlukan sikap tekun untuk menjalaninya. 

Dengan bersikap tekun, kita dapat bertahan ketika harus menghadapi situasi sulit sekalipun.

“Saya awalnya tidak tertarik dengan suami saya, apalagi jatuh cinta,” kata seorang ibu.

“Malahan saya lebih suka dengan sahabatnya,” lanjutnya.

“Namun entah bagaimana lama kelamaan, saya menjadi sangat dekat pada suami saya,” ujarnya.

“Dia orangnya rajin dan sangat perhatian dengan saya, hingga saya dibuatnya nyaman sekali jika dekat dengannya,” lanjutnya.

“Dia tahu bahwa saya suka dengan orang lain, maka dia juga tidak pernah bicara soal cinta denganku,” katanya.

“Dua tahun setelah orang yang aku suka itu memilih menjadi calon imam dan masuk ke seminari, barulah suamiku itu menyatakan rasa cintanya,” sambungnya.

“Sejak saat itulah kami menjalin relasi sebagai kekasih hingga saat ini,” ujarnya.

“Suamiku tekun dan sangat fokus dengan pilihannya, dia telah menyiapkan perasaanku untuk bersamanya,” ujarnya lagi.

“Selama bertahun-tahun, ia mempelajari sikapku dan hingga tanpa saya sadari menjadikan suamiku orang yang penting dalam hidupku,” katanya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian.

Jawab Tuhan: “Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberi makanan kepada mereka pada waktunya?

Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.”

Zaman sekarang ini sulit mendapatkan orang yang tekun, jujur, dan setia. 

Banyak orang yang cenderung memikirkan kepentingan diri sendiri terlebih dahulu daripada mendahulukan kepentingan orang lain bahkan ada sebagian justru makin tamak dan rakus.

Dalam bacaan Injil, kita bisa belajar bahwa bagi orang yang setia kepada Tuhan, mereka tahu harus mempersiapkan dirinya bila sewaktu-waktu Tuhan mengutus mereka melaksanakan tugas pengutusan.

Mereka harus tekun, jujur dan setia dalam kehidupan sehari-hari hingga tidak lalai menjaga hatinya untuk tetap fokus pada kehendak Tuhan.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku tekun dalam menjalani kehidupan ini?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here