Emanuel Suri, Juara 4 Lomba Pidato Tingkat Nasional

0
450 views

WALAUPUN tertantang dengan segala keterbatasan di sekolah perbatasan, SDN Nokarwek, Kabupaten Belu, ternyata tak mempengaruhi daya juang Emanuel Suri dalam meraih hasil prima di tingkat nasional. Berbekal bakat dan  kerja keras, Emanuel berhasil merebut juara 4 lomba pidato tingkat nasional, di Manado, Kamis, (1/9/2016).

Ketika pengumuman hasil juara lomba tanpa disebut juara 4, ia sempat menangis karena tak bisa menerima piala. Namun kegembiraan tetap melekat dalam hati Eman. Baginya meraih juara harapan satu cukup memuaskan, apalagi lomba di tingkat nasional. Belajar banyak hal terlebih dari prestasi teman-teman di setiap provinsi. “Ketika mendengar saya juara 4 dari panitia namun tidak terima piala, saya sedih sekali. Maunya pulang ke NTT dan Belu terlebih sekolah saya bisa menjadi bukti. Namun saya terima saja jika kerja panitia seperti itu. Piagam kecil dibawa pulang. Sekaligus sebagai bukti hasil perjuangan keras selama ini. Terima kasih kepada para guru, teman-teman sekolah dan semua saja yang telah memberi dukungan sehingga saya bisa tampil dengan hasil yang cukup memuaskan,” kata Suri.

Kebanggaan tak bisa disembunyikan oleh guru pendamping, Emilia Yonita Mau saat mendengar anak asuhannya mendapat juara harapan satu (4). Bisa dibayangkan anak di sekolah pedalaman tapi masih bisa bersaing di tingkat nasional. “Tentu kami senang. Emanuel bisa mengangkat nama NTT, terlebih Kabupaten Belu. Prestasinya membanggakan kami. Ini menjadi motivasi bagi teman-teman di sekolah untuk berjuang karena kemampuan dalam diri anak-anak  sudah ada tinggal dikembangkan saja. Harapan kami para guru yang utus saya agar ada generasi penerus selain Emanuel Suri. Yakin saja pasti bisa,” kata Mau setelah acara pengumuman hasil lomba.

RD Ino dan Emanuel Suri (kanan)
RD Ino dan Emanuel Suri (kanan)

Ungkapan kekecawaan juga dari peserta yang tidak mendapat juara 1-3. Pasalnya panitia tidak memberi piagam penghargaan. Emilia melanjutkan jika kerja panitia tidak profesional. ” Kegiatan lomba pidato tingkat nasional ini gaungnya besar namun actionnya sangat tidak profesional. Masa anak-anak yang mendapat juara 10 besat tidak diberi piagam penghargaan? Harus berpikir kreatif. Piagam lebih penting daripada uang, karena sebagai bukti untuk dibawa pulang ke sekolah sekaligus untuk memotivasi teman-teman. Bukan semua harus berpikir uang semata. Uang dipakai semenit bisa habis namun piagam akan tertinggal selamanya,” ungkapnya penuh kekesalan.

Berjalannya Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) sesuai dengan agenda kegiatan. Para peserta dari 34 provinsi di Indonesia terlibat. Direncanakan tahun depan 2017, kegiatan FLS2N akan berlangsung di Kupang, NTT jika tidak ditemui kendala.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here