“Datang dan Lihatlah”: Semangat Hari Komsos Sedunia, Wujud Kasih tak Kenal Batas

0
261 views
"Datang dan Lihatlah", Semangat Hari Komsos Sedunia, Wujud Kasih tak Kenal Batas. (Lidwina Nathania)

HUJAN sore itu masih tetap deras mengguyur kawasan permukiman penduduk di Tanjung Priok dan sekitarnya.

Namun alam yang tengah tak bersahabat itu tak sampai menghalangi niatku dan kawan-kawan Komunitas Sosial Vinsensius yang ingin melakukan sesuatu yang berarti untuk sesama.

Kami ingin datang mengunjungi dan menjumpai anak-anak difabel di Griya Kasih, lembaga amal kasih kemanusiaan besutan para Suster ALMA. Lokasinya di Cilincing, Jakarta Utara.

Setelah merapikan bingkisan tanda kasih yang telah disiapkan, kami langsung melakukan perjalanan mendatangi Griya Kasih.

Perjalanan menembus hujan  sungguh terasa tidak sia-sia. Itu karena kami disambut hangat. Tampil dengan wajah ceria dan senyuman hangat anak-anak difabel yang gembira menyambut kedatangan kami.

Saling kenal dalam kasih

Kegiatan pertama kami diawali  dengan acara perkenalan. Kami ingin kenal dengan anak-anak difabel dan mereka juga ingin tahu kenal siapa rombongan kami ini.

Saat itu, anak-anak berkebutuhan khusus itu tengah didampingi oleh para ibunya.

Perasanku tersentuh saat  pandangan mengarah pada sahabat-sahabat difabel. Mereka mengalami kondisi fisik mereka tidak “sempurna” seperti kami punya. Mereka itu penyandang keterbatasan tubuh seperti tunanetra, tunarungu, tunawicara, dan tunagrahita.

Kami bersyukur bahwa tubuh kami “lengkap” dan berfungsi dengan sangat sempurna.

Anak-anak difabel tersebut berada dalam asuhan para suster Kongregasi ALMA (Asosiasi Lembaga Misionaris Awam).

Menghibur anak-anak berkebutuhan khusus di Griya Kasih, Cilincing, Jakarta Utara. (Lidwina Nathania)

Sungguh pemandangan yang mengharukan buatku. Dapat dibayangkan betapa besarnya semangat tabah dan sabar para orangtua yang sedemikian penuh kasih sayang dan tekun dalam mengasuh, membesarkan anak-anaknya.

Semua dilakukan dengan cinta sempuran seorang ibu kepada anak-anaknya yang mengalami ketidaksempurnaan fisiknya.

Itu luar biasa.

Menghibur dan bercanda

Mereka tampak tampil sangat riang gembira, saat kami mulai mengisi acara dengan melakukan permainan tebak lagu. Mereka bisa larut dalam tawa bahagia bersama kami.

An adalah seorang anak tunanetra. Meski begitu, ia ingin tampil dengan penuh keceriaan dan berusaha menghibur kami.

Ia maju menyanyikan lagu Jangan Menyerah – sebuah lagu yang mengandung arti ketegaran dalam mengarungi kehidupan dengan segala tantangannya.

Kami bisa larut dalam rasa haru. Terutama menyaksikan ketabahan Anisa dan kawaan-kawannya yang punya kondisi tubuh tidak sempurna.

Karya amal kasih kemanusiaan oleh para suster Kongregasi ALMA di Griya Kasih, Cilincing, Jakarta Utara. (Lidwina Nathania)

Sebagai penanggungjawab Griya Kasih, Suster Yohana ALMA lalu menuturkan kisahnya sebagai berikut.

Anak-anak asuhannya setiap hari selalu mendapat pendampingan terapi. Program ini  dilakukan sesuai kebutuhan masing-masing anak.

Dalam mengampu karya amal kasih kemanusiaan ini, dua suster Kongregasi Alma ini dibantu oleh para tenaga terapis yang sudah terlatih meladeni anak-anak berkebutuhan khusus.

Para terapis itu setia mengunjungi anak-anak berkebutuhan khusus ini di rumahnya masing-masing. Mereka membantu kaum difabel ini dengan cara memberi program terapi untuk mereka.

Menurut Sr. Yohana ALMA, setiap bulan sekali keluarga para difabel berkumpul di susteran untuk mempererat  persaudaraan diantara mereka.

Dalam pertemuan bulanan tersebut, para suster selalu menyediakan makanan gizi yang layak seperti kacang hijau, susu untuk perbaikan gizi anak-anak asuhannya.

Spiritualitas Santo Vincentius a Paolo

Misi karya amal para suster ALMA ini rupanya terinspirasi dari spiritualitas Santo Vinsensius a Paolo dan menjadikannya santo pelindung.

Dalam hidupnya, Santo Vincentius a Paolo selalu berkarya untuk orang miskin dan bersedia menjadikan kaum miskin papa itu sebagai “tuannya”.

Yayasan ALMA resmi didirikan tahun 1967 oleh seorang imam misionaris Belanda bernama Romo Paulus Hendrikus Jansen CM. Ia adalah imam Kongregasi Misi yang selama hidupnya banyak berkarya di Malang.

Karya ALMA bagi anak-anak berkebutuhan khusus ini sudah menyebar diberbagai daerah. Di antaranya di Jakarta, Malang, Kediri, dan Kupang.

Sepulangnya dari menjumpai anak-anak disabilitas itu, kami sama-sama merasakan kesan yang sangat mendalam. Sebuah perjumpaan kasih yang tak mudah terlupakan.

Pengalaman sederhana itu lalu mengajari kami bahwa setiap mahluk yang Tuhan ciptakan adalah baik adanya.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya pula kita selalu sukacita mau menolong sesama yang tercipta dengan kekurangan fisik. Juga mudah tergerak dan termotivasi untuk mau  mengangkat martabat mereka sebagai manusia yang juga layak mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang lain.

Ini agar mereka dapat tumbuh menjadi pribadi yang ceria dan bahagia sesuai citra-Nya.

Datang dan lihatlah

Pesan Bapa Suci Paus Fransiskus di Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-55 Tahun 2021 ini mengajak kita semua “untuk pergi bergerak, melihat sendiri dan tinggal bersama orang-orang, mendengarkan kisah-kisah mereka dan mengumpulkan pelbagai pendapat atas realita yang akan selalu mengejutkan.”

Di masa pandemi ini, peran komunikasi menjadi sangat penting, selain tersedianya alat-alat komunikasi berupa aplikasi.

Namun, komunikasi  riil menjumpai orang-orang “di lapangan” itu jauh lebih penting dan berdaya guna.

Inilah sebuah karya nyata di mana kita datang mengunjungi dan menyapa sesama yang membutuhkan kehadiran kita juga perlu.

Hal macam itu layak kita lakukan sebagai bentuk menghayati ajakan pastoral Paus Fransiskus: “Lihat dan datanglah”.

Tentu harus tetap tertib melakoni protokol kesehatan.

Semoga kasih Kristus senantiasa mengobarkan semangat kita untuk berani terlibat menjadi saluran berkat bagi sesama.

Jakarta, 14 Mei 2021

Lidwina Nathania

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here